Varian Baru COVID-19, EG.5 Terbanyak Menyebar di Tiongkok 

 oleh Li Yan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau varian baru COVID-19 yang disebut EG.5 (juga dikenal sebagai Eris). Proporsi strain virus ini dari jumlah kasus COVID-19 di Tiongkok dan Amerika Serikat belakangan ini terus meningkat

WHO telah memasukkan EG.5 ke dalam golongan VOI (Variant of Interest). EG.5 adalah subvarian dari garis keturunan Omicron yang pertama kali muncul pada November 2021.

Namun, WHO mengatakan bahwa saat ini tampaknya varian baru ini tidak menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi kesehatan masyarakat jika dibandingkan dengan varian lainnya, dan “belum ada bukti bahwa peningkatan keparahan penyakit pasien terkait langsung dengan EG.5”.

Berdasarkan bukti yang ada pada saat ini, kata WHO bahwa risiko kesehatan yang dihadapi masyarakat dunia dari virus ini masih relatif rendah, dan hampir konsisten dengan varian lain yang menyebar saat ini.

Pada Mei tahun ini, WHO mengatakan bahwa COVID-19 sekarang telah menjadi “masalah kesehatan yang mapan dan berkelanjutan, yang tidak lagi tergolong darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional”.

Gejala dan Penularan EG.5

Sebagaimana dilaporkan, bahwa gejala yang diakibatkan oleh terinfeksinya EG.5 atau Eris hampir sama dengan varian sebelumnya, yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, pilek, dan gangguan terhadap indera rasa dan penciuman.

Dalam laporan penilaian terhadap risiko yang diterbitkan WHO pada Rabu lalu (9 Agustus), disebutkan : “Meskipun EG.5 telah menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi, dominasi pertumbuhan, dan sifat penghindaran kekebalan, tetapi hingga saat ini belum ada laporan tentang perubahan tingkat keparahan patogenisitasnya”.

Namun, WHO tetap mengingatkan bahwa EG.5 dapat menyebabkan lonjakan kasus infeksi dan menjadi strain mutan yang dominan di beberapa negara bahkan secara global.

Berdasarkan pengurutan informasi yang diperoleh Global Initiative for Sharing All Influenza Data (GISAID) pada 7 Agustus, Tiongkok memiliki pasien paling banyak di dunia yang terinfeksi varian EG.5, lalu diikuti oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Kanada.

Varian tersebut juga telah terdeteksi ada di Australia, Singapura, Inggris, Prancis, Portugal, dan Spanyol.

“Lebih Terlindungi”

EG.5 sekarang menjadi strain yang dominan di Amerika Serikat, dalam pekan yang berakhir 5 Agustus, EG.5 telah tercatat menyita 17,3% dari total kasus COVID-19 di AS dalam 1 pekan. Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Data CDC-AS menunjukkan, bahwa saat ini, rawat inap terkait COVID-19 telah naik lebih dari 40% dari level terendah pada bulan Juni tahun ini, tetapi masih 90% lebih di bawah level puncak yang ditetapkan pada bulan Januari 2022 ketika wabah Omicron melanda.

Ketika strain mutan ini muncul, Pfizer, Moderna dan Novavax semuanya telah mengembangkan vaksin versi baru untuk mencoba mengatasi gangguan dari sejumlah subseri Omicron seperti XBB.1.5.

Novavax mengatakan bahwa vaksinnya dapat menginduksi respons imun fungsional terhadap subvarian XBB, termasuk XBB.1.5, XBB.1.16 dan XBB.2.3.

Reuters melaporkan, EG.5 mirip dengan XBB.1.5, tetapi subvarian yang lebih baru ini memiliki satu mutasi pada protein lonjakan (bagian dari virus yang menjadi target vaksin).

CNBC melaporkan bahwa Justin Lessler, seorang profesor di Departemen Epidemiologi di UNC Gillings School of Global Public Health, mengatakan melalui email bahwa vaksin formulasi baru yang diharapkan tersedia pada musim gugur tahun ini akan memberikan daya “perlindungan yang lebih baik terhadap EG.5″ daripada vaksin sebelumnya”.

Direktur CDC Mandy Cohen mengatakan, vaksin baru untuk AS bakal sudah tersedia mulai akhir bulan September tahun ini, karena tanggung jawab distribusi vaksin sekarang beralih ke pihak swasta. (sin)