Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2023 Tanpa Kehadiran Pengusaha Tiongkok

oleh He Yating

Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) ke-53 di Davos, Swiss yang dijadwalkan berlangsung selama 5 hari telah dibuka pada 16 Januari. Para pemimpin dari 50 lebih negara beserta sejumlah besar pemimpin politik dan bisnis menghadiri pertemuan tersebut, tetapi tanpa kehadiran dari pengusaha Tiongkok, meskipun otoritas Beijing mengutus Wakil Perdana Menteri Liu He untuk berpartisipasi.

Isu-isu utama yang dibahas dalam forum tahun ini adalah : Bagaimana menghadapi krisis pangan dan energi, bagaimana menghadapi inflasi yang tinggi, pertumbuhan yang rendah dan utang yang tinggi, serta bagaimana menghadapi resesi industri, kerentanan sosial, risiko geopolitik dan sebagainya.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh penyelenggara Forum Davos pada 16 Januari, 1.500 pemimpin dari 700 lebih organisasi internasional telah mendaftarkan diri untuk menghadiri pertemuan tersebut. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan pemimpin lainnya masuk dalam daftar kehadiran. Lima puluh enam menteri keuangan, 19 gubernur bank sentral, 30 menteri perdagangan, dan 35 menteri luar negeri dari seluruh dunia bersama dengan ratusan pembuat kebijakan juga menghadiri pertemuan.

Di dunia bisnis, terdapat lebih dari 600 orang CEO perusahaan global terkemuka, termasuk Jamie Dimon dari JPMorgan Chase, David Solomon dari Goldman Sachs, dan James Gorman dari Morgan Stanley, serta lebih dari 2.500 orang CEO lainnya. Saat ini, ribuan orang penjaga keamanan pribadi yang dilengkapi dengan senjata beserta lebih dari 2.000 unit jet pribadi yang dibawa oleh pengusaha tersebut telah muncul di Kota Davos.

Meskipun Beijing mengutus Wakil Perdana Menteri Liu He dan Sekretaris Keuangan Hongkong Chen Maobo untuk berpartisipasi dalam forum ini, tetapi tidak terlihat seorang pun pengusaha elit Tiongkok yang selama ini aktif mengikuti forum tersebut menghadiri pertemuan. Hal ini jelas menarik perhatian dunia luar.

Yang Yuanqing, ketua dan CEO Lenovo Group, produsen PC terbesar di dunia, Liu Qiangdong, CEO JD.com, Wang Jianlin, pendiri dan ketua Wanda Group, Dong Mingzhu, ketua Zhuhai Gree Group, Ren Zhengfei, kepala Huawei , Ketua Grup Sinochem Ning Gaoning, Ketua Poly Group Co., Ltd. Xu Niansha dan pengusaha Tiongkok terkenal lainnya yang selama ini selalu menghadiri Forum Ekonomi Dunia Davos, tahun ini tidak satu pun menghadiri pertemuan tahunan tersebut.

Jack Ma, pendiri Alibaba adalah seorang “pelanggan” Forum Davos, ia sangat aktif di arena ekonomi internasional pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, Jack Ma bahkan terpilih sebagai direktur Dewan Direksi Yayasan Forum Ekonomi Dunia, menjadi pengusaha Tiongkok pertama yang terpilih.

Pada Januari 2019, di Forum Ekonomi Dunia Davos, Jack Ma mengomentari persiapan Uni Eropa terhadap undang-undang peraturan tentang ekonomi Internet. Tanpa diduga, beberapa bulan kemudian, Jack Ma, Alibaba serta Ant Group yang di bawah kendalinya menghadapi pemeriksaan ketat di pihak berwenang Tiongkok. Sejak itu, dia tidak pernah muncul di Forum Davos, dan untuk satu masa yang panjang telah menghilang dari pandangan publik.

Tak lama setelah Jack Ma mengundurkan diri dari kepemimpinan dewan direksi Alibaba, ia pun melepaskan kendali atas Ant Group dan Hengsheng Electronics, dan kini ia telah pindah ke Jepang.

Forum Ekonomi Dunia yang setiap tahunnya berlangsung di Davos dianggap sebagai kompas untuk mengamati ekonomi dunia, ia juga menjadi forum pertukaran informasi ekonomi antar negara, dan salah satu saluran bagi pengusaha Tiongkok untuk berkomunikasi, bertatap muka dengan pengusaha Barat, dan mencari peluang bagi perusahaan Tiongkok untuk berintegrasi ke dalam rantai pasokan Barat. Forum Ekonomi Dunia Davos ini sesungguhnya memiliki pengaruh internasional yang tidak kecil, sehingga tidak dapat diremehkan. Namun demikian, mengapa para pengusaha Tiongkok secara kolektif menghilang dari Davos ?  Hal mana menarik perhatian kalangan internasional.

Seorang netizen Twitter meninggalkan komentar di bawah berita yang relevan : “Bisa jadi kecewa berat”. Ada netizen menimpali dengan tulisan : “Jika Anda menyampaikan hal yang benar, kemudian menjadi pusat perhatian, apalagi bereputasi melebihi pemimpin, Anda pasti disalahkan. Tetapi jika Anda menyampaikan hal yang keliru, apalagi sampai menyinggung perasaan pemimpin, Anda juga akan disalahkan. Oleh karena itu tidak ada orang yang ingin menonjol”. Ada netizen yang berkomentar : “Mending tidak hadir, supaya daftar penggerebekan tidak bertambah satu orang lagi.” (sin)