Biden Menawarkan Lebih Banyak Investasi di Indo-Pasifik untuk Menghadapi Ancaman Tiongkok

Emel Akan

Khawatir mengenai meningkatnya pengaruh global Tiongkok, pemerintahan Biden menawarkan investasi dengan “cara-cara baru untuk mengungguli Tiongkok” dan memperkuat aliansi di kawasan Indo-Pasifik.

Pada  9 Maret, Presiden Joe Biden meluncurkan proposal anggaran ketiganya, bersumpah untuk meningkatkan pengeluaran, menaikkan pajak, dan mengurangi defisit federal. Sebagai bagian dari blueprint anggarannya, Biden menguraikan strateginya dalam menghadapi tantangan global, termasuk tantangan dari Tiongkok.

“Tiongkok adalah satu-satunya pesaing Amerika Serikat yang memiliki niat untuk membentuk kembali tatanan internasional dan, semakin memiliki kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi untuk melakukannya,” demikian menurut lembar fakta yang dirilis oleh Gedung Putih.

Dalam proposal anggarannya, presiden memperingatkan tentang “masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya dan luar biasa” di masa mendatang dan meminta sumber daya diskresioner dan wajib untuk mengatasi bahaya dari Tiongkok.

Menurut lembar fakta tersebut, proposal wajib akan meningkatkan peran AS di Indo-Pasifik dan memajukan ekonomi AS dengan menginvestasikan: $ 2 miliar untuk mendukung infrastruktur internasional yang sangat dibutuhkan; $ 2 miliar untuk meningkatkan program U.S. International Development Finance Corporation’s  atau ekuitas Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional AS (DFC); dan $ 2 miliar lainnya untuk menciptakan rantai pasokan yang tangguh di wilayah tersebut.

Proposal anggaran tersebut juga mencakup pendanaan sebesar $7,1 miliar untuk Kepulauan Marshall, Mikronesia, dan Palau selama 20 tahun ke depan. Dana tersebut merupakan bagian dari proposal senilai $63,1 miliar untuk Departemen Luar Negeri dan The United States Agency for International Development (USAID). 

Anggaran tersebut juga meminta untuk meningkatkan pendanaan bagi kehadiran militer AS di kawasan Indo-Pasifik.

“Untuk mempertahankan dan memperkuat penangkalan, Anggaran tersebut memprioritaskan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai tantangan laju Amerika yang sejalan dengan Strategi Pertahanan Nasional,” demikian dinyatakan dalam proposal anggaran tersebut.

“[Inisiatif Penangkalan Pasifik 2024 Pentagon] menyoroti $9,1 miliar investasi utama yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan, berfokus pada penguatan penangkalan di kawasan itu, dan menunjukkan komitmen jangka panjang Departemen Pertahanan terhadap Indo-Pasifik.”

Dana tersebut juga akan digunakan untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan sekutu-sekutu Amerika Serikat di kawasan ini.

Menurut proposal anggaran tersebut, pengeluaran Departemen Pertahanan akan meningkat menjadi $842 miliar pada tahun fiskal 2024, meningkat 3,2 persen dari tahun sebelumnya. Anggaran tersebut termasuk $37,7 miliar untuk modernisasi persenjataan nuklir.

“Anggaran ini mengukuhkan komitmen kami untuk menghadapi tantangan-tantangan global dan menjaga keamanan Amerika,” tulis Biden dalam sebuah pesan kepada Kongres yang menyertai proposal anggaran tersebut. 

“Anggaran ini menguraikan investasi-investasi krusial untuk menyaingi Tiongkok secara global dan untuk melanjutkan dukungan bagi Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang tidak beralasan.”

Rancangan tersebut juga mencakup kenaikan gaji yang signifikan untuk semua tentara yang dimulai pada Januari 2024, yang diharapkan dapat menggalang dukungan dari kedua belah pihak. Menurut proposal Biden, gaji militer akan naik 5,2% tahun depan. (asr)