Aneh ! Zhongnanhai Merilis Data Ekonomi yang Buruk, Apakah Li Qiang Ingin Mencelakakan Li Keqiang ?

oleh Han Fei, Luo Ya

Beberapa hari yang lalu, Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan data keuangan dua bulan pertama tahun fiskal 2023, yang menunjukkan penurunan di berbagai pos ekonomi. Analis percaya bahwa diriliskannya data ekonomi yang buruk itu tak lain bertujuan untuk mencelakakan mantan perdana menteri Li Keqiang.

Perdana Menteri baru Tiongkok Li Qiang yang dapat dianggap sebagai pelaksana setia garis Xi Jinping, karena selama ini ia selalu mengikuti Xi Jinping dalam karir resminya. Baru-baru ini berkunjung ke Provinsi Hunan untuk menginspeksi industri manufaktur. Di sana ia menekankan perlunya mementingkan ekonomi riil dan mempromosikan manufaktur kelas atas, sebagaimana yang ditekankan oleh Xi Jinping selama berlangsungnya Dua Sesi tahun ini, yakni perlunya untuk mendukung dengan penuh semangat pengembangan manufaktur kelas atas. 

Para ahli percaya bahwa Li Qiang menghadapi masalah yang belum terpecahkan yang telah menjangkiti industri manufaktur Tiongkok selama beberapa dekade.

Dr. Hua Chia-Cheng, Direktur Institut Riset Kedua Institut Riset Ekonomi Taiwan mengatakan : “Dia (Tiongkok) memiliki kemampuan manufaktur juga pasar, tetapi masih memiliki tingkat kontrol yang tidak memadai atas teknologi dan paten kelas atas”.

Li Keqiang (Lintao Zhang/Getty Images)

Dr. Hua Chia-Cheng mengatakan bahwa penyebaran rantai pasokan yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah mempersulit Tiongkok untuk memberlakukan model penukaran pasar dengan teknologi sebagaimana yang dilakukannya di masa lalu. Ditambah dengan faktor-faktor seperti sanksi teknologi setelah pecahnya perang dagang AS – Tiongkok, hal-hal ini telah membuat perkembangan industri manufaktur Tiongkok mengalami banyak kesulitan.

Beberapa hari yang lalu, Kementerian Keuangan Tiongkok merilis data keuangan untuk memperlihatkan situasi penerimaan dan pengeluaran 2 bulan pertama tahun fiskal 2023, yang menunjukkan penurunan di sejumlah pos ekonomi. Namun, data sebenarnya masih belum diketahui.

Akumulasi dari Januari hingga Februari 2023, pendapatan anggaran publik nasional turun 1,2% YoY (tahun-ke-tahun). Pajak konsumsi turun 18,4% YoY. Pajak penghasilan pribadi turun 4% YoY. Pajak pertambahan nilai impor dan ekspor serta pajak konsumsi turun 21,6 % YoY. Penerimaan dari tarif turun sebesar 27% YoY.

Pajak pembelian kendaraan turun 32,8% YoY. Bea meterai surat berharga turun 61,7% YoY. Pajak terkait tanah dan real estat, pajak akta turun 4% YoY. Biaya transfer tanah milik negara turun 29% YoY. Dan pajak penggunaan lahan perkotaan turun 7,4% YoY.

Seorang pengusaha swasta Tiongkok bermarga Zhou mengungkapkan, bahwa pasar Tiongkok sekarang sangat lesu, banyak barang diturunkan harganya tetapi tidak ada yang mau membelinya. Karena kebijakan nol kasus dalam mencegah penyebaran epidemi yang berlangsung selama 3 tahun telah menyebabkan rakyat  tidak punya uang lagi.

“Sekarang ada lebih dari 300.000 orang yang berutang, dan seluruh orang terlilit utang. Kita telah memasuki era utang nasional”, kata Mr. Zhou.

Zhang Tianliang, seorang pakar masalah Tiongkok mengatakan bahwa tidak ada lagi tempat yang indah untuk ekonomi Tiongkok. Apa yang akan terjadi selanjutnya, adalah meletusnya utang pemerintah daerah. Gejolak sudah terjadi di seluruh perekonomian Tiongkok, tampaknya tidak cukup hanya dilukiskan dengan istilah sengsara.

Namun, Kementerian Keuangan Tiongkok masih saja mengikuti kebiasaan lamanya, yakni hanya melaporkan kinerja yang baik tetapi menutupi yang buruk. Namun aneh sekarang, malahan Zhongnanhai sedang “membongkar” kejelekan, yang menunjukkan bahwa masalah mungkin sudah sangat serius. Selain itu, Zhang Tianliang percaya bahwa karena masalah ekonomi pada bulan Januari dan Februari masih merupakan tanggung jawan perdana menteri lama Li Keqiang. Jadi mungkin pengungkapan hal ini terkait dengan “udang di balik batu”. Yakni membiarkan Li Keqiang yang disalahkan — “Bukan saya Li Qiang yang tidak kompeten, tetapi Li Keqiang yang meninggalkan kondisi amburadul”.

Pada saat yang sama, Dewan Negara Tiongkok telah memberhentikan sejumlah pejabat, termasuk Lian Weiliang, wakil direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, Zhao Yong, wakil direktur Komisi Urusan Etnis, dan Tang Tao, wakil direktur Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial, yang dikaikan dengan orang-orang dari kelompok Li Keqiang.

Menurut analisis media Hong Kong, dengan tersingkirnya Li Keqiang, Wang Yang dan tokoh lainnya dari Faksi Liga Pemuda Tiongkok, maka para pejabat yang berada di jenjang wakil menteri jadi kehilangan harapan untuk dipromosikan. Li Keqiang bersama kelompoknya dari Faksi Liga Pemuda telah “dicabut sampai akar-akarnya” oleh Xi Jinping. (sin)