Tips dari Dokter Agar Tidak Terbangun di Malam Hari untuk Buang Air Kecil

EtIndonesia. Sejumlah orang bisa tidur nyenyak semalam suntuk, namun beberapa orang sering terbangun dari tidurnya di malam hari untuk BAK (buang air kecil), terutama bagi pria yang berusia paruh baya dengan masalah saluran kemih. Dalam hal ini, ada dokter yang memberikan cara guna memperbaiki atau meringankan gangguan tidur ini.

Menurut artikel yang dimuat di media Inggris “Daily Mirror”, kebanyakan penderita nokturia jenis ini adalah pria berusia di atas 50 tahun. Mereka perlu bangun tengah malam untuk buang air kecil, bahkan lebih dari satu kali.

Seiring bertambahnya usia pria, prostat mereka membesar, memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih dan meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil. Inilah salah satu alasan mengapa pria mengalami nokturia.

Menurut National Institutes of Health (NIH), nokturia didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana pasien harus sering bangun untuk buang air kecil di malam hari, mula-mula tertidur, lalu bangun untuk buang air kecil. Jika Anda terbangun karena alasan lain, itu tidak dihitung sebagai nokturia, begitu pula buang air kecil pertama di pagi hari.

Nokturia adalah salah satu gejala saluran kemih yang paling umum terjadi terhadap pria berusia di atas 50 tahun. Nokturia mempengaruhi 50 juta orang di Amerika Serikat, di mana 10 juta di antaranya telah didiagnosis mengalami gangguan tersebut, namun hanya 1,5 juta yang menjalani pengobatan medis.

Nokturia dapat menurunnya kualitas tidur yang dapat menyebabkan kelelahan, perubahan suasana hati, kantuk, kelelahan, penurunan produktivitas, peningkatan risiko kecelakaan seperti jatuh, lesu, konsentrasi buruk, disfungsi kognitif dan sebagainya.

Menurut NIH bahwa lebih dari 40% orang mengalami kesulitan untuk kembali tidur setelah terbangun di malam hari. Hal ini juga terkait dengan kesehatan fisik, obesitas, diabetes, depresi dan penyakit jantung.

Bagaimana memperbaiki nokturia ?

Edward Schaeffer, seorang dokter dari Northwestern University, dalam podcast yang dibawakan oleh dokter lain, Peter Attia, menyebutkan bahwa ada tiga tips yang dapat membantu pasien nokturia memperbaiki kondisinya.

Tip pertama adalah jangan minum bir atau minuman beralkohol apa pun sebelum tidur. Pasalnya, bir mengandung banyak cairan yang akan cepat mengisi penuh kandung kemih. Selain itu, alkohol juga menekan sekresi hormon antidiuretik sehingga membuat orang ingin BAK.

Dr. Peter Attia mengatakan, alasan lain untuk tidak minum alkohol sebelum tidur adalah karena alkohol dapat mengganggu tidur sehingga menurunkan kualitas tidur.

Dr. Edward Schaeffer juga menyarankan masyarakat untuk tidak minum air, apalagi segelas besar sebelum beranjak tidur, karena hal ini akan dengan cepat meningkatkan jumlah cairan dalam darah, yang akan dengan cepat disaring oleh ginjal lalu dikirim ke kandung kemih untuk dibuang. Ini berarti orang bersangkutan harus bangun beberapa jam kemudian untuk BAK.

Saran ketiga : Bagi pria yang memiliki tanda-tanda edema (pembengkakan karena cairan yang terperangkap di jaringan tubuh) pada kakinya, disarankan untuk tidur dengan memakai kaus kaki selutut. Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan lebih mungkin mengalami gejala ini. Hal ini dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada kaki atau tungkai.

Saat pria penderita edema tidur, kelebihan cairan tubuh akibat edema akan mengalir kembali ke dalam darah, setelah disaring melalui ginjal, lalu mengalir ke kandung kemih sehingga menyebabkan mereka terus ingin BAK. Kaus kaki setinggi lutut dapat mengurangi pembengkakan pada kaki sehingga mengurangi kemungkinan BAK saat nyenyak tidur di malam hari. (sin/yn)

Sumber: epochtimes