Antara Nyata dan Legenda Mengungkap Misteri Sinterklas

Fu Yao

Sinterklas atau Santa Claus yang terkait dengan agama Nasrani bersama Dewa Usia dalam budaya Timur adalah tokoh legenda yang disukai masyarakat. 

Berbeda dengan Dewa Usia dalam budaya Timur yang hanya tersimpan dalam legenda, bedanya ialah setiap tahun dalam perayaan Natal, di semua tempat di seluruh dunia jutaan Sinterklas akan muncul di kehidupan nyata dan merayakan Natal bersama semua masyarakat. 

Apakah Sinterklas benar-benar ada? Terlepas apakah Sinterklas diperankan oleh manusia tetapi bagaimana pun dalam semalam ia telah secara ajaib mewujudkan impian setiap anak-anak, yang menerima hadiah yang telah dinanti-nantikan siang dan malam. Kehidupan setiap keluarga Nasrani tidak bisa terlepas dari sosok dewa tua yang berwajah belas kasih, dan begitu polos itu.

Menurut legenda Sinterklas dikisahkan sebagai seorang tua misterius berjenggot putih, mengenakan jaket merah dan topi merah, memanggul sebuah kantung besar berisi hadiah, ia pada setiap malam Natal akan membagikan hadiah ke rumah-rumah, maka itu disebut “Sinterklas”. 

Dikisahkan, Sinterklas akan mengendarai kereta salju yang ditarik 9 ekor rusa kutub terbang di angkasa, dipimpin oleh rusa bernama Rudolph, yang mempunyai hidung merah yang bisa menyala. Mereka mendatangi cerobong asap di setiap rumah, membagikan hadiah bagi anak-anak dengan memasukkannya ke dalam kaos kaki yang digantung di tempat tidur, atau meletakkannya di bawah pohon natal di samping tungku api. Sisa waktu dalam setahun dipergunakan oleh Sinterklas untuk menyiapkan hadiah dan mengawasi perilaku anak-anak tersebut.

Hari Natal adalah hari perayaan kelahiran Yesus Kristus. Dalam bahasa Inggris kata “Christmas” terbentuk dari dua bagian, yaitu “Christ” yang berarti Kristus, kata “Mas” berasal dari bahasa Latin kerajaan Romawi, yang memiliki makna “utusan”. Jika keduanya digabungkan memiliki makna “ketika Kristus diutus Tuhan untuk datang”, yaitu di saat Kristus turun ke dunia manusia, yaitu “Hari Natal”.

Padahal “Sinterklas” yang kini telah menjadi simbol hari Natal bukanlah tokoh di dalam “Alkitab”. Pada 354 Masehi, Gereja menetapkan 25 Desember, yakni hari tibanya musim dingin menurut penanggalan Romawi sebagai Hari Natal. 

Dalam “Alkitab” agama Kristen, sebenarnya tidak disebutkan secara pasti tanggal kelahiran Kristus. Selama tiga abad pertama sejak berdirinya agama Kristen, juga tidak ada tradisi merayakan Hari Natal. Sinterklas adalah tokoh antara nyata dan khayal yang mengaitkan kelahiran Kristus yang sakral dengan kehidupan sekuler.

Tokoh Yang benar-benar Ada Dalam Sejarah

“Santa Claus” adalah sebutan yang paling dikenal luas untuk Sinterklas di Amerika Serikat. Wujud asli Sinterklas ini adalah seorang Kristen suci dari Eropa yang bernama St. Nicholas, yang merupakan seorang uskup penuh kasih yang suka berbagi yang hidup pada abad ke-4 di Anatolia. 

Nicholas dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Patara di pesisir barat daya Turki pada abad ke-3 Masehi, ia berasal dari keluarga Kristen yang sangat kaya. Nicholas memanfaatkan harta warisan kedua orang tuanya untuk membantu fakir miskin di kotanya.

Dikabarkan, waktu itu ada satu keluarga miskin, yang memiliki tiga orang putri, ayah mereka tak punya uang untuk menikahkan ketiga putrinya, sehingga putrinya tidak bisa menikah. Mendengar berita itu, Nicholas menjatuhkan koin mas melalui cerobong asap keluarga tersebut, dan koin mas itu masuk tepat ke dalam kaus kaki yang sedang digantungkan di tungku api, inilah asal muasal cerita Sinterklas memanjat atap rumah, dan mengantarkan hadiah lewat cerobong asap, sehingga anak-anak pun menggantungkan kaos kaki mereka di dekat tungku api.

Setelah meninggal dunia ia diberi gelar Santa, dan hari wafatnya Nicholas ditetapkan sebagai Hari Santa Nicholas (St. Nicholas Day). Umat Kristen di Belanda mulai mengikuti jejaknya pada setiap peringatan hari wafatnya St. Nicholas, dengan diam-diam memberikan hadiah bagi orang yang membutuhkan. 

Santa Claus dalam bahasa Belanda adalah Sinterklaas, lambat laun berubah menjadi bahasa Inggris yang dikenal umum yakni Santa Claus. Biasanya orang tua akan memberitahu anak-anak bahwa hadiah yang diperoleh di Hari Natal itu adalah berkat pemberian dari Sinterklas.

Sinterklas di Eropa pada dasarnya berasal dari Nicholas, tapi masing-masing negara memiliki ciri khasnya tersendiri. Seiring dengan penyebaran agama Kristen di seluruh Eropa, karena adanya pemujaan terhadap pohon tua pada agama primitif Nordik, maka muncullah tradisi pohon Natal. Dan, pada era 1930-an, perusahaan Coca Cola membantu Sinterklas merampungkan wujudnya yang terakhir.

Pada 1930, perusahaan Coca Cola meminta desainer Swedia, untuk melukiskan sosok Sinterklas yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, dengan diilhami oleh tokoh Père Noel dari Prancis yang menyerupai Sinterklas. Sosok yang selalu tersenyum itu, terutama jaket katun yang dikenakannya selalu berwarna merah Coca Cola.

Hari Natal menjadi semacam festival nasional bagi banyak negara. Sinterklas telah menjadi simbol budaya yang paling disenangi pada perayaan Natal, merupakan sosok klasik yang diketahui semua orang di seluruh dunia. Setiap tahun menjelang perayaan Natal, selalu ada anak-anak (yang percaya Sinterklas itu nyata) yang mengirim surat kepada Sinterklas, isinya hendak memberitahu Sinterklas hadiah yang mereka inginkan untuk Natal berikutnya, agar anak-anak itu tidak kecewa, kantor pos di sejumlah negara bahkan ada orang khusus membalas surat-surat tersebut.

Perselisihan Kebangsaan Sinterklas

Anak-anak ingin mengetahui dimana tempat tinggal Sinterklas? Jawaban pada umumnya adalah tinggal di Kutub Utara.

Walaupun sebutan Sinterklas ini berasal dari legenda, tapi setiap Sinterklas di dunia ini adalah orang yang nyata, mereka memiliki kebangsaan, punya kampung halaman, bahkan memiliki kantor dan kotak pos. Di Provinsi Lapland di sebelah utara Finlandia terdapat sebuah Desa Sinterklas yang disebut sebagai kampung halaman Sinterklas, “Sinterklas” disana yang resmi terdaftar, serta melalui pelatihan dan audit ketat dan juga mengantungi izin, saat ini hanya ada 50 orang di seluruh dunia. Desa Sinterklas terletak di Rovaniemi, Lapland Finlandia, di dalam Lingkaran Arktik. Sinterklas memiliki alamat kantor khusus dan kotak suratnya sendiri: Santa’s Post Office FIN-96930 Arctic Circle, Finlandia.

Dikabarkan Sinterklas dari semua negara seluruh dunia setiap tahun akan mengadakan “Kongres Sinterklas Dunia” (World Santa Claus Congress). Setiap tahun di musim dingin, adalah masa yang paling sibuk bagi para Sinterklas seluruh dunia. Sinterklas di Finlandia-lah yang paling sibuk. Finlandia mempunyai banyak danau, hutan, rusa kutub yang lucu, serta tenang dan damai ibarat Firdaus. Lagu “Jingle Bells” yang dikenal luas adalah menceritakan kondisi disini.

Sejak 1950, kian lama kian banyak orang mengunjungi Sinterklas yang menetap di Desa Sinterklas Finlandia. Kemudian, Sinterklas juga mendirikan kantor, setiap hari datang ke kantor untuk mendengarkan harapan anak-anak serta berkomunikasi dengan mereka. Desa Sinterklas adalah kantor pos utama bagi Sinterklas, yang menerima surat-surat yang dikirimkan anak-anak seluruh dunia untuk Sinterklas.

Pada Kongres Sinterklas Dunia ke-40, kawasan Greenland di Denmark juga telah ditetapkan sebagai Desa Sinterklas. Menariknya adalah, PM Kanada yakni Justin Trudeau pernah menyatakan, bahwa Sinterklas adalah warga negara Kanada. 

Menurut informasi, kantor pos Kanada setiap tahun membalas jutaan surat dari anak-anak seluruh dunia untuk Sinterklas, alamat yang dituju adalah Sinterklas dengan kode pos Kanada. Namun banyak warga Kanada bersikukuh menilai “Sinterklas” adalah warga dunia.

Sinterklas Dapat Dilacak

Terhadap jejak Sinterklas, Angkatan Udara AS dan Kanada bahkan bisa menyajikan posisinya dengan tepat.

Selama lebih dari setengah abad, sistem pelacakan militer canggih yang dimiliki oleh Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) bersama pendahulunya yakni Komando Pertahanan Udara Dataran Amerika Utara melacak jejak Sinterklas sehari sebelum Hari Natal.

Pada 1955, sebuah perusahaan di Colorado AS telah membuat sebuah iklan di surat kabar, yang mendorong anak-anak agar menelepon Sinterklas melalui sebuah nomor khusus. Tetapi iklan tersebut ternyata mencantumkan nomor telepon yang keliru akibat salah cetak, telepon yang seharusnya ditujukan kepada “Sinterklas” semuanya telah ditujukan kepada nomor hotline Komando Pertahanan Udara Dataran Amerika Utara.

Kolonel Harry Shoup adalah orang yang menerima telepon pertama pada malam Natal itu, seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun mengatakan harapan Natalnya. Maka sang Kolonel memerintahkan semua staf yang bekerja agar memberikan posisi Sinterklas di saat itu kepada anak-anak yang menelepon. Tradisi ini pun berlangsung hingga saat ini. Pusat komando dengan dibantu para relawan, pada setiap malam Natal melaporkan posisi terbaru Sinterklas kepada anak-anak dan media massa arus utama yang menelepon masuk.

Pada 1997, pihak militer Kanada telah membuat situs pelacakan Sinterklas di internet (NORAD Tracks Santa).

Apakah Sinterklas benar-benar ada mungkin adalah pertanyaan yang senantiasa berkecamuk di benak banyak anak-anak.

Sejak September 1897, seorang anak perempuan bernama Virginia O’Hanlon yang waktu itu berusia 8 tahun dan tinggal di sisi barat Uptown Manhattan, New York, menulis surat ke surat kabar The Sun, menanyakan apakah Sinterklas itu benar-benar ada.

Sungguh Adakah Sinterklas?

Artikel editorial berjudul “Is There a Santa Claus?” yang ditulis oleh sang editor surat kabar The Sun yakni Francis Pharcellus Church pada 21 September 1897. Artikel pendek itu pun menjadi kisah di Hari Natal klasik di kalangan warga AS dan Kanada karena kata-kata di dalamnya “Yes, Virginia, there is a Santa Claus”. Seabad setelah itu, kisah Virginia diangkat dalam banyak film dan operas, bahkan ada beasiswa yang diberi nama “Virginia O’Hanlon”. Dan editorial berjudul “Is There a Santa Claus?”, hingga kini masih memegang rekor editorial koran berbahasa Inggris yang paling banyak dicetak ulang dalam sejarah.

 “Virginia, teman-temanmu keliru. Mereka telah terpengaruh oleh pemikiran meragukan di masa modern ini yang penuh kecurigaan ini. Mereka tidak percaya bila tidak melihat. Mereka merasa hal yang tidak terpikirkan di dalam otak kecil mereka, semuanya adalah tidak ada. Semua otak, Virginia, baik orang dewasa maupun anak-anak, adalah sangat kecil. Di tengah alam semesta kita yang maha luas ini, manusia tidak lebih dari seekor ulat kecil, dibandingkan dunia sekitar kita yang tak berbatas, kebijaksaan yang menguasai seluruh kebenaran dan pengetahuan, kecerdasan kita ibaratnya hanyalah seekor semut. Sungguh, Virginia, Sinterklas benar ada. Dia seperti cinta dan belas kasih dan kesetiaan yang pasti selalu ada, kau tahu mereka ada dimana-mana, dan akan memberikan keindahan dan kebahagiaan yang paling mulia dalam hidupmu.”

 “Tidak ada orang yang dapat melihat Sinterklas, namun tidak berarti Sinterklas itu tidak nyata. Di dunia ini hal yang paling dan paling nyata, adalah yang tidak dapat dilihat orang dewasa dan anak-anak.”

 Sinterklas memperhatikan keluarga, memperhatikan anak-anak, membawa kedamaian dan kebahagiaan, juga membawakan harapan dan impian bagi kita semua. 

Sinterklas bukan sebuah legenda fiktif, melainkan pembawa pesan yang menyebarkan cinta kasih dan kebaikan dalam kehidupan nyata kita. Dia membuat manusia di dunia dapat merasakan dengan sebenar-benarnya cinta dan hikmah dari Tuhan, Sinterklas telah menyambungkan dengan seerat-eratnya hubungan antara manusia dengan Tuhan. (sud)