Hasil Studi: Tidur Tak Teratur Meningkatkan Risiko Semua Jenis Kematian

Ellen Wan dan

Tidur sangat penting bagi kesehatan yang prima. Ketika orang tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, risiko berbagai penyakit meningkat. Penelitian di Jepang mengungkapkan bahwa tidur lebih dari delapan jam atau tidur tak teratur dapat meningkatkan risiko semua jenis kematian.

Departemen Epidemiologi untuk Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran, Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto, Jepang, meneliti secara besar-besaran yang dimulai pada tahun 2005 dan berlangsung selama sembilan tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur atau ketidakteraturan tidur meningkatkan risiko semua penyebab kematian sebesar 15 hingga 30 persen. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Inggris ScienceDirect pada 10 Oktober 2022.

Untuk mempelajari hubungan antara ketidakteraturan tidur dan risiko kematian, dosen Teruhide Koyama dan rekan-rekannya menggunakan data dari Japan Multi-Institutional Collaborative Cohort Study (J-MICC).

J-MICC adalah studi kohort prospektif dan bertujuan memahami hubungan antara gaya hidup orang-orang Jepang dan penyakit. Penelitian ini mengikuti 736.319 orang pertahun (rata-rata 9,01 tahun) dari tahun 2005 hingga 2014, dan mencatat 3.376 kematian. Angka kematian per 1.000 orang adalah 4,59.

Tim peneliti membagi seluruh kelompok menjadi enam subkelompok berdasarkan durasi tidur dan keteraturan tidur serta membandingkan tingkat kematian di antara kelompok-kelompok tersebut.

Tingkat kematian kelompok peserta yang tidur lebih dari delapan jam adalah 15 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidur enam sampai delapan jam. Tingkat kematian partisipan yang tidur tak teratur 30 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidur teratur.

Kemudian tim peneliti membagikan semua partisipan ke dalam enam kelompok berdasarkan durasi tidur dan keteraturan tidur: kelompok yang tidur kurang dari enam jam, enam sampai delapan jam, dan delapan jam atau lebih. Dan setiap kelompok dibagi lagi menjadi kelompok yang tidur secara teratur dan tidur secara tak teratur.

Tim peneliti menggunakan kelompok yang tidur secara teratur selama enam hingga delapan jam sebagai kelompok kontrol dan membandingkan risiko kematian kelompok lain, dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kematian (usia, jenis kelamin, BMI, kebiasaan minum alkohol, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, latar belakang pendidikan, penyakit jantung koroner, stroke, riwayat kanker, dan lokasi penelitian).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian meningkat sebesar 14 persen pada kelompok yang tidur secara teratur selama lebih dari delapan jam.

Ketika partisipan tidur tidak teratur, terlepas dari durasi tidur mereka, risiko semua jenis kematian meningkat secara signifikan, yaitu sebesar 21 persen untuk mereka yang tidur kurang dari enam jam, 23 persen untuk mereka yang tidur enam hingga delapan jam, dan 52 persen untuk mereka yang tidur lebih dari delapan jam.

Penelitian ini menunjukkan hubungan antara pola tidur yang tidak teratur dan semua penyebab kematian pada populasi besar di Jepang, memberikan konfirmasi lebih lanjut tentang perlunya mempertimbangkan tak hanya durasi tidur tetapi juga aspek keteraturan jadwal tidur.