Warga Negara Tiongkok yang Masuk AS Sebagai Imigran Gelap Mencatatkan Rekor Tertinggi

oleh Yi Jing

Dalam setahun terakhir, jumlah warga negara Tiongkok yang masuk ke wilayah Amerika Serikat sebagai imigran gelap terus meningkat hingga mencapai rekor tertinggi baru. Dalam 11 bulan pertama 2023 saja, Petugas perbatasan Amerika Serikat telah menangkap lebih dari 30.000 orang WN. Tiongkok yang memasuki AS secara ilegal.

Di musim dingin sekarang ini, puluhan orang warga negara Tiongkok sedang menunggu proses Imigrasi AS di kamp darurat di luar San Diego, California, tepat di utara perbatasan dengan Meksiko.

Mereka duduk berdampingan di depan unggun api untuk menjaga kehangatan tubuh dari cuaca yang dingin saat ini, sambil menghitung hari sampai mereka dibawa pergi oleh petugas berwenang untuk menjalani proses suaka. Harapan mereka akan menjadi awal dari kehidupan mereka di dunia baru — Amerika Serikat.

Sejak 2022, jumlah warga negara Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat secara ilegal dari perbatasan barat daya Amerika Serikat mulai meningkat. Pada tahun lalu (2023), jumlahnya telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Sesuai data yang dimiliki pemerintah AS, bahwa dalam 11 bulan pertama  2023, petugas perbatasan AS telah menangkap lebih dari 31.000 orang warga negara Tiongkok yang memasuki Amerika Serikat secara ilegal dari Meksiko. Padahal dalam dekade sebelumnya, jumlah rata-ratanya cuma sekitar 1.500 orang per tahun.

Banyak WN Tiongkok yang masuk Amerika Serikat melalui rute perjalanan ilegal memilih menetap terlebih dahulu di negara-negara Amerika Selatan seperti Ekuador atau Kolombia sebelum memulai perjalanan darat yang penuh dengan kesulitan dan membahayakan.

Perjalanan darat selain menghadapi risiko keselamatan seperti perampok, tetapi juga menghabiskan biaya besar paling sedikit USD. 5.000,- termasuk tiket pesawat untuk terbang dari Asia menuju Ekuador atau Kolombia, biaya akomodasi, transportasi umum, dan ongkos pemandu perjalanan melewati hutan lebat di Amerika Tengah.

Jika mereka berhasil tiba di Amerika Serikat, mereka harus menunggu di dalam kamp informal. Kalaupun diizinkan tinggal, mereka yang bisa mengajukan suaka mungkin harus menunggu beberapa tahun untuk mendapatkan status resminya.

Meskipun terdapat sedemikian banyak kesulitan, namun hal ini tidak menyurutkan semangat WN Tiongkok ini untuk melarikan diri dari Tiongkok yang dipimpin oleh partai komunis.

Setelah Partai Komunis Tiongkok merebut kekuasaan, sudah berulang kali terjadi gelombang eksodus warga sipil dari Tiongkok daratan. Menurut pendapat Victor Cao, Sekretaris Jenderal Komite Warga Luar Negeri Republik Tiongkok, bahwa gelombang eksodus WN Tiongkok ini pada dasarnya adalah gelombang pengungsi korban komunisme. Dilihat dari kekalahan dinasti merah PKT dalam beberapa tahun belakangan ini, gelombang eksodus ini mencerminkan bahwa hari yang tersisa bagi kekuasaan rezim komunis sudah tidak banyak lagi. (sin)