Lebih dari 100 Penjaga Penjara Disandera Ketika Presiden Ekuador Menyatakan Perang Terhadap Kartel Narkoba

NTD

Kekerasan geng narkoba meningkat tajam di seluruh Ekuador.  Presiden Daniel Noboa mengatakan pada Rabu (10 Januari) bahwa negara itu sedang “berperang” dengan kartel narkoba yang menyandera lebih dari 100 penjaga penjara. Sehari sebelumnya, Noboa telah mendaftarkan 22 geng sebagai organisasi teroris, menjadikan mereka sebagai target resmi militer. Setidaknya 10 orang telah terbunuh dalam rentetan serangan baru-baru ini yang dituduhkan kepada gerombolan tersebut.

Central News Agency (CNA) melaporkan bahwa Daniel Noboa, yang mulai menjabat pada November tahun lalu, telah berjanji untuk menindak tegas narkoba dan geng kriminal dengan memperkirakan ada sekitar 20.000 geng kriminal yang aktif di Ekuador, mengingat semakin banyaknya kartel narkoba yang mengangkut kokain ke seluruh negeri dan meningkatnya masalah keamanan di dalam negeri.

Polisi mengatakan pada 9 Januari bahwa delapan orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan di kota pelabuhan Guayaquil dan  dua petugas polisi “dibunuh dengan kejam oleh penjahat bersenjata” di kota tetangga, Nobol.

Noboa mengatakan di Radio Canela pada 10 Januari: “Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi organisasi teroris ini.”

Jalan-jalan di ibukota Ekuador, Quito, dan kota pelabuhan Guayaquil jauh lebih sepi dari biasanya pada 10 Oktober, dengan banyak bisnis yang tutup atau bekerja dari jarak jauh dan sekolah-sekolah yang diliburkan.

Ekuador pernah menjadi surga damai yang diapit oleh eksportir kokain utama Kolombia dan Peru, namun kekerasan meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena geng-geng yang saling bersaing terkait dengan kartel narkoba Meksiko dan Kolombia yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.

Setelah Jose Adolfo Macias, pemimpin kelompok kriminal Los Choneros yang dijuluki “Fito”, melarikan diri dari penjara, Noboa mengumumkan keadaan darurat 60 hari di seluruh negeri pada 8 Januari dan menerapkan jam malam.

Geng-geng tersebut menculik petugas polisi, melakukan pemboman di beberapa kota dan merangsek ke sebuah studio televisi di Guayaquil dengan membawa senjata dan bahan peledak.

Badan pengelola penjara nasional Ekuador SNAI menyatakan bahwa para sandera termasuk 125 penjaga penjara dan 14 staf administrasi dan 11 orang dibebaskan pada 9 Januari.

Panglima Angkatan Bersenjata Jaime Vela mengatakan pada konferensi pers pada  10 Januari malam bahwa sekitar 329 orang telah ditangkap sejak keadaan darurat diberlakukan, kebanyakan dari mereka adalah anggota kelompok geng seperti Los Choneros, Los Lobos dan Los Tiguerones.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan staf penjara yang disandera mengalami kekerasan ekstrem, ada yang ditembak dan ada yang digantung. “Tidak ada sandera yang dibunuh,” kata Vera menjawab pertanyaan Reuters. Kantor berita Reuters tidak dapat segera memverifikasi keaslian video tersebut.

Pemerintah Ekuador mengatakan anggota geng menggunakan kekerasan untuk menggagalkan rencana Presiden Noboa yang memenjarakan para pemimpin geng di penjara baru dengan keamanan tinggi.

Noboa mengatakan kepada Radio Canela bahwa desain dua penjara baru tersebut akan diumumkan pada 11 Januari. (hui)