Dari Empat Cairan Biologis Termahal di Dunia, Dua Berasal dari Tubuh Manusia dan Sulit Dibeli Bahkan oleh Orang Kaya Sekalipun

EtIndonesia. Berbicara tentang barang termahal di dunia, banyak orang mungkin langsung berpikir pada berbagai logam mulia dalam seperti emas, platina, plutonium, dll. Faktanya, selain logam ini, beberapa cairan yang diekstraksi dari hewan juga harganya sangat mahal.

Nah, hari ini kita akan melihat 5 cairan biologis termahal di dunia, dua di antaranya berasal dari tubuh manusia dan sulit dibeli bahkan oleh orang kaya sekalipun.

Satu, racun. Faktanya, bisa biologis merupakan cairan yang sangat mahal, terutama bisa ular dan kalajengking, dan nilainya sulit diukur dengan uang.

Alasan mengapa bisa ini sangat mahal terutama karena sangat sulit untuk mengekstrak bisanya, sehingga ahli biologi harus mempertaruhkan nyawa untuk mengekstraknya, dan mereka dapat digigit jika tidak hati-hati.

Selain itu, ahli biologi mengekstrak racun terutama untuk mempelajari serumnya, dan kemudian menggunakan serum tersebut untuk menyelamatkan mereka yang digigit hewan beracun. Diketahui, harga bisa ular king kobra adalah hampir Rp 600 juta per liter, dan harga bisa kalajengking mencapai Rp 12 miliar per liter.

Kedua, ada darah kepiting tapal kuda yang kurang dikenal. Faktanya, darah kepiting tapal kuda berasal dari makhluk bernama kepiting tapal kuda, yang darahnya berwarna biru, dan merupakan satu-satunya hewan di dunia yang berdarah biru.

Diketahui bahwa darahnya memiliki efek antibakteri yang ajaib dan sering digunakan dalam pengobatan. Namun, habitatnya telah rusak parah, jumlahnya menurun tajam, dan harga darahnya melonjak. Diketahui harga darah hairtail adalah sekitar Rp 230 juta per liter.

Dua cairan terakhir yang dibicarakan berasal dari tubuh manusia, yaitu golongan darah panda dan insulin.

Seperti yang kita ketahui bersama, darah panda merupakan golongan darah yang sangat langka, hanya sedikit orang di dunia yang memiliki golongan darah ini, oleh karena itu tidak banyak orang yang mendonorkan darahnya setiap tahunnya, sehingga sebagian besar bank darah rumah sakit tidak memiliki darah panda. Seperti kata pepatah, sesuatu akan lebih berharga jika langka, jika jumlahnya sangat langka, tentu saja harganya akan naik.

Begitu pula dengan insulin, harganya sekitar Rp 36 juta liter, meski sudah dikembangkan insulin buatan, namun bahan bakunya masih berbeda dengan insulin yang diproduksi tubuh manusia. Seiring dengan bertambahnya jumlah pasien, permintaan akan insulin juga semakin meningkat. (yn)

Sumber: coolsaid