Kejahatan yang tak Pernah Tidur itu Tengah Berkumpul

Shi Ping

Pakar permasalahan Timur Tengah yang menetap di Israel menyatakan, Israel telah mulai pulih dari kekacauan, “Kehebohan, ketakutan, dan kesedihan pada awal, mulai digantikan oleh amarah”. Pakar mengingatkan masyarakat, dari persenjataan Hamas dan kondisi intelijen terlihat jelas adanya bayang-bayang Iran – dan di balik Iran, “terdapat ‘kejahatan yang tidak pernah tidur’ itu sedang berkumpul”.

Musuh Tidak Berada di Gaza Melainkan di Teheran

Direktur program Timur Tengah dari “Center for Security Policy” (CSP) AS sekaligus mantan pejabat intelijen AL juga mantan penasihat Timur Tengah Wapres AS yakni Dr. David Wurmser yang berdomisili di Tel Aviv telah menjelaskan kondisi Israel lewat suatu rapat daring.

“Negara ini sekarang sedang mempersiapkan perang tahap berikutnya, ini akan menjadi tahap yang sangat berbeda, tahap pertama adalah kekalahan Israel, tidak diragukan lagi.” Dalam forum diskusi yang diadakan oleh “Committee on the Present Danger: China pada 13 Oktober ia mengatakan, rapat itu menitik-beratkan pada peran PKT (Partai Komunis Tiongkok) sebagai “pemicu” dalam konflik Israel-Palestina. “Tetapi tahap berikutnya… Saya menilai pada akhirnya ini akan menjadi kobaran api yang lebih besar, yang akan langsung berdampak pada Yaman dan juga Iran.”

Wurmser berkata, “Saya menilai negara asing tidak sepenuhnya memahami emosional Israel. Negara ini tak akan segan-segan melakukan serangan yang bersifat menghancurkan terhadap musuhnya dengan segala cara, ia tahu musuhnya tidak hanya ada di Gaza, tapi juga berada di Teheran.”

Ia menunjukkan, Hamas telah menggunakan senjata yang sangat canggih, termasuk menggunakan granat berpeluncur roket (RPG, Rocket-Propelled Grenade, red.) yang berhulu ledak bom termobarik, drone, dan rudal, semua senjata ini besar kemungkinan berasal dari Iran yang bekerjasama dengan Korut dan RRT. Ia juga mengungkapkan, Israel telah mengalami serangan internet berskala besar, tapi Hamas tidak memiliki kemampuan serangan semacam ini, jadi serangan ini dipastikan juga berasal dari upaya bersama Iran dan RRT.

“Ada semacam ‘kejahatan yang tak pernah tidur’ yang sedang mengusik, dan tengah melakukan aksi besar-besaran.” Dr. Wurmser mengutip kalimat penulis novel “The Lord of the Rings” yakni J.R.R. Tolkien yang mengatakan, “Saya percaya, (aksi kekerasan Hamas) adalah bagian dari aksi semacam ini, dan merupakan bagian dari gerakan provokasi besar dunia kejahatan terhadap AS dan negara Barat.”

Peneliti senior CSP sekaligus mantan Wakil Menhan AS yakni Stephen Bryen dalam rapat itu menyatakan, PKT memasok semua bahan baku yang dibutuhkan Iran untuk membuat semua rudal, termasuk juga rudal jelajah dan rudal balistik konvensional, serta berbagai bahan baku perang lainnya.

“Tidak ada yang berkomentar akan hal ini, karena kita terlalu membiarkan Iran dan PKT”, kata Bryen.

Wurmser menyatakan, antara Beijing dengan Iran juga telah ditandatangani perjanjian kerjasama intelijen. “Saya menilai situasi yang Anda lihat sekarang dalam perang ini, dalam taraf tertentu merupakan hasil dari kerjasama intelijen ini”. Ia menambahkan, “Saya yakin mereka (PKT) mempunyai banyak cara menyusupi Israel, dan kemungkinan mereka telah berbagi intelijen itu dengan Hamas dan Iran.” Wurmser menegaskan, masyarakat seharusnya melihat konspirasi RRT dengan negara-negara ini sebagai “konsentrasi kejahatan”, dan “konsentrasi” semacam ini sedang “secara mendasar telah berubah menjadi ancaman serius”. Dia menyatakan, dalam dua hingga tiga minggu ke depan dunia akan melihat momen yang “menentukan” dan “dramatis”.

RRT Impor Minyak Bumi Dari Iran Dengan Hindari Sanksi AS 

Setelah Hamas menyerang Israel, PKT menolak mengutuk kejahatan yang dilakukan Hamas, hal ini telah menimbulkan ketidakpuasan pada masyarakat internasional.

Direktur Divisi Tiongkok dari Center for Security Policy (CSP) yakni Dr. Bradley Thayer menyatakan kepada The Epoch Times, PKT memberikan perlindungan kepada Iran dan Hamas dalam hal diplomatik internasional. “PKT tidak bersedia mengutuk Hamas, karena mereka sedang mencari dukungan dari kalangan muslim, dan PKT melihat Israel sebagai sekutu AS”, imbuhnya.

Pakar risiko keamanan politik AS yakni Dr. Anders Corr menyatakan kepada The Epoch Times, walaupun PKT berupaya dalam waktu dekat memanfaatkan Israel untuk memperoleh teknologi, namun ia masih saja menganggap Israel adalah bagian dari sistem aliansi AS. “Iran adalah mitra erat PKT soal keamanan dan perdagangan, ini memberikan perlindungan diplomatik bagi Teheran di forum PBB dan segala forum internasional lainnya.” Ia berkata, “Hamas adalah musuh Israel, berdasarkan logika ‘musuh dari musuh saya adalah teman saya’, jadi Hamas adalah teman PKT.”

Thayer menyatakan, PKT membutuhkan minyak bumi dan gas alam dari Iran, ini adalah salah satu alasan terjalinnya hubungan erat antar kedua negara. Di saat yang sama, Beijing telah menghindari sanksi pihak ketiga dari AS untuk berbisnis dengan Iran.

Dalam konferensi pers pada Rabu (11/10) lalu di Gedung Putih, media massa bertanya soal Iran yang diberi sanksi apakah telah mengekspor minyak bumi dalam jumlah besar kepada WN-Tiongkok. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menjawab, mayoritas pendapatan Iran dari minyak bumi berasal dari pasar gelap untuk menghindari sanksi.

Menurut kalkulasi Reuters berdasarkan data penelusuran perdagangan dan pelayaran kapal, selama 10 bulan pada 2023 ini, RRT telah mengimpor minyak bumi yang diembargo dari Iran, rata-rata mencapai 1 juta barel setiap harinya. Minyak bumi itu disembunyikan di dalam kapal, pelabuhan, dan gudang, kemudian melalui proses peralihan muatan yang rumit, pencampuran dan manipulasi dokumen, untuk menghindar dari sanksi ekspor minyak bumi AS terhadap Iran. Minyak bumi tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan PKT sendiri, juga membuatnya meraih keuntungan dengan membeli dengan harga murah, sehingga bisa menghemat hingga mencapai milyaran dolar AS.

Menurut Corr, sekarang AS seharusnya memperluas sanksi ekonomi, dan menarik tarif dari pelayaran perdagangan, untuk merespon dukungan Iran terhadap aksi kekerasan Hamas; terhadap kapal-kapal Iran yang menolak membayar tarif seharusnya dilakukan penghadangan dan disita minyak bumi yang dijualnya sebagai kompensasinya.

AS dan Barat Seharusnya Memandang PKT Sebagai Ancaman Pertama

Wurmser menyatakan, dilihat dari lingkup yang lebih luas, perang ini tidak hanya perang Israel, juga telah membunyikan lonceng peringatan terhadap dunia Barat yang dipimpin AS.

“Walaupun perang ini meletus di Israel, namun telah membunyikan lonceng peringatan terhadap rasa puas diri Israel… tapi saya percaya Israel bukan satu-satunya, menurut saya seluruh dunia Barat sedang berpuas diri, baik Eropa yang memiliki anggaran pertahanan negara dan kompak bersatu melindungi diri, maupun AS yang membuat orang khawatir.” Ia berkata, “Jika kita tidak mulai menghadapi ancaman Israel dengan serius, kita juga akan menghadapi perang.”

Jadi kemenangan Israel adalah “mutlak” bagi Barat; di saat yang sama juga merupakan kebutuhan bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah, “Karena tidak ada orang yang bersedia mewujudkan perdamaian dengan pecundang Timur Tengah”. Oleh sebab itu, AS dan Barat harus mengenali kekuatan jahat yang ada di balik perang di Timur Tengah.

Orang-orang kerap bertanya, mengapa Hamas melakukan tindakan bunuh diri seperti ini? 

Wurmser mengatakan, jawabannya adalah Hamas mendapat perintah dari Iran, dan Iran mendapat perintah dari PKT, jadi “ini bukan masalah lokal”, dengan kata lain Hamas tidak mungkin bisa menang di wilayahnya, tapi diperintahkan untuk “secara strategis mempermalukan musuh Hamas yaitu Israel, AS, Barat, dan Arab Saudi”.

“Saya menilai inilah sinyal yang dilontarkan PKT terhadap Iran dan para sekutunya: Kalian mungkin akan membayar harga yang sangat mahal, tapi pada akhirnya semua pihak di kubu kita akan menggulingkan kepentingan bersama Barat, dan PKT adalah kekuatan besar di baliknya… jika PKT menang, maka semua akan mendapat keuntungan.”

Bryen berpendapat, hal yang dilakukan PKT di sekitar Taiwan sama seperti kekacauan yang dilakukan Hamas terhadap Israel, “Mereka berlatih untuk peristiwa besar”; ia menilai, pesawat AS seharusnya terbang di udara Selat Taiwan mengusir RRT, “Kita harus bisa melindungi kepentingan kita di seluruh penjuru dunia.” Thayer menyatakan, AS dan Barat harus menganggap PKT sebagai musuh utama.

“Hubungan PKT dengan Iran sangat erat, setelah melalui krisis ini, hubungan kedua pihak itu akan semakin erat.” Ia berkata, “PKT juga mendukung Rusia dalam perang di Ukraina dan juga keamanan Iran, jadi PKT adalah ‘dalang’ yang sebenarnya.”

Thayer mengatakan, PKT telah menimbulkan ancaman di ruang lingkup global terhadap keamanan nasional AS, termasuk juga keamanan aliansi, sistem perdagangan dan keamanan wilayah kedaulatan AS.

“Fokus AS seharusnya adalah PKT, karena PKT adalah titik berat keberadaan ancaman yang dihadapi AS. Oleh sebab itu, prioritas keamanan nasional seharusnya merefleksikan hal ini.” Ia berkata, “Sangat penting untuk mencekal kekuatan Rusia dan Iran, tapi menghentikan ancaman PKT jauh lebih penting.” (sud/whs)