Mantan Presiden AS Jimmy Carter Menghentikan Perawatan Medis Ingin Perawatan Hospice

oleh Luo Tingting

Mantan Presiden AS Jimmy Carter yang berusia 98 tahun telah memutuskan untuk menghentikan perawatan medis dan hanya ingin menerima perawatan hospice di rumah untuk menghabiskan “waktu yang tersisa”.

Yayasan nirlaba Jimmy Carter “The Carter Center” mengeluarkan pernyataan pada 18 Februari yang berbunyi : Setelah serangkaian rawat inap singkat, mantan Presiden Jimmy Carter telah memutuskan hari ini untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarganya dan menerima perawatan hospice. Sehingga tidak diperlukan lagi intervensi medis tambahan. Keputusan Jimmy Carter telah mendapat dukungan penuh dari keluarga dan tim medisnya”.

“Keluarga Carter meminta semua pihak untuk menghormati privasi mereka dan menghargai seluruh perhatian yang diberikan masyarakat kepada mereka”, kata pernyataan itu.

Pada 2015 Jimmy Carter berhasil mengatasi kanker otak tetapi pada tahun 2019 dia menjalani operasi karena masalah kesehatan otak. Jimmy Carter adalah presiden ke-39 Amerika Serikat dan menjadi presiden tertua yang masih hidup.

Jimmy Carter tidak menonjolkan diri dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi COVID-19, tetapi ia masih tetap berbicara tentang risiko demokrasi di seluruh dunia.

Setelah lengser dari Gedung Putih Carter dan istrinya, Rosalynn, tinggal di Plains, Georgia, tempat dirinya dilahirkan. Sebelum terjun ke dunia politik, Jimmy Carter mengelola perkebunan kacang tanah. Ia juga pernah menjabat sebagai letnan di Angkatan Laut.

Sebagai seorang Demokrat, ia pernah menjabat sebagai gubernur Georgia selama satu periode dan terpilih sebagai presiden Amerika Serikat dari tahun 1977 hingga 1981.

Sepanjang hidupnya, Carter adalah advokat aktif hak asasi manusia. Di bawah mediasi dan jasa baiknya, ia menandatangani “Camp David Accords” pada tahun 1978 dengan Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin. Ia telah berkontribusi terhadap perdamaian di Timur Tengah.

Pada 2002, Carter menerima Hadiah Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas usahanya yang tak kenal lelah selama beberapa dekade untuk menemukan solusi damai bagi konflik internasional, untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia, dan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial. (sin)