Putri Seorang Profesor AS Tewas Diberondong Peluru Militan Hamas Saat Melindungi Putranya

 oleh Li Yan

Putri seorang profesor di Universitas Massachusetts meninggal dunia saat mencoba menyelamatkan putranya dalam rumah yang tiba-tiba dimasuki anggota organisasi militan Hamas dan langsung memberondongkan peluru dari senjatanya.

Pada Sabtu (7 Oktober) pagi, organisasi militan Palestina Hamas melancarkan serangan menyeluruh terhadap Israel, menewaskan lebih dari 700 orang. Ilan Troen, seorang profesor studi Israel di Universitas Brandeis di Massachusetts, mengatakan kepada WBZ-TV bahwa putrinya yang berusia 50 tahun Deborah Matias dan suaminya Shlomi juga termasuk di antara korban tewas.

Dia mengatakan bawah Roten, cucunya yang berusia 16 tahun menyaksikan pembunuhan orang tuanya setelah anggota organisasi militan Hamas menerobos masuk ke rumahnya. Ketika militan Hamas menembaki keluarga tersebut, Deborah menggunakan tubuhnya untuk melindungi Roten dari tembakan yang diarahkan kepadanya dan tewas seketika.

“(Itu) menyelamatkan nyawanya”, kata Profesor Ilan Troen, “Meski ada peluru di perutnya, tapi dia selamat”.

“Ketika Deborah terbunuh kami sedang menelepon” Ilan Troen menceritakan kepada CNN. “Para teroris datang dan mereka membawa bahan peledak dan meledakkan pintu depan rumah mereka, kemudian mereka meledakkan pintu depan ruang aman keluarga mereka”.

Profesor Ilan Troen sedang berada di Israel pada saat serangan itu terjadi. Dia lalu bergegas ke rumah sakit untuk menjenguk cucunya. Namun, kedua orang tua cucunya gagal diselamatkan.

“(Deborah dan Shlomi) menyukai musik, kehidupan, mereka mencintai satu sama lain juga mencintai anak mereka”. 

Ilan Troen mengatakan bahwa dirinya akan berusaha membantu cucunya agar melupakan hari yang meninggalkan tragedi berat itu, dan coba membimbingnya untuk lebih memikirkan “hal-hal positif dan kebahagiaan yang mereka cari dan miliki dalam hidup ketika masih bersama”.

Universitas Brandeis mengeluarkan pernyataan setelah serangan itu, dan menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Profesor Ilan Troen atas kematian putri dan menantunya.

Universitas Brandeis juga menyampaikan kutukan keras terhadap para teroris yang melakukan serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.

“Alumni Brandeis, Ilan dan keluarganya telah lama menjadi anggota komunitas Brandeis, dan hati kami tertuju kepada Ilan, istri dan seluruh keluarganya,” bunyi pernyataan itu. 

“Kami mengutuk keras tindakan terorisme yang kita saksikan hari ini terhadap warga sipil yang tidak bersalah.”

Selain menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, pada Sabtu pagi itu, militan Hamas juga melintasi perbatasan Gaza dan menangkap puluhan warga lainnya yang jumlahnya belum diketahui.

Israel mengatakan bahwa dari 700 lebih orang yang terbunuh dalam serangan Hamas itu, termasuk sedikitnya 9 orang warga AS, dan Deborah merupakan salah satunya.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin : “Saat ini, kami dapat mengonfirmasi bahwa ada 9 orang warga AS yang meninggal dalam serangan Hamas itu. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga para korban dan semua yang terkena dampak. Kami juga berharap agar mereka yang terluka mendapatkan pemulihan yang cepat”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matt Miller mengatakan, bahwa Kemenlu AS sedang berupaya memberikan “bantuan konsuler” kepada keluarga para korban.

Sementara itu, para pejabat Palestina mengatakan bahwa serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 400 orang. Kabarnya ada ribuan warga lainnya terluka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan keadaan perang pada akhir pekan lalu dan menjanjikan “pembalasan yang kuat” terhadap Hamas.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mendapatkan kembali kendali atas seluruh komunitas di sekitar Jalur Gaza, kata juru bicara IDF kepada wartawan pada Senin (9 Oktober) pagi.

Pada hari itu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan “pengepungan total” terhadap Gaza, dan mengatakan bahwa pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan mencegah masuknya makanan dan bahan bakar.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin Hamas menyebutkan bahwa mereka menembakkan 120 roket ke kota Ashdod dan Ashkelon di Israel selatan sebagai tanggapan atas serangan udara Israel. Padahal sebelumnya, kelompok tersebut mengatakan bahwa pihaknya menembakkan roket ke arah Yerusalem dan Tel Aviv yang berada di bagian utara Israel. (sin)