Emas Pasti Menguntungkan?  Alasan Emas jadi Rebutan Dunia

Econ Vision

Baru-baru ini harga emas naik drastis, karena seluruh dunia terperosok ke dalam ketakutan inflasi dan melemahnya mata uang, terutama karena belum redanya gejolak perbankan di wilayah AS, ambang batas atas hutang negara AS semakin dekat, dalam kondisi seperti ini investor menjadi semakin panik, baik bank sentral berbagai negara maupun individu, semua ramai-ramai berebut membeli emas menghindari risiko. 

Lalu apakah emas benar-benar aman? Bagaimana pula cara berinvestasi pada emas? Kali ini kita akan membahas soal emas.

Emas Adalah Benda Suci Sejak Dulu Kala

Emas sebagai logam berharga yang bersinar kemilau, sejak zaman dulu kala telah menjadi primadona bagi umat manusia, dari kaum raja dan bangsawan di kalangan atas hingga rakyat jelata, serta lintas negara juga ras. Dilihat dari data arkeologi yang ada saat ini, seluruh peradaban kuno yang telah diketahui di dunia menjadikan emas sebagai benda berharga.

Mengapa semua peradaban kuno tanpa melalui kesepakatan bersama selalu mengakui emas? Ada yang mengatakan karena emas sangat langka, tetapi di dunia ini ada begitu banyak benda yang langka, mengapa hanya emas yang mendapat kehormatan ini?

Kaum teisme beranggapan, emas berasal dari dunia dewata, oleh sebab itu dapat menghalau roh jahat, dan memiliki energi. Sementara kalangan ilmu pengetahuan berpendapat, sifat kimia emas sangat stabil, emas tidak berkarat juga tidak bisa berubah sifat. Karena tekstur emas yang agak lunak, mudah untuk dibuat aneka olahan, maka sejak peradaban kuno emas selalu digunakan secara luas untuk membuat patung dewa, persembahan, dan lain sebagainya, ditambah lagi karena kelangkaan emas, hal ini membuat semua peradaban kuno secara bersamaan telah mengakui emas.

Emas Menjadi Mata Uang Sejak kapan emas mulai dijadikan sebagai mata uang?

Konon, Mesir kuno dan kawasan Mesopotamia adalah salah satu pengguna koin emas paling awal. Masyarakat kala itu mulai menjadikan emas sebagai koin uang yang telah distandarisasi, nilai koin emas tersebut ditentukan dengan bobot dan kemurnian emasnya.

Pada masa peradaban kuno Yunani dan Romawi, status mata uang emas semakin diperkuat. Setiap kekaisaran dan polis (negara kota, red.) mulai mengecor koin emasnya sendiri yang digunakan untuk berdagang dan penerimaan pajak. Pada koin emas tersebut tercetak gambar kepala raja atau tanda simbolis lainnya, untuk menunjukkan kewenangan dan juga legalitasnya, kegunaan koin emas membuat perdagangan internasional menjadi lebih mudah.

Seiring berjalannya waktu, status mata uang emas perlahan melintasi batas negara. Di Eropa pada abad ke 16 dan 17, emas telah menjadi media utama dalam perdagangan internasional dan transaksi keuangan. Di saat yang sama, emas juga digunakan sebagai landasan cadangan negara, untuk mempertahankan stabilitas mata uang dan kredibilitas negara.

Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, sistem standar emas menjadi sistem keuangan yang dipakai negara ekonomi utama di dunia. Berdasarkan sistem standar emas, nilai mata uang terkorespondensi dengan emas jumlah tertentu. Jumlah pasokan mata uang negara dan kebijakan pengedarannya dibatasi oleh cadangan emas yang dimiliki. Emas lantas menjadi batu pondasi untuk menstabilkan nilai mata uang dan perdagangan internasional.

Akan tetapi, sistem standar emas menjadi semakin menurun pada pertengahan abad ke-20. Selama dua kali perang dunia, banyak negara mau tidak mau harus meninggalkan sistem standar emas demi membiayai perang dan membangkitkan kembali perekonomiannya. Setelah itu, sistem mata uang internasional secara perlahan beralih pada sistem kredibilitas mata uang dengan dolar AS sebagai pondasinya.

Semua Negara Saling Berebut Emas

Walaupun sistem standar emas telah dihapuskan, tapi emas masih memiliki status sangat penting dalam sistem finansial modern. Emas dianggap sebagai semacam alat untuk menghindari risiko dan lindung nilai, khususnya pada saat ekonomi sedang tidak menentu. Belum lama ini harga emas kembali melambung, adalah dikarenakan pemerintah bank sentral semua negara termasuk individu juga sedang memperebutkan emas.

Kuartal pertama 2023, volume pembelian emas oleh bank sentral negara di seluruh dunia telah memecahkan rekor yakni 228 ton, atau naik 176% dibandingkan periode sebelumnya.

Selama empat kuartal hingga kuartal pertama 2023 lalu, volume pembelian emas oleh bank sentral seluruh dunia memecahkan rekor 1.224 ton. Sepanjang tahun 2022, pembelian bersih para bank sentral itu naik sampai 1.136 ton, atau naik 152% dibandingkan periode sebelumnya. Ini bukan hanya volume pembelian tertinggi sejak 1950, juga merupakan tahun ke-13 bank sentral seluruh dunia menambah cadangan emasnya.

Pembeli tunggal terbesar kuartal pertama tahun ini adalah Otoritas Moneter Singapura (MAS), dengan pembelian sebesar 69 ton, saat ini cadangan emasnya mencapai 222 ton, naik 45% dibandingkan periode sebelumnya. Menyusul di urutan kedua adalah bank sentral RRT, cadangan emasnya bertambah 58 ton, sejak terus membeli tambahan emas mulai November 2022 lalu, akumulasi cadangan emas bank sentral RRT telah mencapai 116,8 ton. PKT buru-buru menambah cadangan emasnya, karena bertujuan de-dolarisasi.

Jangan melihat banyaknya cadangan emas pada bank sentral dari berbagai negara, sebenarnya cadangan emas milik para pemerintahan hanya 20% dari emas seluruh dunia, sebagian besar emas justru dimiliki oleh individu. Individu di negara manakah yang memiliki jumlah emas paling banyak? India. Ya, di India, emas memiliki status yang teramat penting dalam budaya maupun agama mereka, dan dipandang sebagai simbol kekayaan, status sosial, serta berkah. Masyarakat mereka cenderung menukarkan uangnya dengan emas, untuk lindung nilai dan melindungi harta kekayaannya, terutama pada perayaan penting dan pernikahan serta ajang acara istimewa lainnya.

Rata-rata orang India tidak begitu percaya pada sistem keuangan yang ada, oleh sebab itu mereka cenderung mengalihkan kekayaannya dalam bentuk aset fisik, dan emas adalah pilihan investasi yang paling stabil dan paling aman, dapat melindungi nilai, serta melindungi dari inflasi.

India memiliki populasi penduduk yang besar, ini berarti kebutuhannya akan emas sangat besar. Menurut perkiraan World Gold Council, kalangan warga India memiliki sekitar 10.000 hingga 15.000 ton emas, itu setara dengan sekitar 10% dari total emas di dunia. Ini dikarenakan banyak keluarga di India menjadikan emas sebagai kekayaan keluarga yang sangat penting, dan diwariskan ke generasi penerus.

Menariknya adalah, pejabat korup PKT juga sangat memahami bahwa mata uang RMB tidak bernilai, maka telah menimbun emas dalam jumlah besar, seperti pejabat lengser mantan sekretaris kota Haikou Provinsi Hainan yakni Zhang Qi, pada saat digrebek di ruang bawah tanah di rumahnya, tersimpan 13,5 ton emas bata dan emas batangan; sekretaris kota Xi’an yakni Yang Dianzhong kedapatan menimbun emas sebanyak 279,47 kg; bahkan seorang pejabat rendahan di Provinsi Hebei bernama Chao Qun, di rumahnya, selain ditemukan uang tunai sebanyak 120 juta yuan RMB, juga ditemukan emas sebanyak 37 kg. sejumlah berita itu sempat menimbulkan sindiran dan cemoohan dari surat kabar India The Economic Times, yang mengatakan jumlah emas yang disembunyikan oleh pejabat korup RRT mungkin telah melampaui cadangan emas bank sentral RRT.

Sekarang di pasaran terdapat banyak metode untuk berinvestasi emas, akan tetapi risiko dan imbal hasilnya bisa berbeda, kami akan perkenalkan beberapa metode investasi yang paling sering ditemui. Banyak cara berinvestasi emas, tetapi yang paling sering ditemui ada tiga jenis: emas fisik, paper gold dan reksadana emas. pertama-tama kita harus paham betul, terlepas dari apapun metode investasi emas yang Anda pilih, semuanya tidak menghasilkan bunga.

Emas Fisik

Emas fisik, termasuk emas batangan, emas bata, perhiasan emas dan lain-lain, inilah cara investasi emas yang paling dikenal oleh masyarakat luas. Karena emas fisik dapat dilihat, diraba, digengam di tangan terasa solid, juga jika berupa perhiasan emas, masih memiliki nilai dekoratif tertentu, sehingga emas fisiklah yang paling banyak diminati orang.

Sejak zaman dulu manusia paling suka membeli emas fisik, karena jika terjadi perang atau inflasi parah, emas adalah mata uang kuat, selain itu juga diakui oleh seluruh dunia. Itulah sebabnya di dunia ini terdapat banyak legenda tentang emas, seperti misteri kereta api emas milik NAZI pada masa PD-II, peristiwa tenggelamnya kapal Awa Maru Jepang, harta karun berupa emas milik Zhang Xianzhong di masa akhir Dinasti Ming dan lain sebagainya, semuanya itu menjadi sasaran para pemburu harta karun.

Emas fisik lebih banyak dipakai untuk lindung nilai, tetapi untuk investasi, emas fisik mempunyai banyak kelemahan. Misalnya masalah keamanan, biaya safe deposit box di bank sangat tinggi, disimpan di rumah takut dicuri. Sementara emas perhiasan karena adanya nilai tambah mereka sehingga ada biaya tambahan seperti ongkos kerja dan lain-lain, kecuali harga emas melonjak sangat tinggi, jika tidak, akan sulit memperoleh untung dari investasi emas perhiasan.

Tabungan Emas

Tabungan emas adalah semacam investasi paper gold, yang cocok untuk kaum modal kecil yang uangnya tidak begitu banyak. Tabungan emas adalah jual beli emas lewat bank, mirip dengan tabungan bank pada umumnya, yang berbeda adalah yang tercatat disini bukan uang tunai, melainkan jumlah emas yang dibeli. Tabungan emas bisa diambil dalam bentuk emas fisik, tapi harus membayar biaya administrasi. Yang patut diperhatikan adalah, setelah emas diambil, tidak dapat lagi dimasukkan ke dalam tabungan emas.

Kelebihan dari investasi seperti ini adalah, ambang batas pembukaan rekening rendah, tidak ada pajak transaksi dan biaya pengamanan. Selain itu, karena disimpan oleh bank, jadi investor tidak perlu khawatir emas itu akan dicuri. Dan cara bertransaksinya sangat praktis, bisa dilakukan secara daring (dalam jaringan atau online) maupun luring (luar jaringan atau offline).

Kelemahannya adalah, tidak ada bunga, oleh sebab itu tidak ada efek bunga berganda. Selisih harga saat beli dan jual cukup besar, tidak cocok untuk berinvestasi jangka pendek, lebih cocok sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, karena tabungan emas berupa emas dan bukan uang tunai, jadi tidak dijamin oleh asuransi tabungan. Ada satu hal lagi, nilai emas pada tabungan emas juga bergerak fluktuatif seiring dengan pergerakan harga internasional, maka kondisi terburuk kemungkinan adalah kehilangan modal pokok.

ETF (Exchange Traded Fund) Emas

Jika Anda tidak ingin membeli emas fisik, juga sangat peduli pada selisih harga beli dan harga jual, maka Anda bisa mempertimbangkan ETF (Exchange Traded Fund), ini adalah semacam reksadana transaksi dengan emas sebagai aset dasarnya. Cara operasi ETF emas agak sederhana. Pertama-tama, Anda harus membeli saham ETF emas, sama seperti membeli saham lainnya. Harga saham-saham ini berkaitan langsung dengan harga emas. Ketika Anda membeli saham ETF, berarti Anda telah memiliki emas dengan rasio tertentu.

Sebagai contoh, seandainya Anda membeli saham ETF emas, dan setiap saham ETF ini mewakili 10 ounce emas. Jika harga emas adalah 1.800 dolar AS per ounce, maka nilai saham Anda itu adalah 18.000 dolar AS.

ETF emas bisa ditransaksikan di bursa, oleh sebab itu lebih likuid, dan karena satu ETF emas pada umumnya mengandung beberapa aset emas, jadi bisa menurunkan risiko aset emas tunggal, ini berarti jika ada salah satu aset emas di dalamnya kinerjanya kurang baik, mungkin tidak akan begitu memengaruhi keseluruhan harga ETF Anda. Akan tetapi, ETF emas juga dioperasikan oleh lembaga, oleh karena itu akan dikenakan biaya manajemennya.

Investasi apapun ada risikonya, begitu pula dengan ETF emas. Misalnya, risiko manajemen, karena ETF emas dikelola oleh perusahaan manajemen aset, jadi apabila perusahaan manajemen mengalami kesulitan keuangan atau masalah lainnya, mungkin akan berdampak negatif terhadap operasional ETF emas dan harganya.

Kontrak Berjangka Emas

ETF emas bisa dibilang merupakan investasi berisiko relatif rendah dan imbal hasil relatif rendah. Maka investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi, biasanya berisiko relatif tinggi, misalnya kontrak berjangka emas. Bagaimana cara kerjanya?

Semisal, seandainya Anda memprediksi harga emas akan naik, Anda membeli kontrak berjangka emas dengan harga 1.800 dolar AS per ounce, kontrak sebesar 100 ounce, total nilainya 180.000 dolar AS. Jika pada saat jatuh tempo harga emas naik hingga 2.000 dolar AS per ounce, maka Anda bisa menjual kontrak itu dengan harga tinggi, dan meraih keuntungan 20.000 dolar AS. Tapi jika tren pasar adalah kebalikan dari ekspektasi Anda, yakni harga emas turun, misalnya turun ke angka 1.600 dolar AS per ounce, maka Anda pun akan mengalami kerugian sebesar 20.000 dolar AS.

Tadi telah dijelaskan beberapa metode investasi emas, tentu saja di pasar masih banyak metode investasi lainnya, walaupun emas merupakan mata uang kuat, juga alat menghindari risiko yang baik, tapi dalam berinvestasi, hendaknya temukanlah metode investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda sendiri berikut untung ruginya. (Sud/whs)