Ukraina Klaim Berhasil Menstabilkan Situasi Pertempuran di Bakhmut, Negara-negara  Skandinavia  Berencana Membentuk Sistem Pertahanan Udara Bersama

NTD

Pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa tentara Ukraina berhasil menstabilkan situasi pertempuran di sekitar kota Bakhmut yang hampir tidak memiliki warga sipil.  Kota ini pernah diperkirakan memiliki populasi sekitar 70.000 jiwa. Di sisi lain, Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Denmark ingin membangun sistem pertahanan udara Nordik terpadu untuk menghadapi ancaman dari Rusia.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa tentara Ukraina berhasil menstabilkan pertempuran di sekitar kota Bakhmut, demikian laporan Central News Agency. Pertempuran memperebutkan kota Bakhmut di Ukraina timur, yang merupakan pertempuran terpanjang antara kedua pasukan sejak invasi Rusia, telah hancur akibat pertempuran.

Berbicara kepada Tony Radakin, Kepala Staf Pertahanan Inggris, panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Valery Zaluzhny, mengatakan bahwa situasi di garis depan “paling sulit di sisi Bakhmut.”

“Kami berhasil menstabilkan situasi di lapangan berkat upaya besar dari Pasukan Pertahanan,” kata Zaluzhny di Facebook.

Menurut pembaruan intelijen terbaru dari Kementerian Pertahanan Inggris, serangan Rusia di Bakhmut  “sebagian besar terhenti.”

Namun demikian, pasukan Rusia menyerang di garis depan di utara dan selatan wilayah Donbas utara pada Selasa 21 Maret, meskipun serangan Rusia di dekat Bakhmut melemah.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa laporan militer Ukraina mengatakan bahwa telah terjadi pertempuran sengit di sepanjang rute dari Lyman ke Kupiansk, dan lebih jauh ke selatan di Avdiivka, sebuah kota di pinggiran Donetsk. Kota Donetsk saat ini diduduki oleh Rusia.

Sistem Pertahanan Udara Skandinavia untuk Menghadapi Ancaman Rusia

Komandan angkatan udara Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Denmark telah menandatangani surat pernyataan untuk mendirikan sistem pertahanan udara Nordik terpadu guna menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari Rusia.

Menurut sebuah pernyataan dari keempat militer tersebut, program pertahanan udara ini dimaksudkan untuk beroperasi secara bersama-sama di bawah format yang dikenal saat ini dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). 

Komandan angkatan udara Denmark, Mayor Jenderal Jan Dam, mengatakan kepada Reuters bahwa invasi Rusia ke Ukraina pada  Februari tahun lalu telah memicu langkah untuk mengkonsolidasikan kekuatan udara di Eropa Utara.

“Armada gabungan pihaknya sebanding dengan armada yang dimiliki oleh kekuatan Eropa,” katanya. (hui)