TETO Gelar Resepsi HUT Taiwan Ke 112, Tegaskan Sebagai Mitra Pembangunan Berkelanjutan

ETIndonesia- Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia menggelar resepsi Hari Nasional Republic of Tiongkok (Taiwan) ke-112 di Jakarta, Senin (9/10/2023) malam. Acara ini dihadiri oleh pejabat pemerintah Indonesia, anggota parlemen, para diplomatik, komunitas Tionghoa, pengusaha Taiwan, Cendekiawan, seniman, budayawan dan media, dan sekitar 800 undangan lainnya.

Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO) John Chen pada jamuan perayaan menegaskan bahwa Taiwan sebagai mitra pembangunan berkelanjutan yang mana dipandu the New Southbound Policy, Taiwan juga menjalankan kebijakan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. 

Ia mencontohkan, di bidang pertanian, Taiwan memiliki sejarah kerja sama panjang dengan Indonesia yang dapat di­telusuri kembali ke tahun 1976. Selama 47 tahun terakhir, Taiwan Technical Mission (TTM), bekerja sama dengan pemerintah dan swasta di Indonesia, melaksanakan banyak inisiatif dan proyek berharga di Indonesia, meliputi Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumatra.

John Chen juga menyatakan bangga karena banyak petani Indonesia yang merasakan manfaat besar program kerja sama ini, seperti peningkatan mutu dan hasil panen padi, sayuran, dan tanaman lainnya dengan bantuan TTM.

Dalam hal pengembangan ibu kota baru Nusantara, John Chen juga memimpin delegasi bisnis Taiwan mengunjungi Kalimantan Timur pada Agustus lalu. Selain itu, mendorong para pelaku usaha untuk terus menjajaki peluang kerja sama saling menguntungkan dalam membantu Indonesia membangun ibu kota baru yang berkelanjutan.

Apalagi, kata dia, Indonesia sedang ber­upaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) dalam negeri. Perusahaan Taiwan, Hon Hai Precision, bekerja sama dengan Indika Energy dari Indonesia, diharapkan segera berinvestasi di industri kendaraan listrik di Indonesia. Diharapkan  kerja sama joint venture ini dapat segera terealisasi dan diwujudkan di Indonesia.

Dalam aspek bantuan kemanusiaan, terbaru Taiwan mengadakan rangkaian bantuan kemanusiaan pasca gempa Cianjur pada November 2022, termasuk memberikan bantuan sembako dan rekonstruksi bangunan taman kanak-kanak.

John Chen juga menyebutkan, dalam hal pembangunan ekonomi, Taiwan menempati peringkat ke-5 di antara negara-negara terkaya di dunia, menurut “Allianz Global Wealth Report 2023”. Rata-rata kekayaan bersih setiap orang Taiwan pada akhir 2022 ialah sekitar US$149.500.

Selain itu, Taiwan menempati peringkat ke-6 dari 64 negara yang dievaluasi di Switzerland’s Lausanne Institute of Management (IMD) “World Competitiveness Yearbook 2023”. Peringkat Taiwan terus meningkat selama lima tahun berturut-turut. Meskipun terjadi pandemi dan kemerosotan ekonomi global, perekonomian Taiwan masih tumbuh 2,45% pada 2022, tambahnya.

Dengan memanfaatkan kehebatan teknologi di sejumlah bidang, seperti teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kecerdasan buatan (AI), semi­konduktor, manufaktur pintar, energi terbarukan, pertanian, dan bioteknologi, Taiwan telah menjadi kekuatan pendorong global ekonomi, tegasnya.

John Chen mengatakan, didorong oleh Kebijakan ke Arah Selatan (New Southbound Policy), Taiwan dan Indonesia menjadi mitra pembangunan yang hebat sehingga menghasilkan hubungan antarmasyarakat yang erat dalam berbagai aspek. saat ini, ada sekitar 400 ribu warga negara Indonesia yang bekerja, belajar, dan tinggal di Taiwan. Diantaranya ada sekitar 260.000 pekerja migran Indonesia.

Di sisi lain, ada 20 ribu warga Taiwan yang menjalankan bisnis di Indonesia. Adapun, untuk para pekerja migran Indonesia, Taiwan memberikan gaji, asuransi kesehatan, dan kesejahteraan bagi pekerja migran Indonesia yang terbaik dibandingkan pekerja migran asing lainnya.

Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia menggelar resepsi Hari Nasional Republic of Tiongkok (Taiwan) ke-112 di Jakarta, Senin (9/10/2023) malam (Epoch TImes)

Di bidang pendidikan, menurut John Chen,   saat ini terdapat lebih dari 16.600 pelajar Indonesia yang sedang mengejar gelar tinggi di Taiwan. Indonesia menjadi negara penyumbang pelajar asing terbesar kedua untuk Taiwan. 

Sedangkan, Pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, kata dia,  memberikan pelajaran berharga kepada kita, yakni krisis zaman modern yang tidak ada batasnya. Seperti Tiongkok berupaya menciptakan kenormalan baru di kawasan dengan meningkatkan ketegasannya di Selat Taiwan, Laut Tiongkok Timur, dan Laut Tiongkok Selatan. Faktanya, memang mengancam perdamaian dan stabilitas di dalam dan sekitar kawasan.

Apalagi, kata dia, baru-baru ini, peta yang baru diterbitkan Tiongkok semakin meng­ungkap ambisi ekspansionisnya, serta mengabaikan hukum internasional dan tatanan internasional yang berdasarkan aturan.

Jhon Chen juga menambahkan, Taiwan memproduksi sekitar 70% produk semikonduktor dunia dan 92% di antaranya yang paling canggih. Selain itu, 50% komoditas global melewati Selat Taiwan setiap hari. Konflik militer di sekitar Selat Taiwan­ dapat menyebabkan bencana ekstrem bagi seluruh dunia.

Peningkatan eksalasi, kata dia,  yang diciptakan Tiongkok di kawasan ini telah menjadi sorotan bagi kepentingan strategis Taiwan di Pasifik Barat, serta peran pentingnya dalam pelayaran global dan produksi semikonduktor.

Ia juga menegaskan, Taiwan berada di garis depan demokrasi untuk melawan ekspansionisme otoriter dan merupakan mitra penting dalam membangun rantai pasokan yang demokratis. Ini bukti bahwa menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah kepentingan semua negara.

Pasalnya, perdamaian, rasa saling percaya, nilai-nilai demokrasi bersama, serta penghormatan terhadap kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum adalah fondasi dari pertumbuhan hubungan Taiwan-Indonesia. Untuk menjaga perdamaian regi­onal, Indonesia-Taiwan  sudah lama menghargai dan menjunjung nilai-nilai demokrasi bersama. Oleh karena itu, harus mengambil sikap tegas menghadapi tantangan di depan. Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi, harus berani dan bernyali. 

Perayaan resepsi Hari Nasional Taiwan ini juga dimeriahkan sejumlah outlet Taiwan yang terkenal di Indonesia seperti Din Tai Fung, Chatime, Xing Fu Tang, Snowmonsters, Teh 63 dan kopi “Golden Malabar”. Ada juga patung es besar dari gedung Taipei 101, yang memungkinkan para tamu untuk merasakan  “Taiwan Taste” di Indonesia.

Perayaan tahun ini juga ditayangkan film Hari Nasional ” United in Strength, Taiwan Moves Forward” yang diproduksi oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan. Dari film itu para tamu undangan memungkinkan untuk belajar tentang sains dan teknologi Taiwan, perkembangan ekonomi politik, serta mengenal beragam budaya Taiwan. Resepsi Hari Nasional berakhir meriah dengan kehadiran para tamu undangan. (asr)