Petugas Ber-APD di Hubei, Tiongkok Berdemo Menuntut Pembayaran Upah, Mengancam Lompat dari Gedung

NTD

Gara-gara tekanan ekonomi serta pengaruh dari Gerakan Kertas Putih yang terjadi di berbagai kota dan provinsi, otoritas PKT baru-baru ini secara bertahap melonggarkan kebijakan blokade ketat. Namun hal ini jelas berdampak terhadap para personel swasta ber-APD yang sudah bekerja untuk membantu otoritas berwenang dalam mencegah penyebaran epidemi selama 3 tahun terakhir ini. Mereka ini bakal kehilangan pekerjaan, kehilangan sumber penghasilan. Selain itu, karena kas pemda sudah kosong sehingga tidak mampu membayar upah mereka, lembaga asam nukleat pun tidak bisa mendapatkan biaya pengujian, sehingga unjuk rasa para personel ber-APD untuk menuntut hak upah mereka pun muncul di mana-mana.

Pada 7 Desember, sebuah video di Internet yang diduga memperlihatkan para personel ber-APD di Provinsi Hubei sedang menuntut pembayaran upah mereka yang ditunggak dengan mengancam akan melompat dari sebuah gedung. 

Video itu memperlihatkan sekelompok personel ber-APD, ada yang duduk, ada yang berdiri di atap gedung untuk meminta pembayaran upah, sementara itu warga yang berada di bawah gedung memanfaatkan kesempatan itu untuk mencemooh mereka.

Seorang pengguna Weibo memposting komentarnya : Para personel ber-APD itu memprotes karena upah yang dijanjikan otoritas telah dikurangi. Saya dengar upah sehari RMB. 400,- yang dijanjikan telah berubah menjadi RMB. 100,- !”

Metode pemberantasan epidemi yang dilakukan PKT telah menyebabkan ketidakpuasan masyarakat Tiongkok, karena itulah Revolusi Kertas Putih berkobar. Pengujian asam nukleat yang tanpa henti-hentinya dan lockdown ketat juga telah menyebabkan utang pemerintah daerah menumpuk. 

Menurut data resmi PKT, sejak merebaknya epidemi hingga April tahun ini, Tiongkok telah melaksanakan 11,5 miliar kali tes asam nukleat, tetapi jumlah sebenarnya mungkin lebih besar, sedangkan biaya pengujian sulit diukur. Menurut perkiraan bahwa total biaya untuk tes asam nukleat di seluruh Tiongkok dari  Juni hingga Desember tahun ini saja sudah mencapai lebih dari RMB. 46 miliar.

Menurut data resmi dari PKT, dari bulan Januari hingga Oktober 2022, pengeluaran untuk perawatan kesehatan terkait epidemi telah meningkat sebesar 13%, mencapai RMB. 1,75 triliun. Pada saat yang sama, karena kegiatan ekonomi terhenti akibat wabah, pemerintah daerah mengalami penurunan yang signifikan dalam pendapatan dan melonjaknya utang.

Sebelumnya, juga muncul rekaman video personil ber-APD di Kota Shanghai dan Tangshan yang turun ke jalan untuk menuntut pembayaran upah.

Baru-baru ini, karyawan Perusahaan Pengujian Asam Nukleat Medis Wuhan Qianmai juga memasang spanduk untuk meminta pembayaran upah mereka lantaran perusahaan terus menunggak.

Ada juga video yang memperlihatkan, para personel ber-APD di Kota Hefei, Provinsi Anhui yang khawatir menghadapi PHK.

Para personel yang seluruh tubuhnya terbungkus dalam alat pelindung diri adalah para petugas yang ditempatkan oleh PKT pada garis paling depan dalam menerapkan kebijakan Nol Kasus yang ekstrem. Tindakan mereka yang sombong telah menimbulkan kritikan dan kemarahan ribuan warga sipil Tiongkok. Kini mereka sedang menghadapi kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan. Karena itu banyak warga yang mensyukuri mereka bakal susah karenanya. (sin)