AS dan Uni Eropa Sepakat Tentang Pasokan Mineral Utama untuk Melepas Ketergantungan Terhadap Tiongkok

oleh Gao Shan

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan awal mengenai pasokan mineral utama yang digunakan dalam kendaraan listrik. Ini adalah langkah nyata yang diambil Washington untuk mengurangi ketergantungan global terhadap material yang dibutuhkan teknologi energi hijau dari Tiongkok.

Manfaat jangka pendek yang diperoleh jika kesepakatan tersebut terlaksana, yakni dapat meredakan perselisihan perdagangan antara AS dan Eropa dengan mengizinkan perusahaan Uni Eropa mendapatkan beberapa manfaat dari rencana subsidi iklim besar-besaran yang telah dijanjikan Presiden Biden. 

Pada Jumat (10 Maret) Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berkunjung ke Gedung Putih bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membahas masalah tersebut. Kepada media Ursula mengatakan : “Kami telah sepakat untuk mulai bekerja menuju tujuan yang jelas. Tujuan untuk mencapai kesepakatan (soal pasokan) bahan baku utama yang dibeli atau diproses oleh Uni Eropa.”

Uni Eropa berharap Rancangan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act. IRA) Biden akan membuat konsesi untuk produk-produk Eropa. RUU itu akan menyediakan hingga USD.369 miliar bantuan dan keringanan pajak untuk proyek energi bersih di Amerika Utara selama dekade berikutnya. Ursula von der Leyen mengatakan bahwa RUU itu secara tidak adil akan membantu perusahaan AS dalam beberapa hal, dan dia sedang mencari perlakuan yang sama untuk perusahaan Eropa.

Biden mengatakan pada Jumat : “Kami sedang mendorong investasi baru untuk menciptakan industri energi bersih dan lapangan kerjanya, dan untuk memastikan rantai pasokan kami dapat memasok dua benua. Gagasan ini adalah dasar dari RUU Pengurangan Inflasi kami. Dan itu adalah inti dari Rencana Kesepakatan Industri Hijau (Green Deal Industrial Plan).”

Dalam mendorong rencana iklim yang ambisius itu, Gedung Putih lebih memprioritaskan untuk mendapatkan bahan mineral seperti litium, nikel, dan kobalt yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik. Karena masalah tersebut juga melibatkan pada rencana mendorong penggunaan kendaraan listrik, membangun kendaraan listrik di tanah AS, dan rantai pasokan untuk bahan-bahan mineral ini.

Ini membutuhkan perombakan total terhadap industri manufaktur dan produksi mobil AS, termasuk perkuat rantai pasokan yang saat ini masih didominasi Tiongkok dan pengembangan teknologi terkait. Amerika Serikat melihat Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan mitra dagang yang tidak dapat diandalkan.

Permintaan yang besar

Dalam sidang dengar pendapat di hadapan House Ways and Means Committee pada Jumat pagi, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan : “Permintaan global untuk mineral ini akan sangat besar selama beberapa tahun ke depan. Sedangkan kami masih sangat bergantung pada Tiongkok. Salah satu tujuan IRA adalah secara luas memperkuat rantai pasokan untuk mineral penting ini dan produk olahannya.”

Kesepakatan yang sama dengan Uni Eropa, juga sedang dibahas dengan Jepang. Kesepakatan ini diharapkan dapat “memungkinkan sekutu dekat kami untuk juga memasok mineral dan produk olahannya yang dapat digunakan dalam kendaraan listrik yang dirakit di Amerika Serikat”, katanya.

AS dan Uni Eropa juga sepakat untuk membentuk mekanisme baru yang disebut “Dialog Insentif Energi Bersih” (Clean Energy incentive Dialogue) untuk menghindari perselisihan mengenai “subsidi industri hijau”. Dalam sebuah kesepakatan bersama disebutkan bahwa dedua belah pihak akan mengambil langkah-langkah untuk menghindari gangguan perdagangan terhadap transatlantik dan arus investasi, sebagai akibat dari insentif masing-masing.

Baik Joe Biden dan Ursula von der Leyen juga berencana untuk mencapai kesepakatan soal pasokan baja dan aluminium yang berkelanjutan sebelum bulan Oktober 2023. Ini adalah langkah lain dari AS dan UE yang bertujuan untuk melepaskan diri dari hubungannya dengan Tiongkok yang merupakan pemasok besar kedua bahan tersebut.

Pembatasan ekspor

Pernyataan itu juga menyentuh upaya lain yang sedang berlangsung antar Amerika Serikat dengan Uni Eropa untuk membatasi ekspor terhadap teknologi tertentu ke Tiongkok, terutama menyangkut peralatan dan teknologi yang dibutuhkan untuk memproduksi semikonduktor.

Mereka mengatakan : “Kita sedang meningkatkan kerja sama untuk mencegah teknologi baru yang sensitif dan produk-produk penggunaan ganda lainnya bocor ke strategi fusi militer-sipil diterapkan, area di mana sedang menjadi perhatian besar dari kita. Kontrol masing-masing yang ada pada investasi asing dan kolaborasi penelitian yang kami miliki saat ini adalah sarana yang penting, yang perlu diperbarui untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan geostrategis”.

Fokus dari IRA yang bertujuan untuk merangsang industri AS telah membuat marah beberapa mitra dagang dari Asia dan Eropa. Mereka berpendapat bahwa RUU tersebut mengucilkan mereka dari pasar AS, khususnya di industri otomotif.

Perjanjian tentang mineral utama yang sedang dinegosiasikan oleh Biden dengan Ursula von der Leyen akan memberikan status yang sama kepada UE sebagai mitra perdagangan bebas Amerika Serikat, yang memungkinkan kendaraan listrik yang menggunakan komponen atau bahan baterai buatan Eropa menerima keringanan pajak AS.

Kementerian Keuangan AS juga mengatakan bahwa kendaraan Eropa yang digunakan untuk bisnis atau sewa juga memenuhi kondisi preferensial yang diberikan AS. Hal mana dimaksudkan untuk meredakan ketegangan perdagangan antara AS dengan negara sekutu. (sin)