4 Warga Amerika Serikat Hilang di Meksiko Setelah Dibekuk dan Diculik di Bawah Todongan Senjata

Jack Phillips

Empat warga negara Amerika Serikat yang menyeberang ke Meksiko dari Texas hilang setelah diserang dan diculik oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal. Hal demikian diungkapkan oleh pejabat FBI  pada  5 Maret.  Seorang warga negara Meksiko juga terbunuh dalam insiden yang sama.

“Para penyerang tak dikenal” di kota Matamoros, negara bagian Tamaulipas, Meksiko timur laut “dengan kejam menculik dengan todongan senjata empat warga negara AS dalam sebuah insiden yang menyebabkan seorang warga negara Meksiko yang tidak bersalah terbunuh secara tragis,” ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Meksiko, Ken Salazar, dalam sebuah pernyataan.

Matamoros terletak tepat di seberang perbatasan AS-Meksiko dari Brownsville, Texas.

“Kami tidak memiliki prioritas yang lebih besar daripada keselamatan warga negara kami-ini adalah peran pemerintah AS yang paling mendasar,” kata Salazar. 

“Aparat penegak hukum AS dari berbagai lembaga bekerja sama dengan pihak berwenang Meksiko di semua tingkat pemerintahan untuk mengamankan kepulangan warga negara kami dengan selamat.”

FBI menawarkan hadiah sebesar 50.000 dolar AS untuk kembalinya para korban penculikan yang belum teridentifikasi dan penangkapan mereka yang terlibat, demikian pernyataan dari kantor biro tersebut di San Antonio.

Keempat warga Amerika tersebut memasuki Matamoros dengan sebuah minivan putih dengan plat nomor North Carolina. Kendaraan tersebut ditembaki segera setelah memasuki Meksiko, menurut biro tersebut.

“Keempat warga Amerika itu ditempatkan di dalam kendaraan dan dibawa pergi dari tempat kejadian oleh orang-orang bersenjata,” kata kantor FBI San Antonio.

FBI tak memberikan nama, deskripsi, atau rincian lain tentang warga Amerika atau minivan tersebut; nomor pelat nomornya pun tidak diberikan.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengonfirmasi insiden tersebut pada  6 Maret, mengatakan kepada para wartawan bahwa “informasi yang kami miliki adalah bahwa mereka menyeberangi perbatasan untuk membeli obat-obatan di Meksiko, terjadi konfrontasi antar kelompok, dan mereka ditahan,” dan “seluruh pemerintah sedang menanganinya,” menurut berbagai laporan berita.

Sebuah unggahan pada 3 Maret di Twitter tampaknya menunjukkan saat para warga Amerika tersebut ditodong dan diculik. Seorang wanita terlihat dipaksa masuk ke dalam sebuah truk pickup putih sebelum beberapa pria yang mengenakan rompi antipeluru dan bersenjatakan senapan terlihat menyeret yang lainnya ke dalam truk.

Mereka yang memiliki informasi terkait penculikan ini diminta untuk menghubungi kantor FBI di San Antonio atau mengirimkan informasi secara online.

Peringatan Lainnya

Pada waktu yang hampir bersamaan, konsulat AS di Matamoros mengeluarkan peringatan di tengah laporan tentang seseorang yang ditembak dalam insiden yang tampaknya sama. Konsulat tersebut memperingatkan para pegawai pemerintah AS untuk menghindari daerah tersebut, dan mencatat bahwa daerah di Meksiko ini berada di bawah “Level 4: Jangan Bepergian,” yang merupakan peringatan tingkat tertinggi yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS.

“Konsulat AS Matamoros telah menerima laporan tentang aktivitas kepolisian yang terjadi di sekitar Calle Primera dan Lauro Villar sehubungan dengan penembakan. Laporan media mengindikasikan bahwa seorang  tewas. Para pegawai pemerintah AS diperintahkan untuk menghindari daerah tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut,” tulis konsulat. 

“Konsulat Jenderal AS mengingatkan warga AS bahwa Tamaulipas diklasifikasikan sebagai Level 4: Jangan Bepergian dalam peringatan perjalanan Departemen Luar Negeri AS untuk Meksiko.”

Pihaknya menyarankan warga dan pegawainya untuk waspada terhadap lingkungan sekitar, menghindari daerah tersebut, mencari tempat berlindung jika diperlukan, memantau informasi terbaru setempat, dan meninjau rencana keamanan pribadi atau mengikuti instruksi dari pejabat Meksiko.

“Aktivitas kejahatan terorganisir-termasuk baku tembak, pembunuhan, perampokan bersenjata, pembajakan mobil, penculikan, penghilangan paksa, pemerasan, dan pelecehan seksual-sering terjadi di sepanjang perbatasan utara,” demikian bunyi situs web Deplu AS.

Pada hari yang sama dengan penculikan tersebut, polisi di Matamoros mengirimkan peringatan di media sosial kepada para orangtua untuk menjaga anak-anak mereka di rumah. Mereka mengutip dua penembakan di kota itu, meskipun bukan penculikan.

Matamoros terkenal dengan kekerasan kartel narkoba, menurut laporan berita. Kartel narkoba telah lama beroperasi di Matamoros, menurut Congressional Research Service, yang mencatat bahwa organisasi kriminal tersebut telah terpecah menjadi beberapa faksi yang saling bermusuhan.

“Kartel Teluk dilaporkan terpecah menjadi beberapa geng yang saling bersaing,” kata lembaga tersebut dalam sebuah laporan tahun 2019. “Beberapa analis tidak lagi menganggapnya sebagai entitas yang utuh dan berpendapat organisasi ini terpecah-pecah menjadi beberapa faksi yang saling bertikai.”

Matamoros juga menjadi lokasi perkemahan besar imigran ilegal Haiti dan Venezuela pada Desember 2022 yang bertujuan untuk menyeberang ke Amerika Serikat, demikian menurut berbagai laporan.

“Ada ribuan orang yang tidur di jalanan” di Matamoros, kata Joshua Rubin, pendiri Witness at the Border, menurut artikel Border Report yang diterbitkan pada saat itu. (asr)