Mikroplastik yang Ditemukan di Awan Dataran Tinggi dapat Memengaruhi Kualitas Udara dan Iklim

WU RUICHANG

Di masa lalu, partikel plastik selalu diyakini hanya ada di lautan dan udara di dataran rendah. Namun, sebuah studi baru menemu- kan bahwa partikel plastik juga ada di awan di dataran tinggi. Partikel-partikel ini terkena sinar ultraviolet dalam jumlah besar dan dapat dengan mudah menghasilkan gas beracun yang mencemari lingkungan, memengaruhi pembentukan awan, dan kemungkinan mengubah iklim.

Studi yang dilakukan oleh Universitas Waseda Jepang ini diterbitkan dalam jurnal akademis “Environmental Chemistry Letters” pada Agustus tahun ini, menarik lebih dari 7.000 penayangan dan lebih dari 100 laporan media.

Untuk memastikan apakah partikel plastik (AMP) ada di awan di lapisan batas atmosfer dan troposfer bebas, tim peneliti universitas mendaki ke gunung tinggi seperti Gunung Fuji di ketinggian 3.776 meter, mengumpulkan uap air awan di puncak gunung, serta menggunakan teknologi pencitraan canggih dan spektroskopi. Instrumen analitik mengukur objek dalam sampel dan menemukan bahwa uap air di awan mengandung beberapa jenis partikel plastik yang berbeda.

Penelitian menemukan bahwa rata-rata 6 hingga 13 partikel plastik per liter uap air awan terdiri dari 9 jenis polimer plastik dan 1 jenis karet, termasuk polietilen, polipropilen, polikarbonat, poliuretan, dan resin epoksi. Ukurannya berkisar antara 7,1 hingga 94,6 mikrometer (µm), dengan sebagian besar partikel lebih kecil dari diameter rambut manusia (80 mikron). Komunitas ilmiah saat ini meyakini bahwa selama ukuran partikel plastik kurang dari 5 milimeter (mm), maka dapat disebut “mikroplastik”.

Mikroplastik ini berasal dari berbagai sumber, seperti pembersih wajah, produk perawatan kulit, keausan ban, debu jalan, tempat pembuangan sampah, rumput plastik, dan lain sebagainya, yang semuanya merupakan sumber potensial partikel plastik.

Selama diameter mikroplastik di lautan kurang dari 2,5 mikron, partikel tersebut dapat terbawa ke angkasa melalui arus udara, tetesan gelombang, atau metode aerosolisasi lainnya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa hal ini  mungkin  berarti bahwa mikroplastik telah menjadi komponen penting di awan. Ketika “hujan plastik” turun dari langit, mikroplastik akan dapat mencemari hampir semua sumber makanan.

Mikroplastik telah ditemukan pada ikan laut dalam di Kutub Utara dan di salju Pyrenees di perbatasan antara Prancis dan Spanyol, namun para ilmuwan belum mengetahui bagaimana partikel tersebut menyebar.

Pada Juli 2022, massa udara menghantam Gunung Fuji dari wilayah pesisir Tiongkok. Oleh karena itu, tim Universitas Waseda melakukan pengambilan sampel di air awan Gunung Fuji dua kali setiap minggunya untuk mengamati konsentrasi dan perubahan partikel plastik di uap air awan tersebut. Selama proses tersebut, tidak ditemukan peningkatan jumlah partikel. Oleh karena itu, massa udara diyakini tidak melewati lapisan batas atmosfer dan hanya beraksi di dalam troposfer. Diperkirakan partikel tersebut berasal dari laut atau faktor manusia.

Tim peneliti juga menunjukkan dalam laporannya bahwa paparan sinar ultraviolet dalam jangka panjang mengubah sifat plastik yang awalnya hidrofobik menjadi hidrofilik. Dilihat dari jumlah partikel plastik dalam sampel, mereka mungkin menjadi inti kondensasi awan, es, dan air, sehingga memengaruhi pembentukan awan dan mempengaruhi seluruh sistem iklim.

“Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama mengenai partikel plastik di udara dalam uap air awan,” tulis laporan penelitian tersebut.

Selain itu, beberapa makalah dan ahli baru menyatakan bahwa mikroplastik berukuran sangat kecil dan dapat memengaruhi jantung, paru-paru, darah, plasenta, dan organ lain dari manusia dan hewan, bahkan mempengaruhi kesehatan fisik. Dalam kasus yang serius, hal ini dapat menyebabkan kanker dan masalah lainnya.

Penanggung jawab penelitian ini, Profesor Hiroshi Okochi dari Institut Teknologi Kreatif Universitas Waseda, mengatakan kepada ruang redaksi universitas tersebut pada akhir September, “Jika kita tidak secara aktif mengatasi masalah polusi mikroplastik di udara, krisis ekologi dapat menjadi kenyataan, serta akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius dan tidak dapat diubah di masa depan.”

Dia juga mengatakan, “Radiasi ultraviolet yang kuat menyinari partikel plastik, akan dengan cepat mendegradasi partikel tersebut dan melepaskan gas beracun, yang dapat digunakan untuk menjelaskan penyebab polusi udara saat ini.” (osc)