Ribuan Orangtua Tiongkok Memprotes Pemindahan Paksa Anak-anak Mereka ke Sekolah Baru

Mary Hong

Ribuan orangtua di Tiongkok memprotes pemerintah setempat yang memindahkan anak-anak mereka yang masih berusia sekolah ke sekolah negeri baru yang hanya memiliki sedikit fasilitas, dan juga menimbulkan kekhawatiran akan keamanan.

Polisi setempat langsung turun tangan dalam protes tersebut dan melakukan beberapa penangkapan. 

“Mereka memukuli [orang tua] dan menangkap [orang tua] di depan anak-anak kami,” kata seorang orang tua yang berpartisipasi dalam aksi tersebut kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin.

Berita lokal melaporkan bahwa distrik sekolah baru telah diatur untuk beberapa sekolah negeri lokal di kota Wuhan mulai tanggal 31 Mei.

Secara khusus, pengaturan sekolah baru di zona Pengembangan Teknologi Tinggi Danau Timur mempengaruhi tiga sekolah negeri yang memiliki siswa kelas atas.

Masalah Keselamatan

Zona Pengembangan Teknologi Tinggi Danau Timur Wuhan juga dikenal sebagai  Optik Valley Tiongkok, sebuah kawasan industri yang dipenuhi dengan perusahaan dan pabrik serta komunitas yang penuh dengan gedung-gedung apartemen yang menjulang tinggi.

Pengaturan distrik sekolah yang baru mempengaruhi setidaknya enam komunitas atau kompleks apartemen di dalam kawasan tersebut.

Seorang orangtua, Lily (nama samaran), menjelaskan bahwa anaknya bersekolah di Sekolah Dasar Optics Valley ke-15, yang berada di dalam komunitasnya. Pemindahan paksa ini akan berdampak pada ribuan warga di dalam komunitas tersebut.

Ia mengatakan bahwa anak-anak biasanya bersekolah  yang berada tepat di dalam komunitas, di lantai bawah kompleks apartemen mereka. Anak-anak bisa pergi ke sekolah sendiri dan pulang ke rumah sendiri. 

Lily juga berkata : “Terutama Sekolah Dasar Optics Valley ke-15 tempat anak saya bersekolah, baru saja menambah gedung baru dengan fasilitas yang bagus.”

Di Tiongkok, sudah menjadi kebiasaan bahwa orang tua enggan menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah baru, yang sering kali mengalami kekurangan staf, fasilitas, dan dana dari pemerintah setempat. Bus sekolah tidak pernah tersedia untuk sekolah-sekolah negeri di Tiongkok.

Sekolah baru, Sekolah Dasar Optics Valley ke-19, terletak dua mil jauhnya dari rumahnya, kata Lily. Karena masih baru, fasilitasnya kurang memenuhi standar, guru-guru yang baru dipekerjakan juga memprihatinkan, dan ada masalah keamanan yang harus dihadapi oleh orang tua dan anak-anak setiap hari.

“Tidak ada transportasi umum yang tersedia.” Apalagi, Perjalanan 40 menit berjalan kaki ke sekolah baru sangat mengkhawatirkan bagi para orang tua. Di sana terdapat jalur trem, pasar makanan segar, dan lingkungan yang kompleks.

Dia memperkenalkan bahwa di dalam komunitas tersebut sebagian besar adalah orang-orang “kelas pekerja” yang lahir pada tahun 80-an dan 90-an.

Di perkotaan Tiongkok, “kelas pekerja” biasanya mengacu pada pekerja migran dari pedesaan atau pekerja dari lapisan bawah masyarakat.

Dia mengeluh bahwa pemerintah setempat tidak peduli dengan orang tua kelas pekerja. “Hanya untuk memasukkan anak-anak ke sekolah baru ini, orangtua harus kehilangan pekerjaan mereka.”

Dia menegaskan bahwa ini adalah masalah serius yang akan berakhir dengan konflik, yang diprakarsai oleh pemerintah, dengan orangtua yang dengan tegas menolak keputusan tersebut.

Aksi Protes dan Penindasan

Lily mengatakan bahwa para orangtua murid melakukan protes pada tanggal 2 Juni pukul 21.00 dan berlangsung hingga lewat tengah malam. Polisi berada di tempat kejadian dan menghalangi para orang tua untuk masuk ke sekolah. Para orang tua meneriakkan slogan-slogan, “Masuk sekolah terdekat,” dan “Menolak dipindahkan.”

Pada 3 Juni, para pengunjuk rasa bertemu lagi pada pukul 14.00, dan Lily juga bergabung dalam aksi tersebut.

Ada lebih dari 2.000 orang yang ikut dalam protes tersebut. Sejumlah besar polisi juga berada di tempat kejadian. 

Orang tua murid kelas atas di Sekolah Dasar Optics Valley 15th memprotes anak-anak mereka yang dipindahkan ke sekolah negeri yang berjarak dua mil dari rumah mereka pada 3 Juni 2023, di kota Wuhan. (Courtesy of intervieweer)

Warga berkata : “Kami tidak melakukan apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa. Tapi polisi membawa paksa orang-orang.” Ia juga mengatakan bahwa polisi sengaja memprovokasi para orang tua dan menggunakannya sebagai alasan untuk menangkap mereka.

Polisi mendorong mereka dengan keras dan konflik fisik pun terjadi. 

Warga juga menuturkan : “Mereka tidak peduli dengan anak-anak yang ada di sekitar, mereka mendorong kami dengan kasar, mereka merampas telepon saya, memukul dan menangkap kami tepat di depan anak-anak kami.”

Setidaknya ada lima orang tua yang ditangkap di sekelilingnya, menurut Lily.

Kepala sekolah Sekolah Dasar Optics Valley ke-15 berbicara dengan para orang tua dan meminta mereka untuk memahami karena keputusan itu dibuat oleh pihak berwenang; tetapi pemerintah kota mengatakan bahwa itu adalah keputusan kepala sekolah ketika para orang tua menelepon hotline walikota.

The Epoch Times berkali-kali menghubungi biro pendidikan setempat, Sekolah Dasar Optics Valley 15, dan kantor polisi taman, tetapi tidak ada yang menjawab telepon.

Gu Xiaohua berkontribusi dalam laporan ini.