Lutut Bertahan 20 Tahun Lebih Lama!

Wu Guobin (Direktur Klinik Pengobatan Tradisional Tiongkok Xin Yi Tang) mengisahkan

Penyusun artikel: Li Xing

Banyak orang pernah mengalami sakit pada sendi lutut, khususnya bagi yang berusia lanjut sendi lututnya akan semakin memburuk, acap kali menyebabkan tidak lancar dalam berjalan, yang paling parah lagi mungkin harus diganti dengan sendi lutut buatan. Ada yang menempelkan koyo untuk meredakan nyeri sementara, tetapi cara ini mungkin hanya mengobati gejala dan tidak bisa menghilangkan penyebabnya.

Dokter PTT (Pengobatan Tradisional Tiongkok) bernama Wu Guobin selaku Direktur Klinik Xin Yi Tang yang berpengalaman mengobati nyeri sendi, memperagakan 4 cara terapi persendian lutut yang dapat dilakukan sendiri di rumah. Ia menjelaskan, melakukan gerakan ini dengan serius, maka sendi lutut dapat digunakan 20 tahun lebih lama. Berikut ini adalah intisari dari wawancara dengan Dokter Wu Guobin:

Penyebab Sakit Lutut Yang Kerap Dijumpai, Masalahnya Belum Tentu Pada Lutut

Penyebab nyeri lutut, selain cedera akibat kecelakaan, yang paling sering dijumpai adalah Ostheoarthritis.

Menurut pengamatan klinis saya, jika lutut kedua kaki mengalami nyeri bersamaan, penyebabnya biasanya dikategorikan sebagai penyakit dalam; jika sejak awal hanya mengalami nyeri pada salah satu lutut saja, lalu perlahan merambat ke lutut yang lain, maka kemungkinan ditimbulkan oleh miringnya panggul (pelvis) atau dislokasi tulang paha (caput femoris).

Postur tubuh sehari-hari yang tidak baik, dapat menyebabkan miringnya panggul dan tulang paha, mengakibatkan salah satu sisi sendi lutut tertekan perlahan, dan lama kelamaan menyebabkan nyeri. Untuk mengurangi rasa sakit, kaki sisi lain tanpa disadari akan mengeluarkan tenaga ekstra, perlahan-lahan sendi lutut pada kaki lainnya juga ikut cedera.

Kunci Memperbaiki Nyeri Sendi Lutut

Bagaimana mengobati nyeri lutut? Sebenarnya, mengobati nyeri lutut tidak bisa dibatasi hanya pada sendi lutut saja, harus mempertimbangkan masalah struktur secara keseluruhan. Jika hanya memberi obat atau terapi tusuk jarum di bagian tertentu, tidak akan dapat mencapai hasil yang ideal.

Contoh, ada orang merasa pergelangan kaki tidak nyaman, dan terpincang-pincang saat berjalan. Dalam jangka waktu panjang, akibat tenaga tarikan otot yang tidak tepat, maka sendi lutut pun akan tertekan dan sakit. Dalam kondisi ini, seharusnya diutamakan mengobati masalah pergelangan kaki, baru dapat mengobati sakit lutut secara tuntas.

Selain itu, seluruh sendi menyukai kondisi hangat, dan bukan kondisi dingin, kompres dingin apapun dapat menimbulkan cedera pada persendian. Mengenai nyeri sendi, prinsip dalam ilmu PTT adalah “jika tidak lancar maka akan sakit”, oleh sebab itu akan lebih baik mengobati nyeri sendi dengan cara melancarkan.

4 Jurus Tinggalkan Nyeri Lutut, Agar Lutut Dapat Digunakan 20 Tahun Lebih Lama

1. Memijat Simpul Otot Fossa Popliteal

Ada yang mengalami sakit lutut, bahkan tidak mampu berjongkok, bagi yang parah bahkan pada kapsul sendinya mengalami hidroartrosis, radang, dan bengkak. Biasanya orang seperti ini, di tengah Fossa Popliteal (bagian lengkung di belakang lutut), atau dalam ilmu PTT pada titik akupunktur Weizhong, akan timbul titik berkumpulnya urat dan jika ditekan akan terasa sakit sekali.

Oleh karena itu, orang yang menderita sakit lutut, seharusnya melakukan terapi mandiri dimulai dari bagian Fossa Popliteal lutut lebih dulu. Caranya sangat mudah, cukup dengan memijat kumpulan otot pada titik Weizhong, tingkat tekanan pada sendi lutut pun akan mereda, dan berubah menjadi lebih lincah. Dengan demikian, juga dapat mengurangi degradasi pada sendi lutut.

Orang yang menderita sakit lutut, seharusnya melakukan terapi sendiri dimulai pada titik Weizhong dari Fossa Popliteal lutut. (@health1plus1/Epoch Times)

2. Cengkeram Sendi Lutut

Sendi lutut terletak di antara tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia), menjepit jaringan tulang rawan yang disebut “meniscus”, dan di depan meniscus dalam (medial) terdapat suatu struktur membran sinovial yang semi-transparan, disebut “medial plica” (sindrom plica, red.).

Jika sendi lutut mengalami tekanan yang berat, juga memungkinkan menimbulkan radang pada membran sinovial, yang mengakibatkan sakit pada bagian tertentu. Pada kondisi itu, kita bisa memijat perlahan bagian sisi dalam lutut. Juga bisa menggunakan tangan mencengkeram sendi lutut, lalu digerakkan secara perlahan, untuk meredakan sindrom plica.

Tangan mencengkeram ringan sendi lutut, lalu digerakkan secara perlahan. (@health1plus1/Epoch Times)

3. Tekuk Kaki, Tekan Kaki, Tarik Kaki

Memperkuat ligament otot pada sendi lutut, juga sangat membantu dalam mengobati sendi lutut. Berikut adalah 3 gerakan yang sederhana:

3 langkah menekuk kaki, menekan kaki, dan menarik kaki, dapat menguatkan ligamen otot pada sendi lutut. (@health1plus1/Epoch Times)

Menekuk kaki: memperkuat otot quadriceps paha.

  1. Kaki diluruskan, angkat lalu tekuk telapak kaki ke arah Anda, tahan sekitar 10 detik lalu letakkan.
  2. Gerakkan lutut sejenak.
  3. Lalu ulangi lagi gerakan #1. dilakukan sebanyak 10~20 kali.

Menekan kaki: melenturkan kumpulan otot fossa popliteal.

  1. Kaki diluruskan, letakkan di atas kursi lain, lutut mengambang di udara (di bawah lutut tidak ada kursi).
  2. Kedua tangan menekan lutut selama 30 detik lalu kendorkan.
  3. Gerakkan lutut sejenak, lalu ulangi lagi gerakan #1 di atas.

Menarik kaki: Mengendurkan sendi lutut yang tegang.

Saat sendi lutut sangat tegang, akan sulit untuk menariknya hanya dengan mengandalkan tenaga kaki. Oleh sebab itu, kita bisa melakukan seperti ini:

  1. Tekan pergelangan kaki ke arah paha dengan tangan, tahan selama 30 detik.
  2. Lalu gerakkan lutut sejenak, kemudian ulangi gerakan #1.

4. Metode Menarik Otot

Orang yang sakit pada sendi lutut, harus melenturkan otot, dan meregangkan otot adalah cara yang paling baik, karena “otot tumbuh 1 inci, usia bertambah 10 tahun”. Tapi, ada banyak cara untuk meregangkan otot, bagaimana agar dapat mencapai hasil yang ideal?

Di tengah masyarakat mungkin akan merekomendasikan cara meregangkan otot dengan langsung meluruskan kaki, lalu membungkukkan badan (gambar bawah, kiri). Tapi bagi orang yang tulang punggungnya kurang baik, cara membungkukkan badan seperti ini akan membuatnya sangat tidak nyaman, oleh sebab itu saya tidak begitu menganjurkan cara ini.

Menurut saya cara meregangkan otot yang terbaik adalah dengan metode “kursi peregang otot” yang dikembangkan oleh dokter terkenal Hong Kong yakni Chu Tsang Cheung, keunikan dari cara ini adalah tulang punggung tetap dalam keadaan rata dan lurus, oleh sebab itu tidak akan melukai tulang punggung. (gambar bawah, kanan)

Sering meregangkan otot sangat membantu meredakan nyeri sendi lutut. (@health1plus1/Epoch Times)

Cara menggunakan kursi peregang otot:

  1. Berbaring pada dipan yang memiliki tiang tegak lurus, satu kaki dinaikkan menempel pada tiang tersebut, kaki lainnya diletakkan secara alami dan ditekuk.
  2. Kedua tangan menjulur lurus di belakang. (pada saat itu akan terasa otot pada kedua sisi dalam kaki ditarik.)
  3. Pertahankan posisi meregangkan otot ini selama 10 menit.
  4. Setelah selesai, ganti dengan kaki lain diletakkan menempel pada tiang tersebut. Ulangi gerakan #1~#3.

Jika tidak memiliki dipan seperti pada gambar, bisa dengan cara menyusun 2-3 kursi di dekat pintu, lalu berbaring lurus di atas kursi. Satu kaki dinaikkan ke kusen pintu, lalu kaki lain menekuk di luar pintu, maka juga dapat dicapai hasil peregangan yang serupa.

Saya pernah didatangi sepasang suami istri berusia 70 tahun lebih, pinggang mereka sering terasa sakit, juga mengalami gejala Skiatika, rasa sakit menjalar melalui kaki terus ke bawah. Kedua suami istri agak bungkuk, otot punggung sangat kaku. Setelah saya memperkenalkan metode kursi peregang otot, mereka pun membeli sebuah dipan itu secara online, lalu melakukannya setiap hari di rumah.

Perlahan-lahan, mereka tidak hanya merasakan otot sekujur tubuh menjadi rileks, dan energik, bahkan berjalan kaki pun menjadi lebih cepat. Yang lebih mengejutkan lagi adalah, masalah punggung mereka yang bungkuk juga ikut membaik.

Tadinya setiap minggu mereka harus memeriksakan diri ke klinik saya sebanyak 3 kali seminggu, setelah mulai berlatih meregangkan otot, frekuensi berobat pun semakin berkurang, menjadi 2 kali lalu menjadi hanya 1 kali seminggu. Hingga sekarang, mereka hanya datang sebulan sekali untuk diperiksa secara mendasar. (sud)