Pria Chongqing yang Berorasi Anti-Kebijakan Nol Kasus COVID-19 Ditangkap Pihak Berwenang Tetapi Diselamatkan Warga

NTD

Kebijakan Nol Kasus yang dipaksakan oleh rezim Xi Jinping dalam mencegah penyebaran epidemi semakin mendapat perlawanan dari masyarakat. Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa seorang pria di Chongqing, Tiongkok yang menyampaikan orasi tentang anti kebijakan tersebut mampu beresonansi karena seirama dengan suara hati warga komunitas. Setelah itu, polisi berusaha menangkapnya, namun berhasil diselamatkan oleh warga setempat.

Pada 24 November, beberapa video postingan netizen yang menjadi viral menunjukkan bahwa di depan pos pemeriksaan untuk mencegah epidemi di sebuah komunitas di Kota Chongqing, terlihat seorang pria dengan tas punggung sedang berorasi di depan sekelompok warga, Ia mengkritik kebijakan pencegahan epidemi pihak berwenang. Warga yang menonton terus memberikan tanggapan positif, dan ada orang yang menyebutnya sebagai “pahlawan besar”.

Video tersebut menunjukkan bahwa pria tersebut mungkin sebelumnya telah berselisih paham dengan petugas pencegahan epidemi, sehingga orasinya menarik perhatian warga untuk mendekat dan menonton. Pria tersebut mengeluh bahwa lockdown ketat telah menyebabkan harga sayuran melonjak tinggi, dan perusahaan asam nukleat mendapat untung besar dari kebijakan tersebut dan seterusnya.

Dia mengatakan : “Hanya ada satu penyakit di dunia, yaitu tanpa kebebasan dan kemiskinan”. Dia juga berulang kali meneriakkan “Tanpa kebebasan lebih baik saya mati”. Selain itu ia pun dengan blak-blakan mengatakan bahwa alasan mengapa pemerintah Tiongkok masih terus menyiksa rakyatnya dalam berperang melawan flu ringan (mengacu pada virus dengan toksisitas yang melemah) ?” Itu karena, pemerintah sendiri sudah sadar bahwa kebijakannya itu salah tetapi mereka tidak mau mengakui kesalahan. Karena begitu mengakuinya, mereka harus memikul tanggung jawab yang setimpal.

Dia juga menyinggung soal jalan-jalan di Hongkong sudah ramai dengan lalu lintas, dan penonton sudah memenuhi stadion Piala Dunia. Beberapa bintang yang pernah positif COVID-19 sekarang dalam kondisi segar bugar. Dia juga bertanya kepada penonton apakah mereka ingin keluar dari komunitas untuk bermain bola basket sekaligus menyembuhkan “influenza tak berarti” ini, dan seterusnya.

Video selanjutnya menunjukkan bahwa setelah orasi, beberapa orang petugas keamanan mencoba untuk mengendalikan pria tersebut dan memasukkannya ke dalam mobil mereka. Para warga yang menonton di sana segera berteriak : “Jangan menggunakan kekerasan” dan “jangan impulsif”, saat itu kerumunan warga menjadi lebih besar. Sambil melawan petugas keamanan yang mau membawanya, pria itu berteriak “tolong saya” kepada warga. Secara spontan beberapa warga maju untuk menyelamatkannya, merebut pria itu dari tangan polisi dan bergegas pergi, massa yang memenangkan perebutan bersorak gembira.

Saat video tersebut diposting online, netizen memuji keberanian pria tersebut serta warga masyarakat di sana. Tetapi beberapa netizen khawatir pria ini mungkin tidak akan lolos dari nasib tertangkap, karena pemerintah Tiongkok tidak memiliki “tradisi” untuk mengakui kekalahan kepada rakyat.

Pada 22 November dini hari, warga Komunitas Lizhiyuan di Distrik Shapingba, Chongqing berhasil menyelamatkan 2 orang tertuduh “positif terinfeksi” yang sedang dibawa oleh petugas berwenang menuju tempat isolasi terpusat dan menyiarkan secara langsung tes antigen terhadap keduanya yang hasilnya ternyata negatif. Akhirnya kedua orang tersebut dibebaskan oleh petugas. Meskipun hal ini sempat memicu opini publik, tetapi pihak berwenang masih berusaha untuk “mengklarifikasi desas-desus” dengan mengatakan bahwa di komunitas Lizhiyuan “tidak ada kasus positif palsu”, dan kedua orang yang “positif” itu sudah dibawa ke isolasi terpusat untuk menjalani karantina. Padahal keduanya malam itu juga telah dibebaskan. (sin)