5 Hal Mengejutkan yang Terjadi Setelah Anda Berhenti Minum Kopi

George Citroner

Meskipun kopi (dan kafein yang dikandungnya) memberikan kenikmatan dan manfaat kesehatan bagi banyak orang, banyak orang yang tidak melihat ada yang salah dengan beberapa cangkir per hari, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi sebagian orang. 

Mengurangi minum kopi, atau hanya menghilangkan kafein dari diet Anda, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kecemasan, bahkan mengurangi sakit kepala, di antara manfaat lainnya.

Kafein Adalah Zat Psikoaktif

Kafein adalah “zat psikoaktif” yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kafein dianggap sebagai psikoaktif karena efeknya terhadap kesiagaan dan kondisi mental kita, dan kafein digunakan setiap hari oleh setidaknya 85 persen orang Amerika.

Ganja memiliki efek adiktif bagi sebagian orang, memengaruhi bagian otak yang sama dengan kokain-tetapi dengan cara yang berbeda. Namun menurut sebuah tinjauan dalam American Journal of Drug and Alcohol Abuse, penggunaan kafein tidak sesuai dengan profil obat adiktif.

“Asupannya tidak membahayakan individu atau masyarakat dan penggunanya tidak dipaksa untuk mengonsumsinya. Meskipun penghentian penggunaan secara teratur dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan kelesuan,” tulis para penulis tinjauan tersebut.

Terlepas dari itu, jutaan orang memulai hari mereka dengan secangkir kopi dan mengandalkannya untuk membuat mereka tetap bersemangat sepanjang hari.

Namun, ada banyak manfaat dari mengurangi asupan kopi atau berhenti mengonsumsi kafein sama sekali, dan ini bisa menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Anda.

“Seperti obat rekreasi lainnya, hidup tanpa kafein selalu lebih sehat,” kata Dr. Theodore Strange, ketua kedokteran di Rumah Sakit Universitas Staten Island, bagian dari Northwell Health di New York, kepada The Epoch Times.

1. Peningkatan Kualitas Tidur

Salah satu manfaat paling signifikan dari berhenti mengonsumsi kafein adalah kualitas tidur yang lebih baik.

Menurut American Academy of Sleep Medicine, kafein memiliki waktu paruh hingga lima jam. Waktu paruh bahan kimia adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi dosisnya hingga setengahnya di dalam tubuh Anda.

Ini berarti bahwa jika Anda mengonsumsi sekitar 80 miligram kafein (kira-kira satu cangkir kopi), setelah lima jam, Anda masih memiliki 40 miligram kafein dalam tubuh Anda. Diperlukan waktu lima jam lagi untuk mencapai 20 miligram.

Ini berarti bahwa “minuman sore hari” masih dapat mempengaruhi Anda pada saat Anda akan tidur di malam harinya.

Menghilangkan kafein dari diet Anda berarti Anda akan lebih mudah tertidur dan tertidur lebih lama, yang akan membantu meningkatkan energi dan produktivitas sepanjang hari.

2. Mengurangi Kecemasan

Kafein adalah stimulan yang dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan kegelisahan. Mengurangi asupan atau berhenti mengonsumsi kafein sama sekali dapat mengurangi kemungkinan Anda mengalami gejala-gejala tersebut untuk membantu Anda merasa lebih tenang dan rileks.

Sebuah studi penelitian yang dilakukan dengan partisipan usia kuliah menemukan bahwa asupan kafein berhubungan dengan gejala depresi dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi pada para mahasiswa ini.

Sebuah tinjauan dari National Institutes of Health (NIH) menyimpulkan bahwa kafein dapat menyebabkan gejala kecemasan pada individu normal, terutama pada mereka yang memiliki gangguan kecemasan yang sudah ada sebelumnya. Tinjauan tersebut juga menemukan bahwa kafein dapat menyebabkan psikosis pada individu normal yang mengonsumsi kafein dengan dosis toksik lebih dari 1.200 miligram.

3. Mengurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Lainnya

Kafein dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah besar.

“Kafein dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah Anda dalam waktu singkat namun dramatis, bahkan jika Anda tidak memiliki tekanan darah tinggi,” kata Dr. Francisco Lopez-Jimenez, seorang ahli jantung di Mayo Clinic, dalam sebuah pernyataan.

Kadar kafein yang tinggi dapat menyebabkan masalah jantung yang meliputi jantung berdebar-debar, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung. Bukti-bukti mengaitkan asupan kafein yang tinggi dengan sakit kepala, karena kafein dapat membuat pembuluh darah di otak membengkak.

Strange menambahkan bahwa dosis 400 miligram atau kurang per hari, atau sekitar empat cangkir kopi, mungkin aman, tetapi lebih dari itu dapat menyebabkan takikardia, kegelisahan, dan insomnia.

“Hal ini dapat berdampak pada kesehatan seseorang, terutama jika seseorang juga memiliki penyakit jantung atau sedang dalam pengobatan yang dapat memperburuk efek kafein,” katanya.

Menghilangkan kopi dari diet Anda dapat membantu mengurangi risiko masalah kesehatan ini dan meningkatkan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.

4. Mudah untuk Tetap Terhidrasi

Kafein bersifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan dehidrasi.

Menghilangkan kafein dari diet Anda dapat membantu Anda tetap terhidrasi dengan lebih baik, yang dapat berdampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan.

Dehidrasi dapat berdampak buruk pada kesehatan, dan penurunan 1,5 persen air dalam tubuh Anda dapat menyebabkan gejala. Mulai dari sakit kepala biasa hingga penyakit yang mengancam jiwa, seperti sengatan panas.

5. Meningkatkan Pencernaan

Kopi dapat mempengaruhi sekresi asam lambung dan dapat menyebabkan refluks gastroesofagus (GERD), yang biasa disebut mulas.

Efek ini juga dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan masalah pencernaan yang meliputi pencernaan yang buruk, ketidaknyamanan, mual, dan maag.

Mengurangi asupan kafein dapat meningkatkan pencernaan dan meringankan gejala-gejala ini, yang mengarah pada kesehatan pencernaan yang lebih baik secara keseluruhan.

Orang yang Tidak Boleh Menggunakan Kafein

Meskipun konsumsi kafein dan kopi pada umumnya aman bagi kebanyakan orang, ada beberapa kelompok orang yang merupakan kontraindikasi atau yang harus membatasi asupannya.

Kelompok-kelompok ini meliputi:

1. Wanita hamil

Kafein dosis tinggi selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan peningkatan risiko attention-deficit/hyperactivity disorder  atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD) pada anak-anak saat mereka berusia 4 hingga 11 tahun.

2. Orang dengan Gangguan Kecemasan

Kafein dapat meningkatkan kecemasan dan kegelisahan pada beberapa individu, yang dapat memperburuk gejala pada orang dengan gangguan kecemasan.

3. Orang Dengan Kondisi Jantung

Kafein dapat menyebabkan tekanan darah melonjak, yang mungkin berbahaya bagi mereka yang memiliki kondisi jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan risiko fibrilasi atrium (Afib).

4. Orang dengan Sensitivitas Kafein

Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk menjadi lebih sensitif terhadap kafein, membuat mereka lebih mungkin mengalami reaksi yang merugikan seperti kecemasan atau insomnia ketika mereka minum dalam jumlah sedang sekalipun.

5. Anak-anak

Anak-anak memiliki tubuh yang lebih kecil sehingga lebih sensitif terhadap efek kafein daripada orang dewasa.

“Makanan dan minuman yang mengandung kafein dapat memiliki efek pada tubuh dan pikiran yang mengganggu setiap aspek yang dibutuhkan anak-anak untuk berkembang,” kata dokter anak dari Columbia, Dr. David Buchholz.

Dia menambahkan bahwa “tidak ada jumlah kafein yang aman” untuk anak usia 11 tahun ke bawah.

Mengurangi Kafein dan Withdrawal Symptoms

Strange menjelaskan bahwa gejala putus kafein bisa berbeda untuk setiap orang.

“Gejala yang umum terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, energi rendah, mudah marah, gelisah, konsentrasi yang buruk, suasana hati yang tertekan, gemetar, dan masalah tidur,” ujarnya, seraya memperingatkan bahwa gejala berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.

Strange menekankan bahwa manfaat hidup tanpa kafein termasuk tidur yang lebih nyenyak, fokus dan konsentrasi yang lebih baik, dan tekanan darah yang lebih baik, “hanya untuk beberapa hal.”