Israel Kembali Bertempur Setelah Gencatan Senjata Sementara Berakhir, Blinken Menyerukan Pembentukan Zona Aman bagi Warga Sipil

NTD

Gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina, Hamas, telah berakhir pada 30 November lalu. Hamas sebelumnya telah membebaskan para sandera, yang semuanya adalah perempuan dan anak-anak, dan tidak banyak lagi sandera yang tersisa, sehingga semakin menyulitkan kedua  pihak untuk merundingkan perpanjangan gencatan senjata. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Israel untuk menetapkan zona aman bagi warga sipil Palestina sebelum melanjutkan “operasi militer secara besar-besaran.”

Perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada  24 November.  Awalnya hanya berlaku selama empat hari, kemudian diperpanjang selama beberapa hari melalui mediasi Qatar dan Mesir. Gencatan senjata ini berakhir pada 30 November pukul 7 pagi waktu setempat. 

Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa gencatan senjata selama seminggu, Hamas dan militan Jalur Gaza lainnya membebaskan ratusan sandera, sebagian besar warga Israel, sementara Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.

Sandera yang dibebaskan oleh Hamas semuanya perempuan dan anak-anak, namun tidak banyak sandera yang masih ditahan di Gaza, sehingga mempersulit Israel dan Hamas untuk menegosiasikan perpanjangan perjanjian gencatan senjata.

Secara umum diperkirakan bahwa Hamas, yang telah memerintah Gaza selama 16 tahun, akan menuntut agar Israel membayar harga yang lebih tinggi sebagai imbalan atas sandera, terutama tentara Israel yang ditangkap. Saat ini ada sekitar 140 sandera di Gaza.

Blinken: Siapkan zona aman bagi warga sipil sebelum melanjutkan operasi militer

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Israel pada 30 November untuk menetapkan zona aman bagi warga sipil Palestina sebelum melanjutkan “operasi militer besar-besaran” di Gaza yang dikuasai Hamas. Dia juga menyerukan agar gencatan senjata diperluas dengan mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta aliran bantuan ke koridor Gaza yang terkepung.

Ini adalah kunjungan ketiga Blinken ke wilayah tersebut sejak Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober. “Jelas kami ingin melihat kemajuan ini terus berlanjut,” kata Blinken kepada wartawan di Tel Aviv.

“Kami menginginkan (gencatan senjata) hari kedelapan dan lebih banyak (waktu),” tambahnya. 

Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa Israel “harus mengembangkan rencana perlindungan sipil kemanusiaan untuk meminimalkan korban di antara warga Palestina yang tidak bersalah.”

Hal ini harus dilakukan “dengan secara jelas dan tepat menentukan wilayah dan lokasi di bagian selatan dan tengah Gaza di mana mereka bisa aman dan jauh dari garis tembak,” katanya.

Dia mengatakan langkah ini berarti menghindari “pengungsian besar-besaran warga sipil di Gaza” dan “bahaya terhadap nyawa atau infrastruktur penting seperti rumah sakit, pembangkit listrik dan fasilitas pemeliharaan air.”

“Ini juga berarti bahwa ketika kondisi memungkinkan, warga sipil yang mengungsi di Gaza selatan dapat memilih untuk kembali ke utara.” Ia mengatakan bahwa tidak boleh ada “pengungsi internal yang berkepanjangan.” (Hui)