Tak Perlu Mencari Lagi Sejak Dulu Alien Telah Ada di Bumi

WEI JINGSHENG

Baru-baru ini sebuah aksi baru badan antariksa nasional AS atau NASA kembali menyingkap topik pembahasan hangat tentang makhluk luar angkasa atau alien.

 Apa isi konkritnya? NASA sudah mempersiapkan lagi mengirim teleskop barunya ke luar angkasa, untuk aktif mencari jejak peradaban alien.

Teleskop Luar Angkasa NASA Yang Baru

Lebih setahun yang lalu, NASA telah mengirimkan sebuah teleskop Webb yang berteknologi tinggi ke luar angkasa, yang beredar pada orbit berjarak 1,5 juta kilometer dari bumi. 

Selama setahun lebih, Webb telah membawakan banyak kejutan bagi manusia. Dalam artikel sebelumnya kami telah menjelaskan pemandangan sejumlah galaksi yang sangat tua, yang secara langsung menantang kebenaran dari teori ledakan besar alam semesta (The Big Bang Theory, red.).

Kesayangan NASA yang baru ini juga akan beredar di orbit yang sama dengan Webb, yang merupakan sebuah teleskop teknologi tinggi yang berdiameter 6 meter, mampu menangkap sinar infra merah dan ultraviolet yang tidak dapat ditangkap oleh teleskop Webb, dengan akurasi mencapai ribuan kali lebih tinggi dibandingkan Webb. Serta dilengkapi pula dengan Coronagraph yang canggih, yang dapat menghalangi cahaya dari bintang, dengan demikian planet dengan cahaya yang lebih lemah pun dapat terlihat.

Apa tujuan dari berbagai rancangan yang dibuat khusus ini? 

NASA mengatakan, terutama akan digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan pada 25 planet yang menyerupai bumi di sekitar sistem tata surya ini, untuk memastikan apakah kehidupan ada dimana-mana pada Galaksi Bima Sakti kita ini. 

Teleskop itu juga telah diberi nama, yang disebut HWO atau Habitable Worlds Observatory. Ke-25 planet tersebut dipilih secara seksama. Secara ilmu statistik, jika kita dapat menemukan kehidupan dari 25 planet tersebut, itu berarti di Bima Sakti ini terdapat kehidupan dimana-mana. Jika tidak ditemukan, maka bumi mungkin merupakan satu-satunya planet yang ada kehidupan di bima sakti ini.

Para fans UFO yang mendengar berita ini begitu bersemangat, akhirnya hari-hari terpecahkannya misteri UFO akan segera tiba. Tapi jangan buru-buru senang, NASA mengatakan, karena kendala dana, teleskop canggih ini baru akan rampung pada 2040. Keseluruhan proyek membutuhkan dana sebesar 11 miliar dolar AS (164 triliun rupiah, kurs per 11/06), tapi kongres AS hanya memberikan dana sebesar 1,51 milyar dolar AS (22,4 triliun rupiah) kepada Divisi Astrofisika NASA, masih selisih sangat jauh dari kebutuhan. 

Bahkan pemberian dana ini tidak dijamin kelak pasti akan ada. Karena di antara empat divisi riset ilmiah di NASA, hanya Divisi Astrofisika satu-satunya divisi yang dipangkas anggarannya tahun ini, dipangkas sebesar 4%. Jika terus seperti itu, mungkin sebelum 2040, jangankan teleskop HWO, bahkan divisi ini sendiri pun mungkin akan dipangkas.

Ini memang agak aneh. Bukankah selama ini pemerintah AS sangat tertarik pada angkasa luar? 

Sejak demam UFO di era 1940-an, seluruh lapisan masyarakat AS memiliki ketertarikan yang sangat kuat dalam mencari keberadaan makhluk luar angkasa. 

Dalam program pendaratan di bulan yang hebat pada era 1960-an, di era 1970-an dimulai peluncuran serangkaian alat pendeteksi luar angkasa, semuanya menelan dana besar. Teleskop Hubble dan teleskop Webb yang sekarang menelan dana tidak sedikit, tetapi NASA selamanya tidak pernah mengkhawatirkan soal dana.

Namun para fans UFO yang sangat peka penciumannya justru sudah tidak merasa heran, karena kemungkinannya sangat besar para alien atau mahluk luar angkasa itu telah berada di antara kita, jadi tidak ada lagi maknanya mencari mereka di luar angkasa. 

Faktanya setelah diungkapnya tiga cuplikan video UFO yang dipotret militer AS yang dideklasifikasi 2020 lalu, pihak Pentagon Kemenhan AS pun melakukan banyak tindakan. 

Proses deklasifikasi ketiga cuplikan video UFO tersebut juga cukup menarik. Karena telah ada yang mengungkap video tersebut lebih dulu, baru kemudian Pentagon meresponnya. 

Akan tetapi pihak Kemenhan tidak membantah isu seperti biasanya, juga tidak menuntut pertanggungjawaban si pengungkap, melainkan mengakui bahwa sumber video tersebut adalah benar adanya.

Bulan Juni tahun berikutnya, Pentagon mempublikasikan lebih banyak laporan dan video terkait UFO. NASA pun mengikuti jejaknya, dengan mengungkap dokumen setebal 181 halaman, yang menyatakan pejabat tingginya meyakini mahluk luar angkasa atau alien telah pernah mendatangi bumi, dan mendesak pemerintah agar mempublikasikan informasi tersebut kepada kalangan ilmiah. 

Sebuah UFO yang tertangkap dalam rekaman militer yang telah dideklasifikasi. (Department of Defense/Screenshot via The Epoch Times)

Setahun kemudian, untuk pertama kalinya setelah 50 tahun, forum dengar pendapat terkait UFO digelar oleh kongres AS, para perwira tinggi militer telah secara terbuka mendorong para pilotnya untuk menjadi saksi kehadiran UFO. 

Tindakan berikutnya, Kemenhan mengubah nama kantor UFO menjadi AARO (All-domain Anomaly Resolution Office), yang memperluas lingkup kerjanya serta mengatakan di bawah air pun terdapat objek tak dikenal, yang juga harus diteliti bersamaan. 

Hingga akhir tahun, satu laporan UFO dilansir lagi, tebalnya mencapai 1.500 halaman, dan telah merangkum 366 kali penampakan UFO yang berhasil dicatat. Pentagon mengakui lebih dari setengahnya tidak bisa dijelaskan. Walaupun laporan tidak membuat kesimpulan, tapi dengan serangkaian tindakan tersebut, warganet menyimpulkan setiap menit adalah irama deklasifikasi.

Paradoks Fermi

‘Sebenarnya sejak 1950 pada saat demam UFO baru saja muncul, peraih hadiah Nobel Enrico Fermi pernah mengatakan, sejak dulu mahluk luar angkasa telah datang ke bumi, dan jumlah kedatangan mereka tidak hanya satu kali. 

Mengapa? Karena jangankan alam semesta, hanya dalam galaksi Bima Sakti saja terdapat sekitar 250 milyar bintang. Fermi berpendapat walaupun kehidupan yang cerdas dengan probabilitas yang sangat kecil muncul di antara planet yang mengitari bintang-bintang ini, maka hanya di Bima Sakti saja seharusnya terdapat banyak sekali peradaban. 

11 tahun kemudian, astronom bernama Frank Donald Drake mengemukakan sebuah rumus yang sesuai untuk mendefinisikan teori Fermi ini. Inilah Persamaan Drake (Drake Equation) yang kemudian menjadi rujukan penting dalam program mencari peradaban di luar angkasa.

Akan tetapi, jika benar ada peradaban luar angkasa, maka peradaban selalu memiliki pengembangan. Apabila benar bahwa lahirnya alam semesta adalah 13,7 miliar tahun lalu, lalu mengapa kehidupan tingkat tinggi yang tak terhitung banyaknya itu tidak mengembangkan peradabannya ke bumi di tengah sejarah yang panjang ini?

Baru-baru ini, penampakan UFO dan alien terjadi di Santa Cruz, Bolivia. Ini adalah diagram skematik. (Pixabay)

 Bahkan pada lingkup alam semesta yang dapat kita amati, kita pun tidak menemukan jejak adanya kehidupan cerdas lainnya? 

Jika demikian halnya, apakah berarti kesimpulan bahwa kehidupan ada dimana-mana di seluruh Bima Sakti ini, adalah kesimpulan yang salah?

Penalaran di atas adalah Paradoks Fermi yang tersohor. Bahwa teori tersebut mengatakan, di alam semesta ini seharusnya penuh dengan kehidupan, tapi faktanya adalah kita tak dapat menemukan bukti keberadaannya. 

Mengenai apakah bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan di alam semesta ini, selama puluhan tahun para ilmuwan masih terus memperdebatkannya. 

Berdasarkan paradoks Fermi, berbagai dugaan dan hipotesa pun bermunculan, yang membuat masyarakat bingung. 

Disini akan kita bahas beberapa di antaranya, kita lihat bagaimana pemahaman para ilmuwan terhadap mahluk luar angkasa.

1. Hipotesis Bumi Langka

Hipotesis ini beranggapan bahwa terbentuknya kehidupan yang kompleks membutuhkan kombinasi sejumlah kondisi yang kebetulan. Terbentuknya organisme multiselular membutuhkan kondisi astrofisika dan lingkungan geologis yang tidak biasa. 

Singkatnya, dibutuhkan dua elemen utama yakni waktu Ilahi dan keuntungan lokasi. Sebut saja bumi kita ini, alam memberikan kondisi, udara, air, dan makanan yang sama bagi semua kehidupan, tetapi di antara jutaan spesies mahluk hidup di bumi, hanya ada satu kehidupan yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi, yakni manusia. 

Mengapa monyet tidak bisa membangun gedung, dan tidak bisa membuat meriam? Ini menunjukkan dengan kondisi yang sama, kehidupan dengan tingkat kecerdasan tinggi tidak muncul dan eksis begitu saja.

2. Mahluk Cerdas Memiliki Sifat Menghancurkan Diri Sendiri

Teori semacam ini berpendapat, sebelum dan sesudah ditemukannya teknologi komunikasi nirkabel atau teknologi penerbangan luar angkasa, besar kemungkinan peradaban teknologi telah dihancurkan, sehingga tak bisa keluar mendatangi planet lain. Metode penghancurannya bisa beragam, seperti senjata biokimia, senjata nuklir, wabah penyakit menular, AI yang lepas kendali, atau menipisnya sumber daya alam. 

Topik ini juga telah menjadi topik pembicaraan hangat beberapa tahun terakhir, sebagian orang bahkan beranggapan hari kiamat umat manusia mungkin akan datang lebih cepat daripada yang kita bayangkan, dan mungkin telah menghancurkan diri kita sendiri sebelum kita mampu menaklukkan luar angkasa.

3. Hipotesis Kebun Binatang

Teori ini beranggapan bahwa kehidupan luar angkasa sengaja menghindari berinteraksi dengan bumi, pertama agar membuat umat manusia berevolusi dan berkembang secara alami, dan kedua menghindari pencemaran antar planet akibat interaksi ini, sama seperti manusia yang mengamati hewan-hewan di kebun binatang. 

Ahli astronomi bernama John Allen Ball bahkan mengemukakan hipotesis laboratorium berlandaskan teori ini. John beranggapan manusia sedang menjadi sasaran eksperimen, sementara bumi ini adalah sebuah laboratorium raksasa, tapi begitu manusia telah melampaui teknologi atau standar moralitas tertentu, mungkin pada saat itu mahluk luar angkasa akan berinteraksi dengan manusia. 

Begitu banyak laporan penampakan UFO beberapa tahun belakangan ini, apakah karena mahluk luar angkasa berencana menampakkan diri, sehingga sengaja membiarkan dirinya terlihat oleh manusia?

Bukti Dari Zaman Dahulu

Akan tetapi sebenarnya mengenai bukti keberadaan mahluk luar angkasa, ada yang mengatakan telah ada sejak zaman dulu kala. Tergantung Anda mau percaya atau tidak. Disini kami akan berbagi beberapa di antaranya yang cukup ramai diedarkan di internet sebagai berikut: 

1. Astronot Suku Maya

Pada 1952, di bawah sebuah kuil di kota kuno Maya yang disebut Palenque, telah ditemukan sebuah makam raja Dinasti Maya kuno yakni Kʼinich Janaab Pakal I. 

Pakal adalah “penguasa” di kawasan barat Maya pada abad ke-7, semasa hidupnya kota kuno Palenque telah mencapai standar yang sangat tinggi di bidang arsitektur dan juga seni. Dengan demikian makamnya juga telah menjadi salah satu penemuan terpenting dalam dunia arkeologi abad ke-20.

Akan tetapi walaupun benda berharga peninggalan di dalam makam raja itu sangat langka, tapi hal itu bukanlah yang paling diperhatikan oleh para arkeolog. Yang membuat Palenque tersohor ke seluruh dunia adalah sebuah lempengan batu di dalam makam tersebut, karena pada batu itu terukir relief astronot tengah mengendarai pesawat luar angkasa.

 Lubang masuk udara, pipa knalpot, tuas kendali, papan pijakan, kemudi, antena, selang, dan berbagai jenis panel indikator terukir dengan jelas. Setelah lempengan batu ditemukan pada 1952, tidak seorang pun yang mengetahui apa makna dari gambar tersebut. 

Hingga era 1960-an, setelah diciptakannya pesawat antariksa, manusia baru terkejut mendapati inilah astronot yang menerbangkan pesawat luar angkasa. 

Namun lebih dari seribu tahun silam, mengapa sudah ada pesawat luar angkasa? Atau dikatakan, adanya mahluk luar angkasa pernah datang dan mengundang raja ini untuk merasakan pengalaman terbang tersebut?

2. Kacamata Pelindung Pada Patung Tanah Liat Jepang Zaman Kuno

14.000 tahun sebelum masehi, Jepang telah memasuki periode Jōmon. Era ini sangat terkenal dengan kerajinan tembikarnya. Patung tanah liat dalam gambar berasal dari akhir periode Jōmon, sekitar 3.000 tahun silam. 

Berbeda dengan patung tanah liat lainnya yang bermata sipit, patung yang satu ini bermata sangat besar, dan wajahnya memakai topeng, badannya mengenakan baju zirah, terlihat seperti astronot yang memakai kacamata pelindung dan seluruh tubuhnya terlindung. 3000 tahun silam, astronot mana yang telah mengunjungi Jepang?

3. Astronot Dalam Lukisan Dinding

Di biara Visoki Decani, Yugoslavia, yang terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh PBB terdapat sebuah lukisan dinding yang berasal dari tahun 1350, lukisan itu menggambarkan pemandangan saat Yesus disalibkan. Lukisan itu sendiri tidak ada yang istimewa, tapi pada sudut kiri atas dan kanan atas lukisan itu terdapat dua buah benda bersinar yang menarik perhatian. 

Setelah gambar diperbesar, terlihat ada orang duduk di dalamnya. Orang yang di sebelah kiri menjulurkan tangannya, seolah sedang mengendalikan sesuatu. Apakah ini merupakan dua unit kendaraan terbang zaman kuno?

4. Satelit Buatan Masyarakat Kuno

Lukisan yang berjudul Glorification of the Eucharist adalah karya pelukis Italia bernama Ventura di Archangelo Salimbeni pada abad ke-16, yang memperlihatkan penciptaan bumi. Dalam lukisan ini Yesus dan Bapa masing-masing memegang tanduk lurus sebuah benda berbentuk bola berwarna biru. Selama ratusan tahun tidak seorang pun bisa memahami apa makna dari tanduk yang berbentuk lurus aneh ini. 

Hingga pada 1957, satelit pertama buatan manusia Sputnik 1 diorbitkan ke angkasa, masyarakat baru menyadari, bola bertanduk itu sangat mirip dengan satelit Sputnik 1. Lalu apakah kedua tanduk itu adalah kedua antena pada satelit Sputnik 1? 

Apakah mahluk luar angkasa telah datang ke bumi dan membawa pelukis menyaksikan instrumen mereka yang telah memberi ilham bagi pelukis tersebut, atau si pelukis telah menembus ruang waktu hingga tahun 1957?

Mengenai makhluk luar angkasa atau alien, selalu ada topik yang tidak akan habis dibahas, dan misteri yang belum bisa diungkap. 

Dari sejumlah karya seni kuno di atas, menurut Anda manakah yang paling layak menjadi bukti kedatangan makhluk luar angkasa ke bumi? (sud/whs)