Epidemi Merebak di Sekolah-sekolah dan Taman kanak-kanak di Tiongkok, Banyak Tempat Mengumumkan Penutupan Sekolah

Luo Tingting

Baru-baru ini, situasi epidemi di Tiongkok kembali meledak dengan munculnya kluster infeksi di sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak di banyak tempat. Muncul kasus infeksi campuran dengan berbagai virus seperti COVID-19, influenza A, dan pneumonia mikoplasma.  Banyak anak dan siswa yang mengidap penyakit tersebut hingga pihak sekolah di banyak tempat mengumumkan penutupan sekolah.

Mulai Agustus lalu, banyak pelajar dan anak-anak mulai mengalami gejala demam yang mencapai puncaknya pada  November ini. Banyak gambar dan video yang bocor di media sosial Tiongkok menunjukkan bahwa di banyak sekolah, banyak siswa yang mengalami demam dan mengambil cuti untuk berobat. Hanya ada beberapa siswa yang tersisa di kelas. Bahkan, beberapa guru juga tertular demam dan tidak bisa mengajar.

Sejauh ini, Partai Komunis Tiongkok belum secara resmi mengeluarkan perintah pencegahan epidemi yang mengharuskan sekolah dan lembaga pendidikan di seluruh negeri untuk menutup kelas. Namun demikian, dikarenakan terlalu banyak siswa yang sakit, kelas sekolah di berbagai tempat telah mengeluarkan pemberitahuan penangguhan kelas sendiri,dan dimulainya kembali kelas secara normal tergantung perkembanganya.

Biro Pendidikan Kota Panjin, Provinsi Liaoning mengeluarkan pemberitahuan pada  22 November yang menyatakan bahwa karena terlalu banyak siswa di rumah yang sakit, sekolah dapat melaksanakan belajar secara online sesuai situasi dan kondisi.

(網絡截圖)

Para orangtua di Tiongkok mendukung penangguhan kelas. Ada yang berkata :  “Kami benar-benar harus pulang saat liburan. Yang positif jauh lebih buruk dibandingkan tahun lalu.” 

Lainnya juga menyebutkan : “Anak saya demam lebih dari 39 derajat. Mengapa dia harus pergi ke sekolah untuk mendapatkan perawatan medis?” terinfeksi lagi setelah dia pulih? Gelombang virus ini sangat serius.”

Orang tua dari seorang anak di Shaanxi memposting video yang mengatakan bahwa anaknya didiagnosis menderita pneumonia mikoplasma setelah demam selama tiga hari.Tidak ada tempat tidur di rumah sakit dan dia hanya bisa diberikan infus di bagian rawat jalan, tetapi dia tidak mendapatkan perawatan lebih baik. Ia benar-benar tidak berani ke sekolah, jadi ia akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan anak-anaknya dari sekolah. “Penting untuk menyelamatkan hidup !”

Seorang guru sekolah merekam video dan berkata: “Ada 43 anak di kelas, 25 anak demam, dan 18 anak tertinggal di kelas. Kelas akan ditangguhkan selama seminggu mulai besok.”

Epidemi merebak di sebuah taman kanak-kanak di Tiongkok, separuh dari anak-anak mengalami demam tinggi dan taman kanak-kanak tersebut memutuskan untuk menutup kelas.

Fenomena abnormal demam dan pneumonia skala besar yang terjadi pada anak-anak di Tiongkok telah menarik perhatian masyarakat internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan pada 22 November, secara resmi meminta Partai Komunis Tiongkok untuk memberikan informasi rinci mengenai peningkatan penyakit pernapasan dan cluster pneumonia pada anak-anak.

Program Pengawasan Penyakit Berkembang dari Masyarakat Internasional untuk Penyakit Menular (ProMED) juga mengutip laporan media pada 22 November, menyebutkan, “telah terjadi wabah penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis secara luas di beberapa daerah di Tiongkok. Tidak jelas kapan wabah ini dimulai, dan tidak lazim  begitu banyak anak yang terkena dampaknya dengan begitu cepat.” (Hui)