Seberapa Cepat dan Seberapa Jauh Peluru Mampu Terbang?

Chen Junchun

Dalam perang modern, senjata api adalah salah satu senjata yang mutlak harus ada, dan senjata api harus mempunyai peluru agar menghasilkan daya bunuh. Sebutir peluru apabila dilemparkan ke tubuh orang lain, ia tidak akan menyebabkan kematian, tetapi jika peluru itu ditembakkan dengan senjata api (senpi, red.) maka akan mematikan, ini dikarenakan kecepatan terbang peluru yang sangat pesat, sehingga energi kinetik yang dihasilkan sangat besar. Lalu seberapa cepat sebenarnya kecepatan terbang peluru?

Mengutip laporan pada situs Live Science, jawaban ini ditentukan oleh rancangan sebutir peluru, senjata api yang digunakan, dan kondisi setelah peluru keluar dari laras senjata. Banyak faktor yang dapat memengaruhi kecepatan terbang peluru. Semua faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yakni balistika dalam (internal ballistics) dan balistika luar (external ballistics). Balistika dalam meliputi jenis-jenis propelan, berat proyektil, bentuk dan panjang laras senjata dan lain-lain. Sedangkan balistika luar meliputi hambatan angin, gravitasi, dan lintasan proyektil dan lain sebagainya.

Balistika dalam dan balistikan luar jika digabungkan maka dikenal sebagai balistika akhir (terminal ballistics), yang menjelaskan kondisi proyektil saat mengenai sasarannya. Pendiri perusahaan keamanan dan investigasi “Forensic Science Consultants”, Michael Haag menjelaskan di situs Live Science, proyektil (bullet) sebenarnya hanya satu bagian kecil dari keseluruhan selongsong peluru (cartridge).

Amunisi di dalam selongsong peluru mengandung primer. Ketika firing pin pada senpi menumbuk primer, mesiu di dalam selongsong akan menyala, lalu menimbulkan gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi, yang akan mendorong proyektil keluar dari laras senjata dan bergerak ke depan. Semakin panjang laras senjata, kecepatan terbang proyektil akan semakin besar, jarak terbangnya juga akan semakin jauh.

Mayoritas proyektil terbuat dari logam berat seperti timah, bagian luarnya dibalut dengan tembaga, karena massanya lebih besar, hal ini dapat membuat proyektil yang memiliki momentum lebih besar. Haag memberi contoh, melempar bola pingpong dan bola golf dengan kecepatan yang sama, karena massa bola golf lebih besar, maka dapat membuatnya terbang lebih jauh.

Stephanie Walcott, seorang pakar forensik dari Virginia Commonwealth University berkata, “Laras senjata merupakan faktor pembatas terbesar terhadap kecepatan proyektil.” Karena laras senjata menentukan kecepatan terbang proyektil, oleh sebab itu senapan dapat menghasilkan kecepatan terbang proyektil yang paling besar. Senapan digunakan untuk menembak jarak jauh, jarak jangkau proyektil nya mencapai 3,2 km jauhnya. Untuk mencapai jarak sejauh itu, proyektil senapan dirancang sesuai dengan prinsip aerodinamika, dan lebih panjang daripada proyektil pistol, juga lebih berat.

Produsen senjata terkadang menambahkan ulir (rifling, red.) berbentuk spiral di bagian dalam laras senjata, yang membuat proyektil berputar, dengan demikian proyektil akan tetap stabil saat melesat horisontal.

Dengan proyektil senapan Remington kaliber .223 sebagai contoh, kecepatannya meninggalkan laras senapan mencapai 4.390 km per jam, kecepatan itu setara dengan melewati 11 lapangan sepakbola dalam tempo 1 detik. Ban- dingkan dengan proyektil kaliber 9 mm Luger yang dapat mencapai kecepatan 2.200 km per jam yang hanya setengahnya saja.

Walcott menyatakan, setelah proyektil meninggalkan laras maka akan mulai terjadi penurunan kecepatan karena faktor eksternal berupa hambatan udara dan gravitasi, serta akan mulai menurun setelah terbang beberapa saat. Ia sangat sensitif terhadap kondisi di sekelilingnya.

Sebelumnya The Epoch Times pernah memberitakan, ketika seorang penembak runduk dari pasukan khusus Kanada bertugas di Irak pada 2017 lalu, telah menembak mati seorang militan ISIS dari jarak 3.540 meter, tembakan ini memecah- kan rekor penembakan runduk terjauh di dunia.

Proyektil senapan penembak runduk dapat terbang dengan jarak lebih jauh, tapi pada saat terbang juga terpengaruh oleh banyak faktor, termasuk gravitasi, kecepatan angin, arah angin, ketinggian, tekanan udara, kelembaban, dan lain sebagainya. Seorang penembak runduk yang mahir, harus bisa memprediksi semua faktor yang memengaruhi proyektil, dan memperhitungkan koreksi agar proyektil mengenai sasaran. (lie)