Israel Menemukan 35 Mulut Terowongan Bawah Tanah Hamas di Gaza

oleh Yan Feng dan Zhang Ruiqi

Militer Israel mengkonfirmasi pada Minggu bahwa operasi militer mereka di wilayah Rimal Gaza telah mencapai kemajuan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu bahwa gencatan senjata sementara di Gaza hanya mungkin dilakukan dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas.

Sebuah rekaman video menunjukkan bahwa pada 19 November, operasi dari brigade penerjun payung Israel di daerah Rimal telah membuahkan hasil.

Kolonel R., komandan brigade penerjun payung mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara menemukan 35 mulut terowongan dan menyita sejumlah besar senjata, amunisi dan peluncur roket.

“Daerah Rimal adalah rumah bagi para pejabat senior Hamas yang telah mengambil alih gedung-gedung di wilayah tersebut untuk melakukan dan memberi komando kegiatan teroris”, tambah pernyataan itu.

Sebelumnya, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari mengatakan pada Sabtu (18 November) bahwa pasukan Israel melanjutkan operasi di rumah sakit Shifa di Gaza, di mana tentara menemukan terowongan bawah tanah Hamas.

“Pasukan khusus masih bekerja di mulut lubang terowongan yang kami temukan tadi malam di rumah sakit Shifa dan kami akan mempublikasikan apa yang kami temukan itu”, ujar Daniel Hagari.

Hagari juga mengatakan bahwa pasukan Israel menciptakan rute aman bagi warga sipil untuk bergerak ke selatan dari rumah sakit Shifa dan menyediakan air minum dan makanan ke rumah sakit tersebut. Militer juga terus menggeledah rumah sakit lain, seperti RS Rantisi dan RS Al-Quds.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu bahwa gencatan senjata sementara di Gaza hanya mungkin dilakukan dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas.

Dalam konferensi pers Netanyahu membenarkan bahwa kabinet perang Israel telah menyetujui pengiriman dua truk kontainer berisi bahan bakar per hari ke Gaza. Ini adalah jumlah minimum bahan bakar darurat yang dapat digunakan untuk menjalankan pompa air bersih dan limbah, yang jika tanpa itu dikhawatirkan dapat menimbulkan penyebaran penyakit.

Netanyahu juga mengatakan bahwa Pasukan Pertahanan Israel akan memiliki kebebasan penuh untuk bergerak di Jalur Gaza dalam rangka menanggapi segala ancaman yang timbul. Setelah perang, Israel tidak akan mengizinkan entitas mana pun yang “mendukung terorisme” memimpin Gaza.

Mengenai militan Hamas di luar Gaza, termasuk mereka yang tinggal di Qatar, perdana menteri Israel mengatakan : “Dari sudut pandang kami, tidak ada Hamas yang tersisa.”

Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober tahun ini, di mana kelompok bersenjata Hamas membunuh sekitar 1.200 orang warga Israel yang sebagian besar merupakan warga sipil, dan menculik sekitar 240 orang warga lainnya. Sedangkan ada 52 orang tentara Israel tewas dalam serangan itu. (sin)