Zhongnanhai Mengusung 24 Kebijakan untuk Menyelamatkan Investasi Asing Justru Mempercepat Penarikan Modal Asing

Akibat penarikan modal asing yang terus berlanjut, pemerintah Tiongkok  pada 13 Agustus meluncurkan 24 kebijakan untuk mengoptimalkan investasi asing dengan harapan menyelamatkan modal asing. Namun, efek dingin (Chilling effect) yang terbentuk setelah diberlakukannya undang-undang spionase PKT masih berdampak terhadap para investor asing, mereka merasakan lingkungan tidak lagi nyaman, sudah terlanjur kehilangan minat untuk menanamkan modalnya di Tiongkok

Aboluowang.com

Dewan Negara Tiongkok pada 13 Agustus, merilis 24 kebijakan dan tindakan untuk mengoptimalkan investasi asing, termasuk langkah-langkah seperti mendukung lingkungan bagi investasi asing dan meningkatkan upaya untuk menarik investasi asing, mendukung investor asing mendirikan pusat R&D dan melaksanakan proyek penelitian ilmiah besar di Tiongkok. Menjamin perlakuan nasional terhadap perusahaan investasi modal asing dan memperkuat perlindungan terhadap mereka. Mempromosikan program-program seperti mempercepat proses perizinan, mempercepat realisasi penanaman modal, demi mempercepat perusahaan investasi asing berproduksi di Tiongkok. Memberikan kemudahan bagi eksekutif asing, teknisi dan anggota keluarga dari perusahaan yang dibiayai asing untuk keluar-masuk dan tinggal di Tiongkok, meningkatkan kenyamanan bagi penduduk asing yang memperoleh izin tinggal permanen dalam pelayanan di transportasi umum, keuangan, asuransi kesehatan, pembayaran online, mengurangi frekuensi pemeriksaan terhadap perusahaan asing dengan risiko kredibilitas yang agak rendah, dan sebagainya. 

Namun, keinginan Beijing untuk menyelamatkan investasi asing dan menyelamatkan ekonomi tampaknya bertentangan dengan beberapa kebijakan yang telah diterapkan pada tahun ini.

Menurut hasil survei yang dirilis oleh Kamar Dagang Uni Eropa di Tiongkok pada Juni tahun ini, disebutkan bahwa keyakinan perusahaan Eropa terhadap lingkungan bisnis di Tiongkok telah turun secara signifikan. Tiga perempat perusahaan Eropa telah mempertimbangkan kembali strategi rantai pasokan mereka, dan 12% di antaranya memilih untuk menarik sebagian bisnis mereka dari Tiongkok akibat tindakan dari kantor regulasi dan pengawasan PKT serta faktor politisasi rezim Beijing.

Setelah Undang-Undang Hubungan Luar Negeri Tiongkok dan Undang-Undang Anti-Spionase yang direvisi mulai diberlakukan pada 1 Juli 2023, otoritas AS menyarankan kepada warga AS agar mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke Tiongkok untuk menghindari risiko penegakan hukum yang sewenang-wenang seperti melarangan keluar dari perbatasan, dan penahanan yang ilegal dari otoritas Tiongkok.

Satu per satu perusahaan asing menarik diri dan memindahkan kantor regional Asia mereka dari Tiongkok sebagai akibat dari perluasan definisi anti-spionase PKT dan tantangan lainnya, yang membuat perusahaan asing kehilangan minat menanamkan modalnya. Demikian Associated Press melaporkan.

Terutama advokasi resmi PKT yang mendorong seluruh rakyat Tiongkok untuk melaporkan dan menangkap mata-mata asing lebih-lebih telah mematahkan semangat para investor asing. Sebulan setelah “Undang-Undang Anti-spionase” mulai berlaku, pada 1 Agustus, Kementerian Keamanan Negara Tiongkok melalui sosial media mengeluarkan perintah untuk memobilisasi publik, meminta semua warga negara Tiongkok untuk melaporkan agen mata-mata yang ditemukan, dan berjanji akan memberikan hadiah atas jasa tersebut.

Reuters melaporkan bahwa akibat istilah spionase yang didefinisikan oleh PKT cukup luas dan tidak jelas, sehingga menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat. Bisa saja perusahaan asing dituduh melakukan kesalahan lalu dihukum padahal melakukan kegiatan bisnis normal di Tiongkok.

Baru-baru ini, Wall Street Journal mengutip penuturan Kelly, seorang konsultan bisnis yang berbasis di Boston dan telah berkali-kali mengunjungi Tiongkok, tetapi sekarang tidak lagi mau pergi ke Tiongkok, ia mengatakan : “Sekarang PKT menggambarkan dirinya sebagai negara yang sangat anti-Barat, terutama anti-Amerika Serikat. Hal itu telah membuat saya merasa sangat tidak nyaman.”

Harris, seorang mitra di firma hukum Harris Bricken, yang menyediakan layanan konsultasi untuk berinvestasi di Tiongkok, juga mengatakan kepada Wall Street Journal, bahwa insiden otoritas PKT melakukan investigasi terhadap perusahaan uji tuntas Barat dan perusahaan asing lainnya yang terjadi baru-baru ini, termasuk penggerebekan terhadap perusahaan konsultan global seperti “Bain & Co.” dan perusahaan lainnya di Tiongkok, telah menimbulkan dampak yang mengerikan.

“Jadi, “Orang tidak akan pergi ke Tiongkok kecuali ada hal yang sangat terpaksa,” ujarnya. (sin)