Ribuan Orang Menjarah Gudang dan Pusat Distribusi PBB, Ketertiban Sipil Mulai Runtuh di Gaza

Lin Nan

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan ribuan orang di Gaza menjarah pusat gudang pasokan dengan membobol pos-pos bantuan. Hal demikian  sebuah “tanda yang mengkhawatirkan dari runtuhnya ketertiban sipil.

UNRWA mengatakan bahwa orang-orang ini membobol beberapa gudang dan pusat distribusi di Gaza tengah dan selatan pada  Sabtu (28 Oktober). Mereka menjarah tepung dan kebutuhan pokok lainnya.

Sementara itu, sambungan telepon dan koneksi internet perlahan-lahan mulai pulih di Gaza, lebih dari sehari setelah komunikasi eksternal di wilayah tersebut terputus.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang lebih dari 450 target militer Hamas di Gaza pada  Sabtu lalu setelah Perdana Menteri israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa perang Israel-Hamas telah memasuki tahap kedua.

Target-target yang diserang termasuk markas besar militer Hamas, pos-pos pengamatan dan titik-titik penembakan rudal anti-tank. Demikian diunggah IDF di akun media sosial X.  

Seorang wanita dari kota Khan Younis di Gaza tengah mengatakan kepada BBC bahwa pemboman Israel di Gaza terus berlanjut dan situasi di Gaza sangat kritis. “Situasinya sangat buruk di mana-mana (di Gaza),  tidak ada tempat yang aman. Rumah bisa runtuh kapan saja dan menimpa kepala warga. Kami tidak bisa tidur atau istirahat sama sekali.”

Warga Palestina yang turut serta dalam penjarahan tersebut mengatakan bahwa mereka mengambil keputusan tersebut ketika mereka tak memiliki tepung, air minum dan tidak ada bantuan.

Salah satu pengungsi, Abdulrahman al-Kilani, berkata: “Jika kami tidak membutuhkan bantuan, kami tidak akan melakukan ini. Rumah kami hancur, tapi tidak ada yang peduli dengan kami.”

Abeer Etefa, juru bicara World Food Programme (WPF), mengatakan bahwa mereka memperkirakan beberapa pusat distribusi bantuan di Gaza akan dijarah karena situasi yang sangat memprihatinkan yang dialami oleh masyarakat Gaza saat ini. Mereka juga mengatakan bahwa ada tanda-tanda bahwa ketertiban mulai terganggu di Gaza.

Etfa juga mengatakan bahwa Program Pangan PBB harus menangguhkan distribusi makanan karena mereka tidak dapat menjangkau tim distribusi makanan di Gaza, yang mungkin berkontribusi pada penjarahan pada  Sabtu lalu, karena terputusnya komunikasi eksternal di daerah tersebut.

“Kami akan melanjutkan pekerjaan kami hari ini, karena layanan internet perlahan-lahan mulai pulih.”

Cindy McCain, direktur eksekutif Program Pangan Dunia, juga menulis di akun medsosnya: “Ketika konflik semakin meningkat, saya sangat prihatin dengan keselamatan pekerja kemanusiaan dan warga sipil. Kita berada pada titik kritis, paham kemanusiaan harus menang.”

Israel membuka kembali pipa air kedua dari tiga pipa air yang memasok air ke Jalur Gaza pada  Sabtu lalu, sehingga memungkinkan 28,5 juta liter air per hari masuk ke Jalur Gaza,  demikian Times of Israel melaporkan.

Kolonel Elad Goren, seorang pejabat Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), badan kementerian pertahanan Israel yang bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan Palestina, mengatakan bahwa air akan dikirim ke wilayah Khan Younis di Gaza selatan melalui badan-badan PBB. Kolonel Elad Goren mengatakan bahwa pasokan bantuan kemanusiaan, tidak termasuk bahan bakar, akan diberikan melalui badan-badan PBB ke zona aman kemanusiaan di daerah Khan Younis di Gaza selatan, yang diyakini Israel akan digunakan Hamas untuk memenuhi kebutuhan militernya.

Ia juga mengatakan bahwa jumlah bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk Jalur Gaza akan meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu ke depan.

Dia juga menyiratkan bahwa Hamas mengendalikan sejumlah besar pasokan medis di Jalur Gaza.

IDF mengatakan lagi pada  Minggu bahwa Hamas yang disebut Israel sebagai organisasi teroris menggunakan rumah-rumah dan fasilitas sipil Gaza sebagai tempat persembunyian dan warga Gaza sebagai perisai manusia.

IDF juga merilis sebuah video yang memperlihatkan  Hamas merencanakan serangan dan menghindari serangan udara di terowongan bawah tanah dan mengatakan bahwa pusat komando serta operasi  Hamas tersembunyi di bawah rumah-rumah, sekolah, masjid dan rumah sakit di Gaza.

“Di bawah jalan-jalan Gaza terdapat sebuah kota bawah tanah, sebuah labirin infrastruktur yang rumit untuk Hamas, sebuah jaringan bawah tanah yang memungkinkan Hamas  memaksa jutaan orang di Gaza untuk memberikan perlindungan kepadanya,” demikian narasi dalam video tersebut.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menulis : “Teroris Hamas beroperasi di terowongan di bawah rumah warga sipil karena mereka tahu betul bahwa IDF membedakan antara teroris dan warga sipil.”

Oleh karena itu, Pasukan Pertahanan Israel mendesak warga Gaza  menarik diri dari daerah yang dikuasai Hamas, seraya menekankan bahwa warga Gaza harus mengungsi ke daerah yang lebih aman di mana mereka bisa mendapatkan makanan, air dan obat-obatan.

Pasukan Pertahanan Israel juga menyerang sasaran kelompok teror Hizbullah Lebanon pada Sabtu malam. Pasukan Pertahanan Israel  di media sosial X menulis: “Sebagai tanggapan terhadap tiga roket yang ditembakkan dari Lebanon, Pasukan Pertahanan Israel menyerang sasaran militer Hizbullah di Lebanon.”

Sejak Hamas melancarkan serangan  terhadap Israel pada 7 Oktober dan Israel melancarkan serangan udara balasan di Gaza, lebih dari 8.700 orang tewas dalam pertempuran tersebut, ribuan lainnya terluka dan sekitar 240 orang disandera oleh Hamas. (Hui)