Dituduh Melanggar Hukum, India Membekukan Dana Xiaomi RMB. 4,8 Miliar

Menurut laporan media Tiongkok, pejabat India menuduh cabang Xiaomi di India melanggar “Undang-Undang Pengendalian Valuta Asing” sehingga membekukan dana Xiaomi sekitar RMB. 4,8 miliar

Media Tiongkok “Southern Metropolis Daily” melaporkan bahwa pada 11 Juni agen India yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kejahatan keuangan menuduh Xiaomi cabang India, kepala perusahaan dan tiga bank telah melanggar “Undang-Undang Pengendalian Valuta Asing”, dan membekukan dana yang disimpan di perbankan India sebesar RBI. 55,51 miliar (setara RMB. 4,83 miliar). 

Ada pun institusi dan individu yang dituduh melanggar undang-undang pengendalian valas India itu adalah perusahaan Xiaomi Cabang India, Xiaomi Technology India Private Limited, CFO Xiaomi Technology India Sameer BS Rao, mantan direktur pelaksana Manu Kumar Jain, serta Citibank, HSBC dan Deutsche Bank.

Badan Penegakan Hukum Pusat India menyatakan bahwa cabang Xiaomi di India dan prinsipalnya diduga melakukan transfer dana secara ilegal, sementara ketiga bank tersebut diduga melakukan pengiriman dana ke luar negeri tanpa dilengkapi dokumen dari pihak yang berwenang. 

Perusahaan Tiongkok Xiaomi memasuki pasar India pada tahun 2014 dan berhasil menguasai pasar pada tahun 2017.

Pada  Mei tahun lalu, Biro Eksekutif Anti Pencucian Uang India menuduh Xiaomi dan anak perusahaannya di India melanggar “Undang-Undang Pengendalian Valuta Asing” dengan cara mengirimkan uang ke tiga entitas luar negeri sejak tahun 2015 dengan alasan untuk membayar biaya hak cipta. Pejabat India kemudian membekukan aset anak perusahaan Xiaomi tersebut. Walau kemudian Xiaomi mengajukan pengaduan, namun ditolak oleh pengadilan setempat pada 21 April tahun ini.

Pada Desember 2021, perusahaan Xiaomi cabang India juga dikenai pemeriksaan pajak. Pada 5 Januari 2022, Biro Intelijen Pajak India mengejar pajak impor 1 April 2017 hingga 30 Juni 2020 yang ditunggak Xiaomi sebesar RBI. 6,53 miliar (setara RMB. 570 juta).

Menurut laporan Epoch Times, perusahaan Xiaomi yang berlatar belakang militer Tiongkok, rupanya sedang memainkan peran pengganti dari Huawei dalam ekspansi global teknologi Tiongkok setelah Huawei mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Tiongkok dengan India menjadi semakin tegang karena konflik perbatasan dan alasan lainnya. Otoritas India juga telah memblokir berbagai aplikasi buatan Tiongkok.

Baru-baru ini, Tiongkok dan India juga mengobarkan perang visa untuk personel media dan jurnalis. Reporter media yang ditempatkan di Tiongkok maupun reporter Tiongkok yang ditempatkan di India sama-sama menghadapi “pembersihan.” (sin)