Elon Musk : Trump akan Menang Telak Dalam Pemilu Presiden Jika Ia Ditangkap

oleh Li Li

Mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan keikutsertaannya dalam pemilihan presiden tahun 2024, baru-baru ini mengatakan bahwa dirinya akan ditangkap pada 21 Maret. Elon Musk yang mengeluarkan tanggapan menyebutkan bahwa dirinya memprediksikan Trump justru akan menang telak dalam pemilu presiden jika ia ditangkap.

Pada 18 Maret, Fox News melaporkan bahwa Kantor Kejaksaan Manhattan sedang bersiap untuk bertemu dengan aparat penegak hukum untuk membahas “persiapan keamanan” untuk menuntut Donald Trump, apakah akan “memborgol” Trump dan mengambil “sidik jari” saat memasuki ruang sidang.

Trump juga kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa hari Selasa (21 Maret), dirinya mungkin ditangkap oleh Kantor Kejaksaan Manhattan dan meminta para pendukungnya untuk “merebut kembali negara kita”.

Elon Musk kemudian menulis di bagian komentar postingan tersebut, “Jika ini terjadi, Trump justru akan terpilih kembali dengan kemenangan telak”.

Anggota DPR-AS Marjorie Taylor Greene, sekutu setia Trump, berbagi sentimen Elon Musk dan menambahkan bahwa jika Trump didakwa, dia (Trump) bahkan pada akhirnya akan meraih kemenangan yang lebih besar daripada sebelumnya.

“Presiden Trump tidak melakukan kesalahan apa pun, dia selalu berjuang untuk rakyat Amerika, kita semua tahu hal itu, dan itulah mengapa kita mencintainya”, tulis Greene. 

“Para Republikan yang mengira Demokrat akan menghentikan kegilaan ini ketika Trump tersingkir sedang menipu diri mereka sendiri”.

Marjorie Taylor Greene juga mengatakan : “Mempersenjatai pemerintah dan penganiayaan politik adalah metode baru mereka. Mereka akan menggunakannya untuk melawan siapa saja yang berusaha menghalangi mereka”. “Kami muak dengan sistem peradilan dua tingkat yang diberlakukan di Amerika Serikat, atau lebih tepatnya, ini adalah sistem yang tidak adil.”

Kejaksaan Distrik Manhattan sedang menyelidiki tuduhan yang menyebutkan bahwa selama kampanye presiden tahun 2016, Trump pernah meminta mantan pengacara pribadinya Michael Cohen untuk membayar aktris porno Stormy Daniels sebesar USD.130.000,- sebagai uang tutup mulut.

Mengenai kasus tersebut, Trump sebelumnya telah menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak bersalah. Trump bahkan berulang kali mengecam bahwa penyelidikan ini adalah perburuan penyihir politik.

Trump menuduh kantor Kejaksaan Distrik Manhattan “korupsi dan sangat dipolitisasi”. Ia mengatakan “Mereka dengan tanpa bukti apa pun, hanya berdasarkan dongeng usang yang telah dibantah (oleh banyak jaksa lainnya !), untuk menganiaya seorang mantan presiden dan calon dari Partai Republik.”

Stormy Daniels sebelumnya menuduh Trump pernah berselingkuh dengan dirinya pada tahun 2006, dan bahwa selama kampanye presiden 2016, pengacara Trump membayarnya USD. 130.000,- sebagai uang tutup mulut tidak membuka aib tersebut.

Trump membantah berselingkuh dengan Stormy Daniels dan mengatakan dia tidak pernah meminta Michael Cohen yang merupakan pengacara pribadinya saat itu, membayar uang tutup mulut Daniels.

Namun Cohen mengatakan bahwa dia membayar uang tutup mulut atas arahan Trump.

Trump mengakui membayar biaya kepada Cohen, tetapi mengatakan itu tidak ada hubungannya dengan keuangan kampanyenya, dan Organisasi Trump mengatakan pembayaran kepada Cohen itu adalah untuk biaya hukum.

Mengenai kasus tersebut, Trump sebelumnya menanggapi di media sosial : “Saya sama sekali tidak melakukan kesalahan. Saya tidak pernah berselingkuh dengan Daniels, dan saya tidak pernah ingin berselingkuh dengan Daniels”.

Trump menyebut itu adalah satu tindakan perburuan penyihir, dan menuduh Demokrat memainkan kartu yudisial untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Dewan juri telah dibentuk dalam kasus ini, dan kemungkinan menjadi dakwaan semakin tinggi.

Beberapa Republikan mengatakan bahwa dakwaan itu adalah rencana untuk mencoba mencegah terpilihnya kembali Trump pada pemilu tahun 2024.

Pada 17 Maret, juru bicara Trump, Steven Cheung, mengatakan kepada Fox News bahwa Trump sepenuhnya tidak bersalah dan mengatakan bahwa penyelidikan itu bermotivasi politik untuk menghalangi terpilihnya Trump pada pemilu tahun 2024.

“Orang Demokrat kembali melakukan, menekan ‘tombol nuklir’ dan menyerang seorang presiden karena pemeras yang dipermalukan”, kata Steven Cheung. “Ini terjadi karena Presiden Trump memimpin Demokrat dan Republik dengan selisih yang lebar dalam jajak pendapat, sesuatu yang sangat mencolok dalam sejarah politik Amerika Serikat”.

Seperti juga Elon Musk dan Marjorie Taylor Greene, Steven Cheung yakin bahwa hasil dari menggugat Trump adalah kontraproduktif. (sin)