“1 Miliar Populasi Tiongkok Belum Pernah Terbang dengan Pesawat Udara”, Artikel yang Memicu Diskusi Panas

Epoch Times

Pada 23 Juni, majalah “Caijing” menerbitkan sebuah artikel yang berjudul “Di Tiongkok, ada 1 miliar populasi yang belum pernah terbang dengan pesawat udara”, yang memicu diskusi hangat di kalangan netizen.

Menurut kabar burung, demikian kata artikel, bahwa ada 1 miliar penduduk Tiongkok yang belum pernah terbang dengan pesawat udara. Tetapi angka 1 miliar ini bisa dibenarkan oleh industri penerbangan, meskipun tidak memiliki sumber resmi.

Dengan mengutip data dari “Umetrip” artikel tersebut menyebutkan, bahwa selama 2016 hingga 2020, jumlah penumpang yang melakukan perjalanan dengan penerbangan sipil setiap tahunnya berkisar antara 115 juta hingga 153 juta orang. Tetapi, dengan tidak memasukkan beberapa penerbangan yang dilakukan oleh penumpang yang sama, maka jumlah penumpang yang naik pesawat dalam 5 tahun terakhir itu cuma sekitar 340 juta orang. Jadi tidak berlebihan  jika dikatakan ada 1 miliar populasi Tiongkok (jika jumlah populasi dianggap 1,4 miliar) yang belum pernah terbang dengan pesawat udara.

Beijing, Shanghai, dan Guangzhou menjadi kota-kota andalan industri penerbangan sipil Tiongkok. Tetapi akibat pembangunan daerah yang belum merata, jadi lalu lintas penumpang untuk wilayah bagian timur masih menyumbang lebih dari setengah total volume lalu lintas penumpang tahunan Tiongkok, ketimbang wilayah bagian barat. Bahkan untuk 3 kota besar itu, Beijing, Shanghai, dan Guangzhou menyumbang seperempat volume lalu lintas penumpang Tiongkok.

“Buletin Data Nasional tentang Jumlah Angkutan Penumpang Pesawat di Bandara Tahun 2022” menunjukkan jumlah bandara Tiongkok tidak termasuk Hongkong, Makau dan Taiwan berjumlah 254. Di antaranya, terdapat 18 bandara dengan jumlah lalu lintas penumpang tahunan yang mencapai lebih dari 10 juta orang, 30 bandara dengan jumlah lalu lintas penumpang tahunan 2 juta hingga 10 juta orang, dan 206 bandara dengan jumlah lalu lintas penumpang tahunan kurang dari 2 juta orang.

Meskipun jumlah bandara besar paling sedikit, terhitung 7% dari total bandara di Tiongkok, tetapi lalu lintas penumpangnya yang terbesar, mencakup 52,8% total nasional. Sedangkan tingkat bandara menengah yang jumlahnya sekitar 12% dari total bandara di Tiongkok, memiliki lalu lintas penumpang mencapai 33,3%, dan lebih dari 200 bandara yang tergolong lebih kecil (sekitar 80% dari total bandara di Tiongkok), memiliki jumlah lalu lintas penumpang sebesar 13,8%.

Mengapa masih banyak penduduk kota kecil dan menengah yang jarang bepergian dengan naik pesawat terbang, atau bahkan belum pernah naik pesawat terbang ?

“Umetrip” percaya bahwa, pertama, perencanaan bandara umumnya memiliki tingkat kemajuan tertentu, dan kelompok berpenghasilan menengah dan rendah di kota-kota kecil dan menengah tidak dapat segera menciptakan kebutuhan perjalanan penerbangan sipil yang sesuai untuk bandara-bandara ini. Kedua, dipengaruhi oleh permintaan pasar yang lesu, bandara kecil dan menengah seringkali memiliki rute penerbangan yang terbatas, dan terkadang harga tiket pesawat pun lebih tinggi daripada bandara besar terdekat, yang pilihan jam berangkatnya lebih leluasa, sedangkan di beberapa bandara kecil bahkan hanya memiliki satu penerbangan dalam sehari.

Bepergian dengan menumpang pesawat terbang masih menjadi daya tarik bagi rakyat Tiongkok. Menurut penuturan Jin Junhao, Wakil Direktur Biro Penerbangan Sipil di Departemen Perhubungan Tiongkok, bahwa pada tahun 2019, industri penerbangan sipil Tiongkok telah menyelesaikan total angkutan 660 juta penumpang, yang menduduki peringkat kedua dunia selama beberapa tahun berturut-turut, tetapi jumlah penerbangan per kapitanya hanya mencapai 0,47 kali, lebih rendah dari rata-rata dunia yang 0,87 kali. Bahkan jauh tertinggal dari Amerika Serikat yang 2,48 kali penerbangan.

Artikel “Caijing” menyebutkan, bahwa ada hubungan yang cukup kentara antara jumlah penerbangan per kapita dan PDB per kapita. PDB per kapita Tiongkok tahun 2020 menduduki peringkat ke-63 dunia, yang pada dasarnya sama dengan peringkat ke-58 dalam jumlah penerbangan per kapita.

Mengenai artikel tersebut di atas, ada netizen yang mengatakan : “Saya belum pernah naik pesawat karena jarak antara bandara di kampung halaman saya terlalu jauh dari kota. Tarif taksi ke bandara saja besarnya hampir setara dengan tiket kereta peluru dari Xiamen ke kampung halaman saya”.

Ada netizen lain yang mengatakan : “Sebelumnya saya naik, tetapi sejak 2 tahun lalu epidemi merajalela, lalu insiden jatuhnya pesawat penumpang China Eastern Airlines tahun lalu yang tidak ada tindakan lebih lanjut, jadi saya berhenti naik pesawat terbang. Terlalu banyak insiden keselamatan dalam perjalanan yang terjadi di Tiongkok sekarang. (sin)