Gunung Berapi Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur Erupsi, Bandara Frans Seda Maumere Ditutup Sementara

Zhang Ting

Sebagai akibat meningkatnya aktivitas gunung berapi di Nusa Tenggara Timur, lebih dari 2.200 penduduk telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara pada Selasa (2 Januari). 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan Gunung Lewotobi Laki-Laki telah beberapa kali erupsi dalam beberapa pekan terakhir. Kolom abu vulkanik yang meletus pada Senin (1 Januari) mencapai ketinggian 1,5 kilometer (4.800 kaki).

Badan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa letusan gunung berapi Lewotobi lainnya tercatat pada Selasa.

Abu vulkanik juga memaksa penutupan Bandara Frans Seda, yang berjarak lebih dari 80 kilometer, sejak Senin, demikian kantor berita Antara melaporkan.

Pejabat Kabupaten Flores Timur Benediktus Bolibapa Herin mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa abu dari letusan baru-baru ini telah mempengaruhi dua subdivisi di dekatnya, menyebabkan 2.200 orang mengungsi. Banyak warga dievakuasi ke tempat penampungan sementara yang didirikan oleh pemerintah daerah setempat. 

Ia mengatakan, 1.931 orang dievakuasi di Wulanggitang dan 328 orang dievakuasi di  Ile Bura. Jumlah pengungsi tersebut kemungkinan akan bertambah seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang mencari keselamatan.

Sehubungan dengan peningkatan status gunung berapi Lewotobi,  masyarakat akan direlokasi ke daerah yang aman untuk mencegah kejadian yang tidak terduga.

Pihak berwenang pada hari Senin menaikkan status Gunung Lewotobi ke tingkat kewaspadaan tertinggi kedua di Indonesia dan memperluas zona eksklusi di sekitar kawah dari dua kilometer menjadi empat kilometer (13.100 kaki).

Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, kawasan yang sering terjadi aktivitas vulkanik dan seismik. Bulan lalu, 75 pendaki berada di gunung tersebut ketika gunung berapi Marapi di Sumatera Barat meletus dan memuntahkan kolom abu setinggi 3.000 meter. Letusan gunung berapi tersebut menewaskan 23 orang. (Hui)