Tiongkok Mendesak Pemda untuk Mengambil Langkah “Berani” Demi Menggenjot Tingkat Kelahiran

oleh Li Yun dan Wang Peihan 

Pejabat kesehatan Tiongkok mendesak pemerintah daerah untuk membuat inovasi berani dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan penduduk Tiongkok yang kini terus merosot. Analisis dunia luar menunjukkan bahwa masalah kependudukan tidak akan mudah dapat diatasi oleh pemerintah Tiongkok.

Terbitan pertama tahun 2023 jurnal “Kependudukan dan Kesehatan” yang memuat artikel Yang Wenzhuang, seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) menyebutkan bahwa tugas untuk membangun sistem pendukung kebijakan kesuburan dengan mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan pendidikan harus menjadi prioritas karena telah dimasukkan dalam laporan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok.

Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa 17 departemen di Dewan Negara telah bersama-sama mengeluarkan pedoman dan mengajukan 20 langkah kebijakan dari 7 aspek, mendesak pemerintah daerah untuk melakukan inovasi berani dalam mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan pendidikan untuk mendongkrak pertumbuhan penduduk.

Sheng Xue, seorang penulis etnis Tionghoa yang tinggal di Kanada mengatakan : “Serangkaian praktik yang dilakukan pemerintah Tiongkok saat ini telah secara jelas memberitakan kepada kita bahwa pertama, populasi Tiongkok sudah merosot tajam, kedua tidak punya uang. Sekarang kita melihat PKT lagi-lagi bertindak aneh, bahkan merusak batas bawah imajinasi orang, mengambil tindakan yang sangat mengejutkan untuk mendorong pertumbuhan dan kesuburan populasi”.

Tingkat kelahiran penduduk Tiongkok terus menurun selama bertahun-tahun, bahkan terjadi pertumbuhan populasi negatif pada tahun 2022. Demi menggenjot peningkatannya, Dinas Keamanan Kesehatan Nasional Tiongkok baru-baru ini merilis langkah-langkah baru untuk membantu pasangan yang tidak ingin memiliki anak. Provinsi Sichuan dan tempat lain telah memperkenalkan peraturan baru untuk menghalalkan punya anak tanpa nikah. Pakar PKT bahkan menyarankan agar usia pernikahan diturunkan menjadi 18 tahun.

Sheng Xue mengatakan : “Menurut urgensinya mengambil tindakan apa pun yang dimungkinkan, pokoknya mencari jalan yang bisa ditempuh untuk meningkatkan jumlah kelahiran, baik secara langsung maupun tidak telah memberitakan kepada kita bahwa banyak warga Tiongkok telah meninggal karena epidemi”.

Pada 15 Januari, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, telah mengungkapkan bahwa PKT terus menutupi situasi epidemi yang terjadi di Tiongkok. jumlah warga Tiongkok yang meninggal karena epidemi telah mencapai 400 juta orang. Master Li mengatakan bahwa ketika SARS muncul terakhir kali, 200 juta orang meninggal di Tiongkok. Bertahun-tahun kemudian, PKT menemukan bahwa populasi telah menurun, dan segera merilis sistem dua anak dan tiga anak.

Pada tahun 2016, PKT sepenuhnya membebaskan keluarga Tiongkok untuk memiliki lebih dari satu anak. Pada tahun 2021, kebijakan tiga anak dirilis, dan berbagai langkah telah diperkenalkan untuk mendongkrak tingkat kelahiran. Namun, dalam 7 tahun dari 2016 hingga 2022, jumlah kelahiran secara nasional turun sebesar 46%.

Kolumnis Epoch Times Wang He menjelaskan : “Saat ini negara-negara Eropa jauh lebih kuat daripada Tiongkok dalam mendukung kelahiran dan memulihkan tingkat kelahiran. Seperti PKT, sekarang tidak punya banyak uang, dan kerangka ideologi keluarga berencana belum sepenuhnya hilang. Dukungan untuk mensuport kebijakan KB 2 anak dan 3 anak sangat kecil. Ketika keinginan masyarakat untuk memiliki anak sangat rendah, tidak mungkin kebijakan dapat membalikkan tren penurunan angka kelahiran”.

Wang He juga mengatakan bahwa Tiongkok telah jatuh ke dalam jurang proporsi populasi yang pengaruhnya cukup menyeluruh. Hal mana dapat menyebabkan pukulan telak bagi pembangunan berkelanjutan rakyat daratan Tiongkok. (sin)