Credit Suisse yang Bermasalah Memiliki Anggota Dewan Direksi Terkait dengan Partai Komunis Tiongkok di Komite Risikonya

Dave Ruo

Credit Suisse adalah salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia.Kini sedang menghadapi krisis besar-besaran, dan salah satu dewan direksi dan tim manajemen risikonya adalah anggota Komite Nasional Partai Komunis Tiongkok dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok.

Kapitalisasi pasar Credit Suisse merosot hampir 30% pada Rabu (15/3), sehingga memaksa pemberhentian perdagangan secara mendadak pada tengah hari. Hal demikian terjadi  setelah perusahaan mengakui dalam laporan tahunannya bahwa mereka memiliki “kelemahan mendasar”. Selain itu,  investor terbesarnya, Bank Nasional Saudi menyatakan tidak akan memberikan bantuan tambahan.

Credit Suisse menyatakan pada Kamis (16/3) bahwa mereka berniat meminjam US$54 miliar dari Swiss National Bank sebagai likuiditas tambahan.

Menurut situs web Credit Suisse, Li Shan, yang memiliki hubungan dekat dan luas dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT), telah menjadi anggota dewan global bank tersebut sejak 2019 dan memegang posisi senior dalam tim manajemen risiko, Dewan Penasihat Asia, dan komite remunerasi.

Situs web Credit Suisse juga membanggakan pengalaman Li yang luas dengan anak perusahaan pemerintah Tiongkok. Sebagai contoh, ia adalah anggota dewan dan CEO Silk Road Financial Corporation, yang dirancang untuk mempromosikan kampanye pengaruh inisiatif “Belt and Road Initiative (BRI), dan telah menduduki posisi kunci di dua bank yakni  China Development Bank  dan Bank of China.

Laman profil Li juga menunjukkan bahwa ia adalah anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok atau Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC)  Partai Komunis Tiongkok (PKT), sebuah komponen kunci dari aparat kampanye pengaruh ‘Front Persatuan’ PKT. Menurut laporan pemerintah AS tahun 2018, CPPCC adalah ‘badan koordinasi penting’ yang menyatukan perwakilan kepentingan PKT dan dipimpin oleh Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral PKT.

Menurut situs web Hong Kong Investment Funds Association  (HKIFA), anggota dewan direksi Li Shan “adalah anggota Komite Nasional ke-13 dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok”.

Fox News Digital melaporkan bahwa sebuah laporan yang disusun oleh Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok mengatakan bahwa CPPCC “adalah komite penasihat ‘di bawah kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok’ dan merupakan entitas tingkat tertinggi yang mengawasi sistem United Front”.

Laporan itu menambahkan: “Strategi persatuan (PKT) menggunakan berbagai metode untuk memengaruhi komunitas Tionghoa di luar negeri, pemerintah asing, dan aktor lain untuk mengambil tindakan atau posisi yang mendukung kebijakan utama Beijing.” 

“United Front Work Department (Departemen Front Persatuan) termasuk pemerintah Tiongkok dan organisasi militer, mengarahkan banyak entitas resmi dan semu dalam kegiatan mereka di luar negeri.”

CPPCC juga telah menunjukkan adanya tanda-tanda infiltrasi ke dalam organisasi-organisasi lain di AS. Kepala eksekutif sebuah perusahaan teknologi besar di Tiongkok, yang juga merupakan anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, membuat kesepakatan penting bulan lalu untuk membantu Ford Motor Company memproduksi baterai untuk mobil listriknya.

Pada saat yang sama, hampir bangkrutnya Credit Suisse dengan bangkrutnya Silicon Valley Bank yang berbasis di California memicu kekhawatiran akan terjadinya krisis perbankan global yang besar dan menimbulkan pertanyaan tentang keamanan sistem perbankan global.

Dewan Stabilitas Keuangan Internasional, yang memantau sistem keuangan global, memilih Credit Suisse sebagai salah satu dari 30 institusi yang memiliki “tingkat kepentingan sistemik.”

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Credit Suisse telah mengalami beberapa skandal dan berjanji untuk merombak bisnis manajemen risikonya.

Pada Juni 2022, Credit Suisse mengumumkan bahwa mereka akan melakukan reformasi secara besar-besaran karena bergulat dengan biaya litigasi terkait runtuhnya Archegos Capital Management di New York City, demikian CNBC melaporkan.

Saat ini Credit Suisse sedang menghadapi tuntutan hukum dari para pemegang saham AS yang menuduh bank asal Swiss ini gagal mengungkapkan masalah keuangannya dan melanggar undang-undang sekuritas.

Gugatan class action telah diajukan terhadap Credit Suisse di pengadilan federal AS yang menuduh bahwa bank tersebut membuat pernyataan yang menyesatkan atau palsu tentang kondisi keuangannya dan gagal mengungkapkan secara memadai peningkatan arus keluar nasabah yang “signifikan” pada akhir 2022.

Gugatan baru telah diajukan yang mencakup klaim-klaim ini serta klaim-klaim yang berkaitan dengan kelemahan mendasar dalam kontrol keuangan internal Credit Suisse. (hui)