Dr. Ananias Diokno Berharap Lebih Banyak Orang Membaca Artikel Master Li Hongzhi

oleh Catherine Yang

Dr. Ananias Diokno, seorang urolog senior di Amerika Serikat saat membaca “Epoch Times” berbahasa Inggris melihat artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” yang diterbitkan oleh Master Li Hongzhi, sang pendiri Falun Gong. Setelah membacanya, ia pun membagikan artikel itu kepada orang lain, dan membawanya ke dalam kelompok persekutuan doa untuk didiskusikan bersama pada suatu akhir pekan.

Di saat Dr. Ananias Diokno menemukan artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”, yang pertama kali muncul dalam benaknya adalah keinginan untuk mengetahui bagaimana penulis (Master Li) akan menjelaskan proposisi pamungkas ini.

Falun Gong atau Falun Dafa adalah mengolah jiwa dan raga yang berpprinsip pada Sejati-Baik-Sabar, yang mana terdiri 5 perangkat latihan termasuk meditasi. latihan ini mulai populer di Tiongkok pada tahun 1990-an, dengan perkiraan jumlah pengikutnya mencapai 70 juta hingga 100 juta orang. Pemerintahan partai komunis, yang takut jumlah praktisi menjadi ancaman bagi kontrol otoriternya, memulai kampanye besar-besaran yang bertujuan untuk memberantas latihan yang dimulai pada 20 Juli 1999, sebuah program yang terus berlanjut hingga saat ini.

“Saya membaca judulnya ‘Mengapa Ada Umat Manusia’, saya pikir saya tahu, itu hanya sebuah topik yang masih terus dibahas baik lewat teori evolusi atau dari sudut pandang kreasionisme. Meskipun saya selalu percaya pada kreasionisme. Tapi saya pikir tak ada salahnya saya membacanya untuk mengetahui saran atau pendapat penulisnya. Namun, semakin jauh saya membacanya, semakin sulit saya hentikan,” katanya.

Dr. Ananias Diokno kini berusia 80 tahun, sangat berpengalaman di bidang urologi dan disegani banyak orang. Ia pernah mengajar di sejumlah fakultas kedokteran dan menjabat sebagai presiden organisasi di Michigan Urological Association. 

Dia menjabat sebagai Kepala Urologi di sebuah rumah sakit selama 23 tahun dan diangkat menjadi Kepala Petugas Medis dan Wakil Presiden Eksekutif. Dia juga pernah terlibat dalam pengeditan konten dari Jurnal Internasional Urologi dan Bedah Ginjal, menerbitkan lebih dari 250 artikel jurnal, dan menerima banyak penghargaan.

Dr. Ananias Diokno lahir di keluarga Katolik, ia berpendapat bahwa artikel Mr Li memiliki kesamaan dan perbedaan dengan ajaran Katolik.

Ananias Diokno mengatakan : “Saya setuju dengan konsep pencipta, konsep surga, dan konsep harus berbuat baik agar bisa diterima surga. Semakin banyak saya membaca, semakin saya ingin mengatakan, bahwa itulah yang saya pikirkan, apa yang saya ikuti, dan itulah yang saya lakukan dalam sisa hidup saya.”

Dr. Ananias Diokno menyampaikan bahwa intinya adalah manusia harus memiliki iman, harus benar-benar percaya, tidak hanya ucapan di mulut. Jika tidak interaksi antara dunia dengan manusia, serta realitas akan menjadi kacau balau.

Ananias Diokno mengatakan : “Bagian dari artikel yang sangat sependapat dengan pemahaman saya adalah bahwa kita tidak hanya memiliki tubuh, tetapi juga memiliki jiwa, dan jiwa akan hidup selamanya, dan ke mana jiwa Anda kemudian ditempatkan itu sangat bergantung pada apa yang Anda lakukan di dunia fisik. Saya berpikir jika orang membaca dan percaya isi artikel ini, kami berharap bahwa dunia akan memiliki tatanan yang lebih baik”.

Dr. Diokno percaya bahwa informasi dalam artikel Mr. Li disambut baik oleh para pembaca.

“Saya pikir inilah yang dibutuhkan dunia. Sebagaimana isi teks, kita sedang berada pada akhir zaman atau tahap ‘musnah’ dari proses panjang alam semesta. Jika Anda melihat surat kabar, situasinya sangat mengerikan, kejahatan begitu merajalela, orang tidak percaya pada nilai kehidupan, orang dibunuh tanpa alasan, Perang Dunia III mungkin akan terjadi. Itu karena manusia saling menghalangi, tidak saling mencintai dan menghormati. Jadi saya pikir pesan semacam itu dapat diterima oleh masyarakat luas.”

Dr. Diokno percaya bahwa penerbitan artikel oleh media Epoch Times ini adalah layanan yang sangat baik bagi para pembaca. Dirinya berharap lebih banyak orang dapat membaca artikel ini.

Dr. Ananias Diokno mengatakan : “Semoga artikel ini juga terkirim ke orang lain dan menjadi renungan bagi mereka. Saya harap semakin banyak orang membaca artikel ini, maka akan semakin mantap mereka terhadap keyakinannya. Kita harus menjadi orang baik. Bagi mereka yang tidak memiliki pemahaman ini, Saya harapkan artikel tersebut dapat mempengaruhi mereka untuk berubah. Ini adalah cara manusia hidup, bukan sebaliknya.”

Dr. Ananias Diokno telah mengirimkan artikel ini kepada orang lain. Selain itu, Dr. Diokno yang bersama dokter-dokter lainnya bergabung dalam persekutuan doa secara online setiap Minggu, juga mengajukan artikel ini untuk dijadikan bahan diskusi pada minggu berikutnya. (sin)