Studi Mengonfirmasi Minum Teh Dapat Meningkatkan Fungsi Kognitif

Ellen Wan

Ditandai dengan gejala-gejala termasuk kehilangan ingatan dan gangguan daya penilaian, demensia adalah kondisi umum yang dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari yang berlangsung selama bertahun-tahun atau sisa seumur hidup.

Setelah awalnya dianggap sebagai penyakit orang tua, banyak orang yang didiagnosis dengan demensia berusia di bawah 65 tahun. Syukurlah, ada beberapa cara untuk meningkatkan fungsi kognitif kita.

Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan dalam Translational Psychiatry, sebuah publikasi dari jurnal ilmiah Nature, menunjukkan bahwa minum teh dapat menghambat atau memperlambat penuaan otak dan meningkatkan disfungsi kognitif.

Dari tahun 2006 hingga 2010, sebuah tim yang terdiri dari para peneliti neurologi dari Rumah Sakit Huashan yang berafiliasi dengan Universitas Fudan, dan Departemen Neurologi Rumah Sakit Kota Qingdao yang berafiliasi dengan Universitas Qingdao melakukan survei di Inggris.

Selama 4 tahun, tim memilih 377.592 sukarelawan dari 22 wilayah di Inggris, dengan usia rata-rata 58,49 tahun, di mana 54,3 persen di antaranya adalah wanita.

Para peneliti membagi peserta studi menjadi enam kelompok: tidak minum teh sama sekali; satu sampai dua; tiga sampai empat; lima sampai enam; tujuh sampai delapan; dan sembilan atau lebih cangkir teh per hari masing-masing.

Model regresi bahaya proporsional menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi teh dan penurunan risiko demensia. Secara khusus, mereka yang minum satu sampai dua cangkir setiap hari memiliki risiko demensia berkurang sebesar 17,7 persen; tiga sampai empat sebesar 20,8 persen; dan lima sampai enam sebesar 19,7 persen. Namun, ketika konsumsi melebihi enam cangkir per hari, risiko demensia tidak berbeda dengan peminum non-teh.

Analisis lebih lanjut ke dalam jenis demensia menunjukkan bahwa dibandingkan dengan peserta yang tidak minum teh sama sekali, mereka yang minum satu sampai empat cangkir sehari memiliki risiko 16,3 sampai 19,1 persen lebih rendah terkena penyakit Alzheimer, tetapi tak ada perbedaan signifikan setelah lebih dari lima cangkir sehari. Pada demensia vaskular, mengonsumsi satu hingga enam cangkir per hari dapat mengurangi tingkat kejadian sebesar 25,0 hingga 29,2 persen.

Tim peneliti kemudian mengikuti peserta penelitian selama lebih dari sembilan tahun dan mencatat total 5.122 kasus demensia.

Menurut tim peneliti, konsumsi teh telah dikaitkan dengan perlindungan terhadap beberapa penyakit. Daun teh mengandung berbagai biomakromolekul, yang paling menonjol di antaranya adalah polifenol dalam teh hijau, yang dapat membangkitkan berbagai aktivitas antioksidan seluler dan penyelamatan saraf dengan efek mencegah defisit memori. Pada saat yang sama, biomakromolekul juga memiliki efek anti-inflamasi, yang dapat mencegah penurunan kognitif.