Gempa Turki-Suriah Menewaskan Lebih dari 36.000 Jiwa, Keajaiban Seorang Bocah Bertahan Selama 103 Jam

oleh Chen Huimo dan Zhang Ruizhen dari NTD Asia Pacific

Sejumlah besar bangunan hancur setelah gempa besar di Turki dan Suriah. Seorang anak laki-laki Turki dan ibunya berhasil diselamatkan setelah terjebak di bawah tumpukan reruntuhan selama 103 jam, dan keajaiban mereka  meningkatkan semangat para petugas penyelamat di lapangan.

Suara sirine ambulans menggema saat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang perbatasan Turki-Suriah pada Senin (6/2/2023) dini hari dan menghancurkan banyak bangunan. Pada Senin (13/2/2023) sore, jumlah korban tewas telah melampaui 36.000 jiwa. Rinciaannya 29.605 tewas di Turki dan korban tewas di Suriah dikonfirmasi mencapai 4.574.

Para petugas penyelamat tidak putus asa dan terus melakukan pencarian dan penyelamatan di tengah suhu yang rendah, dengan sejumlah keajaiban bertahan hidup yang meningkatkan semangat di lapangan.

Seorang anak laki-laki Turki dan ibunya, yang terjebak di bawah tumpukan reruntuhan di provinsi Diyarbakir selama 103 jam, berhasil selamat berkat upaya tim penyelamat. Ia menangis dengan terharu. 

Sementara itu, mata polos bayi berusia 10 hari ini terlihat jelas saat ia dengan hati-hati diangkat dari reruntuhan, dan secara ajaib diselamatkan bersama ibunya 90 jam setelah terperangkap.

Beberapa media memberitakan, saat bayi perempuan di Suriah diselamatkan, tali pusarnya masih tersambung dengan ibunya yang sudah meninggal. Desas-desus beredar di media sosial bahwa bayi perempuan itu diselamatkan dari reruntuhan dan setelah perawatan dia dalam kondisi stabil.Gadis kecil itu kemudian diberi nama Aya, yang berarti “keajaiban” dalam bahasa Arab.

“Daily Telegraph” Inggris melaporkan pada  9 Februari bahwa ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pergi ke pusat gempa. Sebanyak 16 bayi yang selamat dan  orang tua mereka belum ditemukan,  dikirim ke ibu kota untuk perawatan medis dengan pesawat kepresidenan. Kini, banyak negara terus mengirimkan tim SAR  ke Turki untuk membantu, tanpa menyerah terhadap kemungkinan masih ada nyawa yang mungkin bisa diselamatkan. (Hui)