Musik Pop atau Musik Klasik? Jawaban Anda Akan Memengaruhi Hidup Anda

WEBER LEE & TERESA ZHANG

Apakah anda tahu? Musik yang anda sukai bisa memengaruhi kesehatan dan panjang umur anda. Penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari seluruh pemain harpa melewati usia 90 tahun, tetapi harapan hidup musisi rock hanya 43 tahun. Macam-macam jenis musik mempunyai efek yang berbeda untuk setiap kesehatan fisik dan mental.

Dokter PTT percaya bahwa kunci atau modus dalam melodi juga berpengaruh pada berbagai macam organ dalam tubuh. Inilah mengapa memilih musik yang baik bisa meningkatkan kesehatan seseorang.

Musisi klasik terkenal dengan umur panjang, dan banyak seniman generasi 80an masih aktif bermain di pertunjukan. Arthur Rubinstein, seorang pianis Amerika terkenal di abad terakhir, meninggal di usia 95 tahun. Arthur masih tampil di atas panggung saat usianya hampir 90 tahun.

Pianis Jepang Muroi Mayako mengadakan konser pada tahun 2021 untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-100, memainkan karya terkenal Beethoven “To Alice” dan “Moonlight Sonata”. Muroi berkata  bahwa dia merasa seni tidak akan pernah berakhir. “Bahkan jika saya hidup selama 200 tahun, keinginan saya akan tetap tak ada habisnya,” katanya. Pada tahun 2022, Muroi, pada usia 101 tahun, menerbitkan sebuah buku untuk mem- bagikan rahasia umur panjangnya.

Perempuan Pemain Harpa Klasik Hidup Lebih Panjang

Cendekia Rusia telah meneliti harapan hidup lebih dari 40.000 profesional kreatif, menemukan bahwa musisi yang memainkan alat musik klasik hidup jauh lebih lama daripada orang dalam populasi umum. Sekitar 44% pemain harpa wanita hidup sampai usia 90 tahun, sementara 6% hidup sampai usia 100 tahun. Konduktor orkestra juga terkenal dengan umur panjang. Di antara mereka, 33% konduktor wanita dan 12% konduktor pria hidup hingga berusia di atas 90 tahun.

Namun, dibandingkan dengan ilmuwan dan profesional industri lainnya, usia rata-rata keseluruhan di industri musik bukanlah yang tertinggi. Menariknya, bintang rock di antara grup tersebut memiliki harapan hidup yang lebih pendek, rata-rata 43,6 tahun.

Musisi Pop Memiliki Rentang Hidup Paling Pendek

Dianna Theadora Kenny, Ph.D., dari University of Sydney, Australia, melakukan penelitian untuk menganalisis data 13.195 musisi pop yang meninggal antara tahun 1950 dan 2014. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa musisi pop memiliki rentang hidup lebih pendek dibanding “populasi umum”.

Selama tujuh dekade mempelajari, musisi populer memiliki rentang hidup 25 tahun lebih pendek dibandingkan populasi AS. Tingkat kematian akibat kecelakaan antara lima dan 10 kali lebih besar. Tingkat bunuh diri antara dua dan tujuh kali lebih besar; dan tingkat pembunuhan hingga delapan kali lebih besar dari populasi AS.

Dalam esai yang diterbitkan di The Conversation, Theadora menulis bahwa angka kematian musisi juga terkait dengan genre musik. Harapan hidup musisi dari genre musik populer jaman dulu seperti jazz dan blues mirip dengan penduduk Amerika.

Musisi dari gelombang baru musik pop, seperti metal, rap, hip-hop, dan genre lainnya, memiliki masa hidup terpendek, dengan rata- rata di bawah 40 tahun.

Theadora juga menemukan bahwa penyebab kematian para musisi banyak berkaitan dengan genre yang mereka mainkan. Dalam analisisnya, lebih dari separuh musisi rap dan hip-hop meninggal karena pembunuhan, yang diyakini terkait dengan kejahatan seperti keterlibatan geng dan narkoba. Di antara musisi metal, 36 persen meninggal karena kecelakaan, sedangkan 19 persen meninggal karena bunuh diri. Tiga puluh persen musisi jazz meninggal karena kanker, sedangkan 28 persen musisi blues meninggal karena penyakit jantung.

Musik Klasik Berdampak Positif pada Medan Energi

Musisi pop meninggal lebih muda dari orang biasa. Selain kebiasaan hidup yang tidak sehat dan tekanan karir di industri, hal itu mungkin juga berhubungan dengan energi musik.

Fisikawan Rusia Konstantin Korotkov mengembangkan gas-discharge visualization (GDV), sejenis pencitraan, untuk mengamati energi foton yang dipancarkan oleh tubuh manusia. 

Fisikawan tersebut pernah berkata dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times bahwa frekuensi musik memengaruhi otak manusia dan dengan demikian mengubah medan energi tubuh manusia. Musik klasik berdampak positif pada medan energi manusia dan hewan; itu menenangkan, menyejukkan, dan menstabilkan emosi. Genre yang intensif dan sangat merangsang seperti musik rock dapat secara singkat meningkatkan energi tubuh orang dan merangsang produksi adrenalin. Namun, energinya dengan cepat turun ke tingkat yang jauh lebih rendah daripada sebelum mendengarkan musik.

Musik Klasik Menenangkan Pikiran Orang

Eksperimen klinis telah mengonfirmasi bahwa musik klasik menenangkan pikiran orang dan mengurangi kecemasan. Banyak penelitian berfokus pada memainkan musik di rumah sakit atau klinik gigi untuk menghilangkan rasa sakit dan kecemasan pasien.

Kegugupan dan kecemasan umum terjadi saat mengunjungi dokter gigi. Tangan dan kaki pasien sering terasa dingin. Dalam kasus yang parah, pasien tidak dapat melanjutkan perawatan gigi. Tetapi mendengarkan musik dapat membantu mereka merasa lebih nyaman. Sebuah penelitian di  Turki  membagi  secara acak 80 pasien yang mengunjungi klinik gigi menjadi empat kelompok. 

Tiga kelompok mendengarkan musik: musik klasik oleh Vivaldi, musik tradisional Turki, atau musik soft rock. Kelompok keempat bertugas sebagai kontrol dan tidak mendengarkan musik apa- pun. Eksperimen menemukan bahwa tingkat kecemasan dari tiga kelompok pasien yang mendengarkan musik lebih rendah daripada mereka yang tidak mendengarkan musik. Efek musik Turki atau klasik dalam mengurangi kecemasan lebih nyata daripada mendengarkan soft rock.

Musik Klasik dan Ingatan

Selain memperpanjang umur, musisi instrumen klasik menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif dan memori setelah memasuki usia tua.

Pada tahun 2011, Neuropsychology menerbitkan sebuah penelitian di Amerika terhadap 70 orang lanjut usia dan partisipan sehat berusia antara 60 dan 83 tahun. Peserta eksperimen dibagi menjadi tiga kelompok: mereka yang tidak memainkan alat musik, mereka yang telah memainkan alat musik selama satu hingga sembilan tahun, dan mereka yang telah memainkan alat musik selama sepuluh tahun atau lebih. Dalam studi tersebut, instrumen yang paling umum adalah piano, genre yang paling umum adalah klasik.

Tidak ada perbedaan mencolok pada ketiga kelompok orang tersebut terkait usia, jenis kelamin, status kesehatan, atau tingkat pendidikan. Para peneliti meminta kelompok untuk melakukan serangkaian tes neuropsikologis. Memori nonverbal dan kata pemain instrumen senior secara terukur lebih baik daripada non-musisi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hasil menunjukkan “efek yang kuat dari aktivitas musik yang tinggi sepanjang masa hidup pada fungsi kognitif yang terjaga di usia lanjut.”

Apakah Terlambat Untuk Belajar?

Bisakah belajar memainkan alat musik memiliki efek positif? Sebuah penelitian di Inggris yang diterbitkan dalam Scientific Reports pada tahun 2022 meneliti hal ini.

Sebuah tim peneliti University of Bath di Inggris merekrut 31 orang dewasa yang tidak memiliki pengalaman musik sebelumnya dan secara acak membagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mengikuti pelajaran piano satu jam setiap minggu untuk belajar memainkan musik klasik. Kelompok kedua mendengarkan musik yang dipelajari dan dimainkan kelompok pertama selama satu jam. Kelompok ketiga membaca selama satu jam tanpa musik.

Setelah 11 kelas piano, kemampuan persepsi sensorik audiovisual pada kelompok pertama meningkat secara signifikan, dan tingkat depresi, stres, dan kecemasan juga berkurang.

Musik dan Organ

Yang Jingduan, pendiri Yang’s Integrated Medical Center di Amerika Serikat, ahli akupunktur, dan psikiater, mengatakan bahwa musik yang disukai seseorang tidak hanya mencerminkan karakteristik budaya orang tersebut, dan literasi musik, tetapi juga karakteristik fisiologis, keadaan psikologis, dan kondisi kesehatan.

Yang Jingduan menjelaskan bahwa musik yang hidup dan bersemangat berhubungan dengan jantung dan usus kecil, yang membantu menyehatkan pikiran. Ini meningkatkan pembelajaran dan efisiensi kerja. Pasien yang mudah lelah dan depresi juga merespons musik yang menyenangkan. Musik yang stabil dan ambien dalam C mayor sesuai dengan limpa dan lambung, meningkatkan stabilitas gerakan qi. Selain menguatkan sistem pencernaan, musik C-mayor bisa menenangkan berpikir berlebihan. Pada catatan lain, setiap bagian dalam D mayor berhubungan dengan paru-paru manusia dan usus besar. Ini memiliki efek terapeutik pada siapa saja yang sering menderita pilek, batuk, dan alergi musiman, dan juga dapat membantu orang yang cenderung sedih meredakan emosi dan meningkatkan suasana hati mereka.

Pengobatan tradisional Tiongkok mengenal meridian sebagai saluran energi manusia, yang menghubungkan organ dalam dengan titik akupunktur di permukaan tubuh. Karena musik terdiri dari gelombang suara dengan frekuensi berbeda, gelombang suara juga menjadi energi. Gelombang suara yang berbeda beresonansi dengan berbagai sistem meridian tubuh manusia.

Dalam wawancara sebelumnya dengan The Epoch Times, Yang Jingduan merekomendasikan musik Shen Yun Performing Arts. Dokter berkata bahwa pertunjukan Shen Yun memadukan musik klasik Tiongkok dan Barat dan memiliki khasiat pemulihan yang sangat baik, terutama selama pandemi. Ini dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Yang Jingduan mengamati, “Energi musik ditunjukkan kepada penonton serta meningkat- kan gerakan dan keseimbangan energi tubuh.”

Dokter mengatakan bahkan pekerjaan klinisnya tidak akan pernah bisa menandingi musik dengan efek magis seperti yang ditawarkan Shen Yun kepada pasiennya.

Dokter dengan bercanda berkata, “Menikmati pertunjukan musik jauh lebih menyenangkan daripada memiliki akupunktur dan jarum perak di tubuh seseorang.” (nit)