Hasil Studi : Melonjaknya Harga Pupuk Menyusul Perang Rusia-Ukraina Dapat Menyebabkan Lebih dari Satu Juta Kematian

Naveen Athrappully

Kenaikan harga pupuk akibat perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung bisa menewaskan satu juta orang secara global, sebagai pendorong utama inflasi pangan tahun ini, sekaligus memengaruhi sebagian besar segmen masyarakat yang lebih miskin.

“Ini bisa menjadi akhir dari era pangan murah. Sementara hampir semua orang akan merasakan dampaknya pada belanja mingguan mereka, orang-orang termiskin di masyarakat, yang mungkin sudah berjuang untuk membeli makanan sehat yang cukup, yang akan terpukul paling keras,” ungkap Dr. Peter Alexander, mengutip sebuah studi yang dipimpin oleh School of GeoSciences dari University of Edinburgh. “Meskipun harga pupuk mulai turun dari puncaknya pada awal tahun ini, namun harga pupuk tetap tinggi, dan hal ini mungkin masih akan berdampak pada berlanjutnya inflasi harga pangan yang tinggi pada tahun 2023.”

Dengan menggunakan simulasi model komputer, tim peneliti memperkirakan bahwa efek gabungan dari kenaikan harga pupuk, kenaikan biaya energi, dan pembatasan ekspor dapat menaikkan biaya pangan sebesar 81 persen pada tahun 2023 jika dibandingkan dengan tahun 2021. Alih-alih pembatasan ekspor, harga pupuklah yang akan memiliki efek terbesar pada harga pangan, demikian temuan para peneliti.

Jika harga pupuk terus tetap tinggi, studi ini memperkirakan bahwa mungkin ada hingga satu juta kematian tambahan dan 100 juta orang lagi menjadi kekurangan gizi. Peningkatan terbesar dalam kematian seperti itu diprediksi terjadi di Afrika Utara, Afrika Sub-Sahara, dan Timur Tengah.

Sementara penghentian ekspor dari Ukraina dan Rusia hanya akan menaikkan biaya pangan sebesar 2,6 persen pada tahun 2023, kenaikan harga energi dan pupuk akan memicu kenaikan 74 persen.

Pupuk dan Biaya Pangan

Sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu, para ahli pangan telah memperingatkan tentang dampak bencana yang akan ditimbulkan oleh harga pupuk yang tinggi terhadap ketahanan pangan.

Sebagian besar komponen yang digunakan untuk membuat pupuk modern berasal dari Ukraina dan Rusia. Moskow adalah produsen utama nutrisi seperti fosfat dan kalium yang merupakan kunci pembuatan pupuk.

Kenaikan tajam dalam biaya pupuk akan menyebabkan petani menggunakan produk ini lebih sedikit. Pupuk adalah kunci untuk menghasilkan hasil panen yang tinggi, yang tanpanya akan dibutuhkan lebih banyak lahan pertanian untuk memproduksi makanan dunia.

Menurut analisis yang dilakukan oleh University of Edinburgh, simulasi mereka menunjukkan bahwa kurangnya pupuk dapat meningkatkan lahan pertanian dengan luas yang setara dengan ukuran sebagian besar Eropa Barat.

Hal ini akan memiliki konsekuensi negatif yang serius pada deforestasi, keanekaragaman hayati, dan emisi karbon, kata para peneliti.

Krisis Pupuk

Kajian oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) yang diterbitkan pada bulan November menyerukan tindakan segera untuk mengatasi krisis pupuk. Studi ini memprediksi kekurangan pupuk akan terus berlanjut pada tahun 2023.

Hal ini akan mengancam ketahanan pangan dan produksi pertanian di Afrika khususnya, karena petani di benua itu sangat bergantung pada impor input pertanian.

Studi ini menunjukkan bahwa 19 anggota WTO memperkenalkan 41 langkah terkait pupuk antara 1 Januari 2021 dan 15 Oktober 2022, dengan 75 persen di antaranya dalam bentuk langkah-langkah kebijakan perdagangan.

“Langkah-langkah pembatasan ekspor menyumbang sebanyak 41 persen dari semua langkah terkait pupuk sementara peningkatan tarif dan subsidi domestik telah memberikan tekanan lebih lanjut pada harga pupuk internasional, terutama sejak akhir tahun 2021,” demikian menurut rilis berita WTO pada 14 November.

Studi tersebut meminta Kelompok 20 negara untuk menerapkan semua langkah kebijakan yang tersedia untuk menangani situasi pupuk.

Pemerintah harus menjaga agar pasar pupuk, pakan, dan pangan tetap terbuka sambil menghindari pembatasan ekspor yang tidak sejalan dengan aturan WTO, demikian menurut studi itu. (asr)