Mengapa Mencuci Buah dan Sayuran Sangat Penting ? – Pakar Medis Memberikan Tips

Amber Yang & Jojo Novaes

Buah dan sayuran mengandung nutrisi penting bagi kesehatan kita, tetapi tidak membersihkannya dengan baik sebelum dimakan dapat meninggalkan pestisida, bakteri dan virus berbahaya.

Tzung-Hai Yen, seorang profesor di Departemen Nefrologi dan Pusat Racun Klinis, Rumah Sakit Memorial Chang Gung di Linkou, Taiwan, memberikan panduan praktis tentang cara mencuci buah dan sayuran dengan benar untuk meminimalkan risiko penularan penyakit.

Cara Membersihkan Makanan Kita Secara Menyeluruh

Residu pestisida yang terdapat pada buah dan sayuran dapat mengganggu sistem endokrin tubuh, membahayakan sistem saraf, dan bahkan meningkatkan risiko kanker. Meskipun ada berbagai metode pembersihan yang disarankan, seperti menggunakan air garam, soda kue, cuka, merendam dalam air beras, atau menggunakan pencuci sayur dan buah, Yen percaya bahwa membilas dengan air mengalir adalah cara yang paling efektif untuk membersihkan buah dan sayuran.

1. Membilas Dengan Air Mengalir untuk Pembersihan Optimal

* Rendam buah dan sayuran dalam ember.

* Bilas dengan aliran air yang mengalir secara perlahan dan terus menerus selama sekitar 10 hingga 15 menit. Jika permukaan produk tidak rata, gunakan sikat berbulu halus untuk membantu menggosok. Jika Anda khawatir dengan kebersihan bagian batangnya, silakan potong dan buang saja. (Air yang digunakan untuk mencuci buah dan sayuran dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet, sehingga meminimalkan pemborosan air).

Untuk buah-buahan yang memiliki kulit seperti pisang, jeruk, leci, mangga, dan sayuran berdaun yang sudah dikemas dalam kantong plastik, Yen merekomendasikan untuk mencucinya sebelum dikonsumsi kecuali jika buah dan sayuran tersebut organik. Untuk mendapatkan buah dan sayuran dengan tingkat pestisida yang lebih rendah, Yen menyarankan untuk membeli produk musiman karena buah dan sayuran yang tidak sesuai dengan musimnya atau yang dipanen dengan tergesa-gesa sebelum cuaca buruk, cenderung memiliki residu pestisida yang lebih tinggi.

2. Memasak

Pada tahun 2023, organisasi lingkungan nirlaba Environmental Working Group merilis daftar 12 buah dan sayuran dengan residu pestisida tertinggi. Stroberi, bayam, sawi, paprika, blueberry, dan kacang hijau termasuk dalam daftar tersebut. Untuk mengatasi masalah tingginya kadar pestisida, selain membilasnya dengan air bersih, Yen menyarankan untuk memasaknya dalam panci yang tidak tertutup, sehingga pestisida yang sebagian besar tidak tahan panas akan menghilang bersama dengan gas yang dilepaskan.

Yen secara khusus menyebutkan selada, sayuran pokok dalam masakan Barat. Saat ini, banyak orang cenderung memilih selada mentah sebagai alternatif yang lebih sehat untuk hidangan tradisional yang dimasak. Namun, Yen menekankan bahwa mengonsumsi selada mentah tidak aman dari segi medis. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat insiden baru-baru ini di Taiwan di mana bakteri Listeria terdeteksi pada selada yang dijual di minimarket, yang menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di berbagai wilayah.

Mengapa Mengonsumsi Selada Mentah Dianggap Tidak Sehat?

Yen menjelaskan bahwa secara umum, sayuran mentah rentan terkontaminasi oleh bakteri berbahaya. Bakteri yang paling sering terdeteksi adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Meningkatnya kekhawatiran seputar bakteri Listeria berasal dari potensinya untuk menyebabkan gastroenteritis akut pada individu yang sehat.

Untuk populasi yang rentan seperti orang tua dan anak kecil, infeksi tersebut dapat menyebabkan sepsis atau meningitis. Selain itu, wanita hamil yang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Listeria menghadapi peningkatan risiko keguguran. Namun, jenis bakteri ini tidak tahan panas, sehingga memasak selada sebelum dikonsumsi secara efektif menghilangkan potensi penyakit.

Dampak Berbahaya Makanan Basi pada Hati dan Ginjal

Apakah aman mengonsumsi buah dan sayuran jika hanya sebagian yang busuk? Yen sangat menyarankan untuk tidak melakukannya, karena spora jamur tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahkan jika sisa produk tampak dalam kondisi baik, mungkin masih mengandung jamur. Mengonsumsi produk seperti itu dapat memberikan efek yang merugikan bagi tubuh. Misalnya, konsumsi aflatoksin yang ditemukan dalam kacang-kacangan dapat meningkatkan risiko kanker hati.

Racun jamur, okratoksin, yang ditemukan dalam biji kopi tidak hanya tidak terlihat tetapi juga membawa aroma kopi yang kuat. Mengonsumsinya dapat membebani ginjal dan meningkatkan risiko tumor saluran kemih. Untuk mengurangi timbulnya jamur pada kopi, sebaiknya simpan biji kopi di dalam wadah dan simpan di dalam lemari es. Selain itu, disarankan untuk membungkus makanan busuk dengan baik sebelum dibuang-karena jamur menyebar melalui spora-dan makanan berjamur yang tidak tertutup akan terus melepaskan racun.

3 Peran Kunci untuk Memastikan Makanan yang Sehat

Guna meminimalisir risiko penyakit yang terkait dengan konsumsi makanan, Yen menekankan pentingnya upaya bersama di antara tiga pihak utama: bisnis, pemerintah, dan konsumen. Dimulai dari petani yang menggunakan pestisida dengan benar, diikuti dengan inspeksi keamanan pangan secara teratur yang dilakukan oleh badan pengawas. Sedangkan bagi konsumen, sangat penting bagi kita untuk memilih produk yang memiliki reputasi baik dengan sertifikasi yang tepat, mempraktikkan teknik pembersihan dan memasak yang tepat, dan berusaha untuk menjaga pola makan yang sehat.

Yen menjelaskan bahwa pola makan yang sehat melibatkan pengurangan asupan minyak, garam, gula, dan purin (makanan yang meningkatkan asam urat) serta memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan segar yang kaya akan vitamin C dan mineral. Selain itu, pentingnya tidak merokok dan minum alkohol untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.