Komandan AS di Jepang : Jika Terjadi Konflik Selat Taiwan Tingkat Kerusakannya Bisa Lebih Tragis Daripada PD II 

NTD

Komandan Angkatan Darat AS yang ditempatkan di Jepang Joel Vowell memperingatkan, bahwa jika konflik pecah di rantai pulau pertama, kerusakannya akan jauh lebih tragis, yang bisa melebihi kerusakan yang timbul akibat Perang Dunia II.

Pada konferensi pers Kamis (20/4/2023) Joel Vowell mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang paling menantang selama 32 tahun pengabdiannya di militer AS. Ia memperingatkan bahwa jika konflik pecah di Selat Taiwan, tingkat kerusakan ekonomi dan korban manusia akan jauh lebih tragis daripada Perang Dunia II.

“Jika terjadi kebakaran atau konflik yang lebih besar di rantai pulau pertama di Indo-Pasifik, itu akan menjadi … bencana ekonomi dan kemanusiaan bagi dunia, Ini akan melampaui atau setidaknya sama dengan Perang Dunia Kedua,” kata Joel Vowell.

Ia juga mengatakan bahwa tantangannya yang paling penting sekarang adalah mencegah agar tidak meletus perang, meskipun juga perlu siap menghadapi konflik apa pun.

Pada saat yang sama, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa masalah Selat Taiwan, seperti halnya Korea Utara, adalah masalah global yang mempengaruhi komunitas internasional. Setelah pernyataan ini dibantah oleh PKT, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menanggapi secara keras dengan menuduh PKT melakukan kecerobohan diplomatik serius, yang membuat orang ragu terhadap prestise PKT.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol akan mengunjungi Amerika Serikat minggu depan. Para ahli mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan saat ini telah membuat pernyataan lebih tegas yang menunjukkan sikap kesediaannya untuk bekerjasama dengan aliansi AS dan Jepang.

Di Eropa, Dewan Perwakilan Rakyat Belanda telah mengesahkan proposal dengan lebih dari 90% suara setuju, yang menghendaki pemerintah Belanda mencapai posisi konsensus dengan Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya mengenai isu penindasan PKT terhadap Taiwan.

Anggota Parlemen percaya bahwa Eropa tidak dapat memiliki perbedaan dalam masalah Selat Taiwan, tetapi harus dengan suara bulat untuk mendukung perdamaian serta mengurangi ketegangan. (hui)