Banyak Selebritas Sastra dan Seni PKT Termasuk Aktor Pemeran Mao Zedong Meninggal Dunia

oleh Li Yun

Jumlah kasus wabah COVID-19 di daratan Tiongkok terus meningkat tajam, bahkan sejumlah besar selebritas sastra dan seni Partai Komunis Tiongkok terinfeksi dan meninggal dunia, termasuk para aktor yang memerankan pemimpin PKT seperti Mao Zedong dan Dong Biwu. Menurut analisis, para pengikut PKT, serta mereka-mereka yang dalam waktu lama ikut serta dalam propaganda palsu PKT telah menjadi kelompok kunci berisiko tinggi tertimpa bencana berupa terinfeksi virus Wuhan (COVID-19) dan kematian.

Jumlah infeksi dan kematian di Tiongkok masih terus melonjak, dan berita duka orang-orang terkenal dari semua lapisan masyarakat jadi menduduki urutan atas pada pencarian panas di Internet Tiongkok.

Dalam pencarian panas 27 Desember terdapat arsitek terkenal Guan Zhaoye, pemain curling Wang Yibo dan lainnya.

Selebriti di kalangan sastra dan seni yang meninggal pada 26 Desember, termasuk : Yan Dingxian, mantan direktur Studio Film Animasi Shanghai. Li Changle, artis pertunjukan di Studio Film Beijing. Yang meninggal pada 25 Desember termasuk Zhang Mu, Direktur Rombongan Opera Teater dan Tari Nasional Tiongkok, serta lainnya.

Artis Tiongkok Tong Yimin mengatakan : “Hampir semua selebriti itu adalah anggota, pendukung dan pengikut setia Partai Komunis Tiongkok”.

Contohnya, kedua selebriti seni seperti Yan Dingxian, yang meninggal pada 26 Desember, dan Wang Wenjiao yang meninggal pada 25 Desember, keduanya adalah anggota setia PKT. Zhang Mu, yang meninggal pada 25 Desember, pernah berperan sebagai Mao Zedong. Zheng Rong, artis pertunjukan Seni Rakyat Beijing yang meninggal karena sakit pada 24 Desember, telah berkali-kali memerankan figur pemimpin Partai Komunis Tiongkok Dong Biwu.

Yan Dingxian, mantan direktur Studio Film Animasi Shanghai. Li Changle, artis pertunjukan di Studio Film Beijing

Para selebriti yang meninggal seperti Yang Linzeng, dramawan asal Henan, Cheng Jinghua, seorang aktris Opera Peking yang terkenal, Wang Xizhong, ahli tata rias film dan televisi Tiongkok generasi pertama, Chen Jingliang, mantan direktur Arsip Film Tiongkok, dan Yang Da, aktor nasional kelas satu Tiongkok, yang semasa hidup mereka ini semuanya berpartisipasi dalam propaganda merah Partai Komunis Tiongkok.

Tong Yimin mengatakan : “Sejak zaman kuno, para sastrawan harus memiliki pribadi yang pantang menyerah, mandiri, beriman dan berpikiran jauh ke depan, tidak cuma asal ikut-ikutan. Namun, para selebriti di kalangan sastra dan seni Tiongkok ini malah terbiasa dengan mengikuti kemauan dari skanario yang disetujui PKT, berpartisipasi dalam penipuan terhadap rakyat Tiongkok, ikut menutupi kejahatan PKT. Perbuatan mereka membuat orang percaya terhadap kebohongan PKT secara tidak sadar dalam proses membaca atau melihat karya sastra mereka”.

Tong Yimin mengatakan bahwa dibandingkan dengan propaganda PKT, propaganda sastra dan seni yang terselubung ini sifat penipuannya lebih kuat.

Menurut dia, “Walaupun sastrawan ini menikmati kesejahteraan tertentu dari PKT, tapi bagaimanapun juga mereka bukanlah kelas elit. Mereka tidak bisa tinggal di bangsal khusus rumah sakit, mereka harus pergi ke apotek untuk ikut “merebut” obat, dan jenazah mereka tidak bisa dikremasi di luar antrean. Ketika mereka hidup dengan bersandar kepada PKT, mereka mungkin saja tidak pernah terbayangkan bahwa diri dan keluarganya juga menjadi korban PKT, bahkan ikut mendapat kutukan.”

Gu Guoping, seorang pensiunan dosen perguruan tinggi di Shanghai mengatakan : “Secara moral sebenarnya kita perlu bersimpati terhadap kematian mereka, tetapi dilihat dari intinya, itu juga merupakan semacam sebab akibat atau karma. Karena mereka telah membantu PKT menipu rakyat dan berbuat kejahatan. Karena itulah Tuhan menghukum mereka melalui virus. Saya pikir Tuhan yang Maha Tahu tidak menghendaki hal itu. Oleh karenanya setiap orang harus melakukan perbuatan baik untuk mengumpulkan de atau karma positif”.

公開資訊消息,疫情下,中共官員及各界專家學者也大批病死。過去3個月內,87名清華大學教職工病亡;2022年以來,100多名北大教職工病亡;50多名院士病亡。

Menurut informasi publik, sejumlah besar pejabat PKT, pakar serta cendekiawan pro-PKT juga meninggal setelah terserang epidemi. Dalam 3 bulan terakhir, ada 87 orang staf dan dosen Universitas Tsinghua meninggal dunia. Sejak awal tahun 2022, sudah ada lebih dari 100 orang staf dan dosen Universitas Peking meninggal dunia. Lebih dari 50 orang akademisi meninggal juga karena sakit.

Dalam hal kedokteran, Tang Weiguo, ketua Kehua Biotechnology, yang meluncurkan kit deteksi antigen cepat. Jiang Hualiang, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang mempromosikan obat oral “Shuanghuanglian” untuk mencegah serangan virus COVID-19 juga menemui ajal karena sakit selama epidemi merajalela di Tiongkok.

Selain itu, selama epidemi ini ada banyak tokoh masyarakat yang terinfeksi serius. Termasuk Fang Binxing, penggagas firewall PKT. Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi Global Times. He Zuoxiu, akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, dan lainnya. Zhao Lijian, serigala perang dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok juga diduga terinfeksi. Sebelumnya, istrinya telah mengeluh melalui Weibo bahwa dia tidak bisa mendapatkan obat penurun demam karena semua apotik kosong persediaan. Anggota Komite Tetap PKT Wang Huning, Zhao Leji dan pejabat senior lainnya juga dikabarkan positif terinfeksi.

Mrs. Liu, seorang pensiunan dosen universitas di daratan Tiongkok mengatakan : “Virus ini ditujukan untuk PKT, jadi pejabat tingkat tinggi PKT tidak terhindarkan pasti terinfeksi. Saat ini, tingkat kematian akibat wabah belum begitu tinggi. Saya pikir itu merupakan sinyal peringatan kepada mereka yang masih berada dalam barisan PKT. Jika mereka tidak segera mundur dari keanggotaan PKT, lihat saja nanti apa yang bakal mereka hadapi”.

Mrs. Liu menunjukkan bahwa PKT selama ini terus melakukan kejahatan, sehingga ia sudah waktunya untuk dimusnahkan. Segera jauhi PKT, hindari diri menjadi bekal kuburnya PKT.

Pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi dalam artikelnya pada  Maret 2020 yang berjudul “Rasional” menyatakan dengan jelas : “Sesungguhnya wabah itu sendiri justru datang ditujukan pada hati – moralitas manusia yang telah rusak – karma yang telah membesar”. ” Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, ‘diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah’, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab”. (sin)