Chengdu Universiade Diramaikan Beredarnya Seruan Revolusi Kertas Putih 2.0 :  Pendahulu Runtuhnya PKT

Zhao Fenghua, Zhang Danxia dan Liu Fang – NTD

Menjelang pembukaan Pertandingan Universitas se-Dunia di Chengdu, Provinsi Sichuan, Tiongkok, pemerintah meningkatkan langkah-langkah kontrol sosialnya dan jalananan dipenuhi dengan petugas polisi. Beberapa analis mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT)  bersikap defensif terutama karena mereka takut akan runtuhnya rezim. Lomba sedunia ini digelar mulai 28 Juli hingga 8 Agustus 2023

Pembukaan pertandingan Universitas se-Dunia akan diadakan di Chengdu, Sichuan pada 28 Juli. Baru-baru ini, “Pos Panggilan Aktivitas Revolusioner Kertas Putih Chengdu Universiade” telah beredar di internet daratan Tiongkok. Isinya menyerukan kepada publik untuk “memprotes flash mob” dengan kertas putih untuk melawan tirani Partai Komunis Tiongkok (PKT). 

Wang Yi, Direktur Kantor Urusan Luar Negeri Partai Komunis Tiongkok saat menghadiri KTT “BRICS” pada 24 Juli mengatakan bahwa dia menentang penggunaan Internet untuk mempromosikan “revolusi warna”. Menjelang Chengdu Universiade, jalan-jalan di Chengdu memiliki pos setiap tiga langkah dan satu pos setiap lima langkah dan suasananya cukup menegangkan.

Pada 11 Juli, Wang Anna, pendiri “Light Media”, me-retweet ” Pos Panggilan Kegiatan Revolusi Kertas putih Chengdu Universiade “. Protes flash mob diadakan pada 28 Juli selama Chengdu Universiade.

Sebelumnya, pada 16 Juli atau 12 hari sebelum upacara pembukaan, Gubernur Provinsi Sichuan Huang Qiang mengatakan pada rapat mobilisasi terakhir bahwa provinsi tersebut telah memasuki tahap siaga tertinggi. Penduduk setempat melaporkan kepada The Epoch Times bahwa penerapan kontrol radio lokal, kontrol lalu lintas, penangguhan pekerjaan dan produksi, pemadaman listrik, dan pembatasan komunitas telah menimbulkan ketidaknyamanan yang besar dalam kehidupan.

Sheng Xue, wakil ketua Front Persatuan untuk Demokrat Tiongkok berkata : “Rezim totaliter seperti PKT tidak dapat memiliki akal sehat. Sekarang, selama Olimpiade, mereka penuh dengan ketakutan. Mereka takut akan terjadi sesuatu yang akan mempengaruhi rezim secara keseluruhan. Selain itu, karena sistem kekuasaan PKT adalah semacam otorisasi pribadi dari atas ke bawah, maka para pejabat lokal khawatir tentang bagaimana memastikan bahwa tidak ada yang salah dan mereka tidak kehilangan mahkota mereka sendiri.”

Menurut komentator urusan saat ini, Rui Luowen, hubungan antara otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan rakyat Tiongkok menjadi semakin tegang dan konflik sosial hampir meletus.

Komentator Yu Luowen, mengatakan: “Rakyat Tiongkok secara bertahap mulai memahami bahwa pemerintah dan rakyat sebenarnya berada di sisi yang berlawanan. Pasalnya, situasi ekonomi di Tiongkok tidak baik-baik saja, kini telah menjadi pertarungan “Anda mati, saya hidup”, karena jika Anda makan, saya tidak makan, dan ketika kontrol stabilitas tidak cukup untuk mengendalikan mereka, maka mereka pasti akan meledak.

Komentator urusan terkini Yu Luowen menganalisis bahwa PKT berada di ambang kehancuran karena rakyat Tiongkok semakin sadar akan hak-hak mereka.

Luo Wen: “Partai Komunis Tiongkok berada dalam kondisi ketidakpastian yang besar, namun hal ini tergantung pada tingkat kesadaran rakyat. Jika rakyat menjadi lebih sadar, jika orang-orang yang menjaga stabilitas merasa bahwa PKT tidak dapat diandalkan lagi, dan jika mereka menyerah, maka semuanya akan runtuh dengan segera. Itulah mengapa kita berada pada tahapan sulit pada saat ini.”

Sheng Xue percaya bahwa anak muda Tiongkok adalah kekuatan utama di balik perubahan politik Tiongkok.

Sheng Xue berkata : “Politik di Tiongkok saat ini sangat gelap, dan penindasan terhadap seluruh masyarakat telah mencapai tingkat yang sangat ekstrim. Namun, kerinduan manusia akan kebebasan, martabat, dan demokrasi tidak akan pernah mati. Kaum muda, khususnya, pasti akan menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk melawan dan membiarkan dunia melihat dan mendengar suara perlawanan mereka.” (Hui)