Pelonggaran Kontrol Epidemi Mempercepat Hengkangnya Warga Tiongkok Kaya dan Larinya Aset Ratusan Miliar Dolar AS

NTD

Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) tiba-tiba melonggarkan pengendalian terhadap penyebaran epidemi, sejumlah warga kaya Tiongkok mempercepat langkah “run” dari Tiongkok. Mereka ini menginvestasikan dananya di real estat atau proyek aset lainnya di luar negeri, dengan demikian terjadi lagi arus keluar modal dari Tiongkok yang besarnya mencapai sekitar USD. 150 miliar.

Media Bloomberg yang mengutip informasi dari wawancara terhadap konsultan imigrasi melaporkan pada 25 Januari 2023 bahwa sejak PKT melonggarkan pencegahan epidemi pada  Desember tahun lalu, banyak warga kaya Tiongkok mulai pergi ke luar negeri untuk memantau pasar real estat di luar negeri atau menentukan rencana pindah tinggal di luar negeri.

Dalam dua tahun terakhir, tindakan keras rezim Xi Jinping terhadap industri teknologi, real estat, dan pendidikan, serta promosinya tentang “kemakmuran bersama” telah membuat warga kaya Tiongkok ketakutan. Apalagi setelah Xi Jinping terpilih kembali pada Kongres Nasional ke-20 bulan Oktober tahun lalu, kekhawatiran warga kaya ini semakin memuncak.

Sobirovs, sebuah kantor pengacara imigrasi di Kanada telah menemukan bahwa klien asal Tiongkok yang berkeinginan untuk berimigrasi ke negara-negara Amerika Utara menjadi semakin mendesak. 

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa orang-orang di Tiongkok ini benar-benar sudah muak selama enam bulan terakhir hidup di Tiongkok. Akibatnya, jumlah permintaan konsultasi kepada kami melonjak,” kata Feruza Djamalova, seorang pengacara senior di kantor tersebut. 

“Klien-klien kami sekarang berasal dari daratan Tiongkok, mereka bersedia pindah, bahkan ingin pindah secepat mungkin.”

Alicia Garcia Herrero, kepala eksekutif divisi Asia-Pasifik Natixis SA, mengatakan kepada Bloomberg bahwa sebelum COVID-19, Tiongkok menghadapi pelarian modal sekitar USD. 150 miliar setiap tahun. Jumlah tersebut mungkin dapat meningkat pada tahun 2023, karena warga kaya Tiongkok tidak dapat melakukan perjalanan ke luar negeri selama tiga tahun terakhir.

“Tiongkok akan menghadapi arus keluar modal besar-besaran tahun ini, yang dapat menciptakan tekanan yang memengaruhi nilai renminbi dan neraca yang sedang berjalan”,  kata Alicia Garcia Herrero. Jika banyak orang tidak dapat menarik dana mereka, pelarian modal mungkin tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih dapat berdampak pada tenaga kerja, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Warga kaya Tiongkok berimigrasi ke luar negeri sudah dimulai sejak tahun lalu. Sekitar 10.800 orang telah pindah tinggal di luar pada tahun 2022, terbanyak sejak tahun 2019 dan nomor dua setelah Rusia. Demikian menurut laporan New World Wealth, sebuah mitra intelijen data global dari konsultan imigrasi investasi Henley & Partners.

Kebijakan pemberantasan virus yang dilakukan oleh PKT secara ekstrim selama 3 tahun telah menyebabkan bencana sekunder yang sering terjadi dan merusak ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Pada  Desember 2022, PKT tiba-tiba mengumumkan pembebasan pencegahan dengan tanpa ada persiapan apa pun, menyebabkan epidemi melanda seluruh negeri seperti gelombang tsunami, sehingga jumlah kematian meningkat tajam. Rumah sakit dan rumah duka / krematorium kewalahan dalam menangani pasien dan jenazah. Hal mana membuat rakyat jatuh ke dalam situasi yang sangat panik.

Pada 6 Desember tahun lalu, topik “imigrasi” menjadi kata kunci pada pencarian di platform Internet Tiongkok seperti WeChat dan Baidu. Bahkan jumlah pembaca topik “imigrasi” di Weibo sampai mencapai 160 juta kali.

Xiao Zhang, seorang penduduk Shanghai mengatakan kepada Radio Free Asia : “Pejabat PKT menggunakan alasan pemberantasan virus untuk mengontrol perbatasan, mencegah warga keluar, tetapi tujuan bukanlah untuk mencegah penyebaran epidemi, tujuan sebenarnya adalah untuk mencegah aliran dana keluar dan membatasi kebebasan warga. Itulah sebabnya begitu diperbolehkan ke luar negeri, arus ‘run’ menjadi deras”.

Lao Hong, seorang yang menyebut dirinya adalah “tukang mengatur penyeberangan” yang  mengoperasikan agen perjalanan dan konsultasi imigrasi di Kota Beijing dan Shanghai mengatakan, bahwa sejak PKT secara resmi mengumumkan pencabutan wajib karantina imigrasi pada 8 Januari tahun ini, gelombang baru konsultasi imigrasi kembali meningkat, sehingga perusahaannya setiap harinya melayani hampir 100 kali konsultasi dari warga.

Media Central News Agency Taiwan melaporkan bahwa klien perusahaan Lao Hong pada tahun 2022 kebanyakan adalah warga Tiongkok kelas menengah dan intelektual, bahkan ada beberapa orang kelas pekerja biasa yang mungkin tidak bisa digolongkan sebagai kelas menengah. Di masa lalu, para imigran asal Tiongkok yang banyak menarik perhatian adalah para orang kaya, pejabat tinggi serta anggota keluarganya, dan mereka tak sedikit yang mengalihkan kekayaan mereka dalam jumlah yang sangat besar.

George, seorang warga negara Tiongkok yang enggan disebutkan nama aslinya, ternyata telah menginvestasikan dananya setara EUR. 1 juta di Irlandia sebagai ganti untuk mendapatkan izin tinggal. Dia mengatakan bahwa dirinya terdorong untuk “run” karena prospek ekonomi Tiongkok yang tidak pasti, selain untuk mencari lebih banyak pilihan untuk bisa tinggal di luar negeri. 

“Saya khawatir terhadap masa depan Tiongkok”, katanya kepada Financial Times pada Januari ini. (sin)