Lima Provinsi di Wilayah Selatan Tiongkok Sedang Mengalami Kekurangan Listrik

oleh Luo Tingting

Dengan datangnya musim panas, konsumsi listrik melonjak, perusahaan listrik China Southern Power Grid untuk pertama kalinya menghadapi beban daya tertinggi hingga 200 juta kilowatt.  Kekurangan listrik di Tiongkok tahun ini datang lebih cepat dari jadwal, ada 5 provinsi yang berada di wilayah selatan Tiongkok kini menghadapi kesulitan.

Menurut berita yang disampaikan oleh China Southern Power Grid, bahwa sejak awal bulan Mei tahun ini, beban listrik di wilayah selatan terus meningkat. Pada 22 Mei, beban daya tertinggi pada China Southern Power Grid tercatat melampaui 200 juta kilowatt, merupakan yang tertinggi pada tahun ini.

China Southern Power Grid memasok listrik ke lima provinsi di wilayah selatan Tiongkok yakni Guangdong, Guangxi, Yunnan, Guizhou, Hainan, serta Hong Kong dan Makau. Pada bulan Mei ini, beban daya dan konsumsi daya dari lima provinsi selatan telah meningkat secara signifikan.

Pada 12 April, Liang Changxin, Direktur dan juru bicara National Energy Administration memperkirakan bahwa beban daya maksimum seluruh negeri tahun ini dapat mencapai lebih dari 1,36 miliar kilowatt, meningkat cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu. Dan beberapa provinsi mungkin mengalami beban daya puncak selama jam sibuk. 

“Laporan Analisis dan Prakiraan Situasi Pasokan dan Permintaan Listrik Nasional untuk Kuartal Pertama 2023” yang sebelumnya telah dirilis oleh Dewan Ketenagalistrikan Tiongkok juga memperkirakan, bahwa situasi pasokan dan permintaan listrik di wilayah tmur, tengah, dan selatan Tiongkok pada musim panas ini akan sangat ketat.

Dewan Ketenagalistrikan Tiongkok menyatakan bahwa dalam kondisi cuaca normal, beban konsumsi daya maksimum pada tahun ini diperkirakan mencapai sekitar 1,37 miliar kilowatt, meningkat sekitar 80 juta kilowatt dibandingkan dengan tahun 2022. Jika terjadi cuaca ekstrem dalam jangka waktu yang lama, beban listrik maksimum secara nasional dapat meningkat sekitar 100 juta kilowatt dibandingkan dengan tahun 2022.

Menurut perkiraan Badan Meteorologi Tiongkok, durasi dan kisaran suhu tinggi di musim panas tahun ini mungkin lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pasokan listrik untuk 5 provinsi di wilayah selatan Tiongkok sudah gawat. Beban listrik di Provinsi Guangdong sangat dipengaruhi oleh suhu, ketika suhu maksimum 30°C ke atas, beban sistem akan meningkat sebesar 3 juta hingga 4,5 juta kilowatt untuk setiap kenaikan suhu 1°C. Kota Guangzhou pada 21 Mei telah mengeluarkan sinyal peringatan suhu tinggi pertamanya tahun ini. Selain itu, suhu tertinggi di beberapa daerah diprediksi dapat mendekati atau mencapai 35°C dalam waktu dekat ini.

Di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, permintaan listrik meningkat secara signifikan pada bulan Mei. “Saat ini, beban tertinggi di Shenzhen telah melampaui yang tertinggi tahun ini, yakni 19 juta kilowatt. Naik 8,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu”, kata Cheng Renli, Wakil Manajer Umum Pusat Kontrol Pengiriman Daya Biro Catu Daya Shenzhen.

Akibat dipengaruhi oleh pengoperasian proyek industri utama dan peningkatan beban pengisian kendaraan listrik, sehingga puncak konsumsi listrik di Pulau Hainan juga tiba lebih cepat dari jadwal. Beban terpadu jaringan listrik Hainan telah 4 kali mencapai tertinggi baru, dengan yang tertingginya mencapai 6,84 juta kilowatt, atau naik 5,7% YoY.

Pulau Hainan adalah provinsi pertama di Tiongkok yang mengusulkan larangan penjualan kendaraan bahan bakar. Pada tahun 2030, seluruh pulau akan sepenuhnya menerapkan larang termaksud. Saat ini, Provinsi Hainan telah memasuki musim suhu tinggi. Pada 22 Mei, Badan Meteorologi Provinsi Hainan mengeluarkan peringatan suhu tinggi tingkat 4, ada 9 kota dan kabupaten di pulau tersebut yang mengalami suhu tinggi di atas 37°C.

Dengan datangnya cuaca panas, konsumsi listrik melonjak, karena itu, masyarakat Tiongkok khawatir dengan kekurangan pasokan listrik.

“Berdasarkan prakiraan El Nino saat ini, tahun 2023 akan menjadi salah satu dari empat tahun terhangat yang pernah tercatat dalam sejarah, tahun ini berpotensi menjadi tahun terhangat yang pernah tercatat. Banyak negara di dunia mengalami bulan April terpanas, dan tahun ini mungkin menjadi musim panas yang terpanas, apakah kekurangan listrik akan kembali terjadi ?”

“Musim panas tahun ini diperkirakan akan sangat panas. Beberapa hari yang lalu, karena kekeringan dan kurangnya hujan di banyak provinsi, sehingga kekurangan air sudah terjadi di sana. Tetapi yang paling terpukul adalah pembangkit listrik tenaga air. Sehingga krisis listrik dapat terjadi pada musim panas tahun ini. Dan saya perkirakan dalam beberapa tahun ini, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, akan ada trade-off di bidang hajat hidup orang banyak. Artinya, ketika terjadi kekurangan tenaga listrik, maka pasokan listrik buat industri akan dijamin terlebih dahulu, sehingga pasokan listrik untuk sipil akan dikorbankan. Tentu saja banyak orang akan menderita”.

Kekurangan listrik melibatkan mata pencaharian dan ekonomi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, kekurangan listrik di Tiongkok telah menarik banyak perhatian. Pada musim dingin tahun 2020, kekurangan listrik terjadi di Hunan, Jiangxi, dan Shaanxi. Pada musim panas dan musim gugur tahun 2021, ada 22 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom di Tiongkok yang mengeluarkan pemberitahuan pemadaman listrik, yang berdampak serius pada industri manufaktur, dan merugikan perekonomian.

Pada musim panas 2022, jaringan listrik di Sichuan menghadapi krisis listrik yang parah, sejumlah perusahaan jaringan listrik di banyak provinsi mengalami kerugian. Tahun ini, kekurangan listrik tampaknya datang lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan, sehingga pemulihan ekonomi Tiongkok kembali mendapat tantangan.

Global Energy Interconnection Development and Cooperation Organization. GEIDCO pernah merilis laporan berjudul “Penelitian tentang rencana pengembangan energi dan tenaga listrik Tiongkok tahun 2030 dan prospeknya untuk tahun 2060”, yang memprediksikan bahwa dalam lima tahun ke depan, kesenjangan antara pasokan dan permintaan listrik di Tiongkok akan terus terjadi, bahkan puncaknya bisa terjadi pada tahun 2024. (sin)