Perang di Gaza Meluas, AS Beberkan Alasan Abstain dari  Resolusi Dewan Keamanan PBB

Ren Hao – NTD

Pada  22 Desember, tentara Israel melanjutkan pertempuran jalanan di Gaza Utara untuk menghancurkan elemen Hamas yang tersisa. Israel kembali menemukan sejumlah besar peluncur roket dan senjata lainnya yang ditinggalkan oleh Hamas.

Di Gaza Selatan, tentara Israel memperluas garis depan dan menghancurkan terowongan Hamas, serta menghadapi perlawanan dari elemen Hamas, terutama di Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan.

Juru bicara militer Israel Mayor Jenderal Daniel Hagari mengatakan:\ pihaknya telah meningkatkan pasukan di bagian utara kota Khan Younis.”

Hagari mengatakan bahwa tentara Israel mulai berperang lagi setelah gencatan senjata dan telah menewaskan lebih dari 2.000 orang Hamas. Taktik yang ada saat ini secara efektif memaksa para militan yang bersembunyi di terowongan untuk muncul.

Tentara Israel pada hari itu merilis video tentang seekor anjing militer yang membawa kamera, mencari sandera dan kemungkinan pasukan Hamas berada di sebuah terowongan.

Sayangnya, tentara Israel menemukan jenazah sandera Amerika, Gadi Haggai, 73 tahun, dan istrinya Judi Haggai, yang masih dipenjarakan oleh Hamas.

Pada  Jumat 22 desember, seorang sersan tentara Israel berusia 19 tahun, Sersan Amit Hod Ziv terbunuh dan seorang lainnya terluka parah akibat tembakan artileri provokatif dari Hizbullah Lebanon di perbatasan utara Israel. Militer Israel langsung melancarkan serangan balik yang sengit.

Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa lebih dari 20 negara telah bergabung dalam “Operasi Penjaga Kemakmuran” untuk melindungi kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah dari ancaman angkatan bersenjata Houthi. Laporan menegaskan bahwa semua serangan angkatan bersenjata Houthi diarahkan dan diberikan informasi intelijen oleh Iran.

Pada  22 Desember, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bersama Amerika Serikat dan Rusia abstain, dan 13 negara anggota lainnya setuju, mengeluarkan resolusi yang lemah yang menyerukan pemberian bantuan kepada warga sipil Gaza sesegera mungkin tanpa memerlukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Duta Besar AS untuk PBB memuji resolusi baru tersebut sebagai “secercah harapan di lautan penderitaan yang tak terbayangkan” di Gaza, memberikan organisasi kemanusiaan kekuatan untuk mengunjungi sandera dan memberikan bantuan medis, sekaligus mendesak Hamas untuk membebaskan para sandera tanpa syarat. .

Dia menjelaskan mengapa Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara tersebut.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield berkata: “Mari kita perjelas, Hamas tidak tertarik pada perdamaian abadi. Hamas bertekad untuk mengulangi kejadian mengerikan yang terjadi pada 7 Oktober berulang kali.”

Thomas-Greenfield mengecam Dewan Keamanan PBB karena sekali lagi gagal mengecam Hamas, sehingga membuat Amerika Serikat terkejut dan kecewa. (Hui)