Investigasi Awal Kecelakaan Pesawat di Bandara Haneda Tokyo, Kedua Pesawat Ternyata Menerima Instruksi Ini dari Menara Kontrol 

Aboluowang

Tabrakan antara pesawat Japan Airlines dengan pesawat patroli maritim milik Badan Keamanan Jepang di Bandara Haneda Tokyo, Jepang pada 2 Januari menyebabkan 5 orang dalam pesawat patroli maritim Jepang meninggal dunia. 

Menurut penyelidikan awal yang dilakukan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, bahwa sebelum kecelakaan terjadi, personel menara menginstruksikan Japan Airlines untuk “memasuki landasan pacu”, dan pesawat patroli Badan Keamanan juga menerima instruksi dari menara untuk “bergerak menuju landasan pacu”. Penyebab pasti kecelakaan itu masih akan diselidiki lebih lanjut.

Japan Broadcasting Corporation (NHK) melaporkan bahwa JAL dengan nomor penerbangan 516 lepas landas dari Bandara New Chitose pada 2 Januari pukul 16:00, dan semula dijadwalkan mendarat di Bandara Haneda pada pukul 17:40. Namun, secara tak terduga bertabrakan dengan pesawat patroli maritim bertempat duduk 6 orang di Bandara Haneda, sehingga bagian ekor pesawat JAL terbakar kemudian merembet ke seluruh pesawat. Sedangkan pesawat patroli maritim juga seluruhnya terbakar.

Investigasi awal yang dilakukan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang menunjukkan, bahwa sebelum kecelakaan terjadi, menara pengawas mengeluarkan instruksi persiapan mendarat ke JAL berupa “memasuki landasan pacu”. Sementara itu pesawat patroli maritim menerima dari menara instruksi persiapan tinggal landas berupa “bergerak menuju landasan pacu”. 

Selain itu, menurut pernyataan dari maskapai Japan Airlines, bahwa terdengar dari percakapan antara kru bahwa pilot JAL 516 telah mendengar izin mendarat dari menara, setelah membalas menara dengan mengulangi instruksi yang terdengar, pilot melakukan persiapan untuk mendarat”.

Landasan pacu C Bandara Haneda hingga saat ini masih ditutup, dan dua pesawat yang terbakar juga masih berada di tempatnya. Dewan Keselamatan Transportasi Jepang berencana menyelidiki kerusakan pesawat dan kondisi landasan pacu mulai 3 Januari untuk mengklarifikasi penyebab kecelakaan tersebut. (sin)